"SUPRIIII~"
Seruan dari arah depan membuat seisi rumah seketika tahu siapa yang datang.
"Pacar kamu tuh." ucap Mama pada Leo yang sedang menggenjreng gitar di ruang tamu.
"Pacar dari hongkong!"
Mama terkekeh, "masuk neng!" serunya pada Ghea yang sedang melepas sandal di depan pintu.
"Nih aku bawain martabak."
"Loh? Ngerepotin banget sih neng."
"Nggak papa ma, tadi teteh bikin kebanyakan. Gila ya, teteh tuh kalo aku sakit gini pasti makan tuh dimasakin terus. Iya kalo manusiawi, ini enggak, banyak banget kaya dosa nya Leo." Ghea mengomel sembari duduk di antara mama dan Leo.
Mama terkekeh, "ya itu kan biar kamu nggak makan diluar. Oh iya, makasih ya. Bentar mama buatin susu."
"Ehh nggak usah ma. Aku nggak nolak juga sih hehe."
Duak.
"Adoh!" Ghea meringis, mengelus pahanya yang jadi sasaran tendangan kaki.
"Nggak punya malu lo." ucap Leo sinis setelah menendang paha sahabatnya. "Ngapain malu sama mama sendiri, wlee."
Mama hanya bisa terkekeh melihat kelakuan kedua manusia didepannya. Benar-benar lucu.
Ngomong-ngomong setelah pulang dari bercakap dengan Ratya, sebenarnya Ghea tidak mau pulang awal. Tapi karena Ratya masih ada kesibukan lain dan Leo malas untuk keluar. Akhirnya Ghea yang main kerumahnya.
Sebenarnya Rhea juga ingin ikut, tapi karena pekerjaannya harus segera diselesaikan malam ini. Jadi dia harus merelakan hal itu. Padahal jauh dilubuk hatinya, Rhea benar-benar rindu keramik dan suasana rumah tetangganya.
Hangat dan seru katanya.
"Gimana kuliahnya neng?"
"Baikkk banget. Temen-temennya juga seru sih. Gak menyesatkan kaya teman-temannya Leo."
"Semprul. Gitu-gitu juga lo sering maen sama mereka."
"Eh main mah main doang. Nggak ketularan."
"Emang gue ketularan?"
"Iya, ketularan begonya Iyan."
"Iyan kalo denger ini lo udah diceburin di empangnya Juan."
"Ih seru dong bisa mainan sama lele."
Sontak mama dan Leo langsung menggelengkan kepala.
"Ini susunya."
"Makasih ma."
Mama hanya menjawab dengan senyuman lalu duduk di sebelah Ghea setelah mengambil martabak didepannya.
"Teteh suruh kesini kek. Kasian juga lama-lama. Udah ngurusin tuyul, direcokin kerjaan lagi." Ucap Leo setelah menelan martabak.
"Tuyulnya gue gitu maksud lo?"
Leo mengangguk.
"Oh gue tuyul lo babi berarti."
"Anjing."
Sontak Mama memberikan tatapan laser pada anaknya yang membuatnya mengerut sembari berdecak.
Hening menyelimuti mereka. Hanya ada suara tv yang sedang menayangkan sinetron di salah satu saluran tv.
Mama dan Ghea sibuk menghayati sinetron sedang Leo sibuk menghabiskan martabak.
Tidak terasa, hari sudah semakin malam, membuat mama harus segera tidur untuk mempersiapkan diri agar esok tidak ada kendala mengantuk saat bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINERO
Teen Fiction"Bahagia kok karena uang. Bahagia tuh kalo lo sama gue nikah." Cae; 2020