Sudah satu minggu sejak hari dimana ia memotong rambutnya asal, kini Fey sudah membuatnya menjadi lebih rapih. Selama satu minggu itu, Fey kira semuanya sudah berakhir.
Ah, mau ketawa saja rasanya.
Semuanya jadi lebih parah.
Gunjingan dari mulut orang-orang disekitar semakin lancang masuk ke telinganya. Beberapa dari mereka bahkan tidak segan untuk melemparinya telur, atau mengguyurnya dengan air, juga bermain fisik seperti menyenggolnya, menjegal kakinya ketika lewat di antara cewek-cewek lainnya.
Fey sekarang sendiri, semua temannya tidak ada saat dia benar-benar membutuhkan.
Frana? Cuih. Fey tidak kenal.
Namanya sudah hilang dari daftar teman dihidupnya.
Semua ini berawal dari hari pertama ia masuk sekolah setelah sebelumnya ia diserang oleh Ratya Cs di gang belakang sekolah.
Ratya masih dendam soal guyuran air wc yang beberapa hari yang lalu ditumpahkan padanya.
Dan Giska? Kalau dia sih sudah dari jaman purbakala mereka tidak pernah akur.
Cowok Giska dengan lancangnya mengajaknya makan malam.
Malammm sekali.
Sampai akhirnya mereka ketahuan makan malam di club.
"Hhh...." Fey menghembuskan napasnya kasar.
Dia berjalan melewati lorong yang sudah sepi.
Sengaja agar tidak bertemu dengan cewek-cewek arogan yang akan bertindak jika sudah bertemu dengannya di jalan.
"...iya kemarin mamanya minta tolong ke mami buat jadi tukang cuci."
"Seriusan?"
"Iya, bahkan sempet mohon gara-gara mami udah punya mesin cuci, jadi ngapain minta tolong mamanya Fey?"
Fey tersenyum miring. Miris.
"Eh gue inget deh Fran! Minggu lalu, gue sempet denger mamanya Fey kerja jadi pelayan di Cafe nya Giska, terus abangnya jadi kurir gitu."
"Yang bener? Kasian ya, tapi gue nggak bisa nemenin dia terus. Yang ada gue bisa kena dibully juga. Ah! Bayanginnya aja udah serem!"
"Iya Fran, lagian nggak tahu malu banget sih Fey?? Mamanya udah kerja mati-matian, abangnya juga bahkan gue denger-denger dia sempet vakum nge-band biar bisa bantuin mamanya. Tapi alesannya sih mau fokus skripsi."
"Gila, kok bisa Fey hidup nggak tahu malu kaya gitu."
Plak!
"FEY???!!!"
"Bangsat lo."
Ucapnya singkat lalu melenggang pergi.
Meninggalkan Frana dan Randa yang mengumpatinya dari kejauhan.
Baru saja akan berbelok menuju kelasnya, ia sudah dihadang.
Oleh Ratya Cs.
"Gila." ucap Ratya dengan memberinya applause.
Fey sudah memberikan tatapan paling menakutkan.
"Salaman dulu dong. Gue mau kasi apresiasi buat orang paling nggak tahu malu. Udah nggak mikirin keluarganya, nggak punya temen, sekalinya punya di gampar."
Ratya meremehkan.
Yang lain ketawa.
"Puas lo?" ucap Fey.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINERO
Fiksi Remaja"Bahagia kok karena uang. Bahagia tuh kalo lo sama gue nikah." Cae; 2020