Club.
Tempat yang hampir tiga minggu ini tidak Fey kunjungi, pasti sudah lama sekali mengingat gadis itu tidak pernah absen di hari jumat sampai minggu. Ya, tiga hari itu Fey biasa gunakan waktunya habis di club. Kalau sedang frustasi biasanya sampai seminggu lima kali.
Tak jarang banyak pegawai dan orang-orang club yang mulai mengenalnya bahkan hapal akan minuman yang akan ia pesan.
"Kaya biasanya?" tanya seorang yang berdiri dibalik bar minuman, dengan wajah menggoda. Fey berdecih, tanpa berniat menjawab. Cowok itu lantas tersenyum miring lalu pergi mengambil pesanan Fey.
Gadis itu menarik sebuah kotak dan pematik dari dalam sakunya.
Membuka pematik lalu membakar ujung rokok yang sudah berada di mulutnya.
"Fiuh..." sebuah asap rokok menyembul ke udara.
"Lo Fey Shakira bukan?" tanya salah seorang perempuan yang menggunakan pakaian begitu ketat dan pendek. Fey hanya melirik lalu melanjutkan menyembulkan asap ke udara.
Terdengar decihan dari mulut cewek disebelahnya.
"Gue kira dengan ketidak-adanya lo berminggu-minggu disini lo mati."
Fey diam.
"Ternyata masih pengen ngerasain foya-foya juga. Bilang ya kalo mau mati, gue mau daftar paling awal kalo lo butuh pembunuh." ucap Cewek itu yang mengundang gelak tawa oleh teman-teman dibelakangnya.
"Dengar, disini, nggak cuma gue yang gatel banget pengen bunuh lo. Lihat, dari sekian banyak orang yang ada di tempat ini, mungkin 85% dari mereka pernah lo bikin kecewa." ucapnya sembari menunjuk orang-orang yang tengah berada di tempat itu. "Jangankan mereka, orang-orang yang gak lo kenal sama sekali. Nyokap sama abang lo aja nggak pernah lo buat bahagia."
Saat tangannya akan melayangkan minuman beralkohol yang baru saja datang dan akan ia tumpahkan di wajah gadis cantik didepannya, tangannya lebih dulu di tepis.
"Tau apa lo sama keluarga gue?" tanyanya.
Cewek itu berdecih, "Gue tau semuanya. Kebencian gue sama lo ternyata bikin gue tau kalo lo sejahat itu. Udah ngerebut laki orang, kurang ajar lagi sama keluarga. Emang setan."
Dua cewek dibelakangnya tertawa, membuat Fey semakin mengeraskan genggaman hingga buku-buku tangannya memutih.
Cewek itu maju, mendekati telinga Fey lalu berbisik.
"Mungkin kalo abang sama nyokap lo gue bunuh, lo nggak akan peduli." lalu karena geram, Fey menarik rambut cewek itu lalu ia benturkan pada meja didepannya. Cewek itu lantas tergeletak tidak sadarkan diri.
"WOI GILA YA LO?!"
Kemudian sedetik berikutnya semua orang bergerombol mengelilinginya, satu dari mereka membawa cewek yang sudah tidak sadarkan diri itu pergi.
"Maklum, bapaknya setan, jadi anaknya juga ikutan kaya setan."
"Bukan setan lagi inimah, iblis!"
"Gila lo Fey, emang kurang ajar."
Dan masih banyak lagi gunjingan yang Fey dapatkan.
"Fran, itu Fey bukan sih?"
Frana menoleh pada cewek yang dikerubungi oleh banyak orang, saat Ratya menunjuknya.
"Iya kali." jawabnya acuh.
"Samperin jangan?"
"Jangan, ayo pergi."

KAMU SEDANG MEMBACA
DINERO
Novela Juvenil"Bahagia kok karena uang. Bahagia tuh kalo lo sama gue nikah." Cae; 2020