"Ghea... Udah siuman."Mendengar itu, Leo seperti mendapat lampu hijau. Dia lantas tancap gas untuk segera melihat kondisinya. Membawa sekantong keresek penuh dengan buah-buahan membuatnya sedikit susah untuk berlari sedikit lebih kencang. Takut-takut jika nanti kereseknya berlubang dan buahnya jatuh kemana-mana, itu akan membuat pekerjaan lebih banyak. Sehingga ia harus membopong dan berlari sedikit lebih berhati-hati.
Langkahnya sudah berada didepan lift yang akan tertutup saat beberapa orang memasukinya dan lift tertutup.
Tangannya menekan-nekan tombol lift berharap pintu segera membuka. Tapi nihil, usahanya sia-sia dan buang-buang waktu. Di pinggir kanan ada sebuah tangga darurat. Bagus, meskipun harus kecapekan karena berlari dari lantai satu ke lantai enam, ia tak apa. Asal dibayar dengan kabar gembira dari sahabat.
Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lima...
Kurang satu lagi ia sudah hampir tiba di ruangan si gadis. Ia berhenti, mengambil napas dan memegang besi di pinggir tangga. Meluruskan pandang dan menarik napas dalam-dalam. Lalu kembali berlari dan ia menemukan pintu berukuran sedang lalu membukanya.
Berlari sedikit lagi menuju ruang ke 102.
Hampir sampai, ia berjumpa seseorang.
"Ghea... Hhh... Gimana.." tanyanya dengan napas tersenggal-senggal.
"K-kamu jangan masuk dulu. Dia harus istirahat. Dokter bilang jangan-LEO!!"
Terlambat, Leo sudah semburat masuk. Matanya menatap seorang gadis yang tengah terkulai lemas di ranjang. Sama-sama menatapnya. Iris mereka bertemu, lalu dengan perlahan Ghea menatap arah lain.
"Pergi."
"Ghea-"
"Pergi, gue mau sendiri."
"Tapi-"
"GUE BILANG PERGI LEO!!"
Pupus.
Harapannya bertemu dengan si sahabat sudah pupus.
Padahal saat berangkat tadi dia berharap melihat tawanya yang menyambut hangat. Tapi ia malah mendapat bentakan.
"Iya gue pergi. Cepet sembuh."
Diletakkannya kantong keresek yang sedari tadi ia pegang kuat-kuat di atas nakas. Meletakkannya perlahan lalu beranjak, pulang.
"Leo.... Maaf..."
—
"Gue minta maaf. Tadi.... Emang Ghea bilang nggak mau ketemu sama siapapun termasuk lo. Dia takut nggak bisa nahan emosi. Lo lihat sendiri dia tadi ngebentak lo. Dia masih emosi sama perlakuan selingkuhan papa. Dia butuh pelampiasan. Jadi lo... Untuk sekarang mending jangan ketemu sama Ghea dulu." Jelas Rhea panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINERO
Teen Fiction"Bahagia kok karena uang. Bahagia tuh kalo lo sama gue nikah." Cae; 2020