Bertemu

209 34 0
                                    




"Loh nak kok belum tidur?"

"Bunda udah pulang?"

"Udah barusan, ada apa?"

"Bunda... Sasha boleh minta tolong?"

Bunda mengelus surai anaknya lembut.

"Siang tadi Sasha sempat mampir ke rumah kak Ghea..."

Tatapan penuh kasih sayang itu lantas berubah menjadi tatapan terkejut, marah, dan entahlah Sasha bingung. Intinya tatapan yang hangat dan penuh sayang itu berubah begitu dirinya menyebut nama calon saudara tirinya.

"Ngapain kamu kesana?!"

"Sasha mau memastikan kalo mereka semua baik, dan ya... Selama sebulan aku mengikuti mereka... Aku tau, semua yang mama bicarakan tidak ada dalam diri mereka."

Rahang Bunda mengeras.

"Bunda... Coba sekali aja, percaya dengan apapun yang Sasha bicarakan. Semuanya udah aku buktikan bunda.. Dengan mata kepala aku sendiri."

"Jadi selama ini kamu sering bolos les privat cuma karena mau buktiin ke bunda kalo mereka baik-baik?"

Sasha mengangguk, "bunda gak akan percaya kalo bunda gak lihat secara langsung."

"Jadi-"

"Nggak, bukan bunda minta kamu buat nganterin ke sana. Tapi bunda mau membuktikan dengan mata kepala bunda sendiri, dan dengan cara bunda sendiri."

Lantas setelah berujar demikian, sang bunda mengelus surainya lalu beranjak pergi meninggalkan Sasha yang masih penuh dengan tanda tanya.

Apa lagi yang bunda rencanakan?

-To You-

Setelan pakaian sederhana sudah Ghea kenakan sejak pukul 9 pagi tadi. Sabtu jelas tidak ada kelas untuk Ghea, tapi gadis itu memutuskan untuk pergi pagi-pagi sekali.

Dan disinilah ia berada, tempat makan sederhana yang sudah menjadi langganan gadis berambut sebahu itu lebih dari 2 tahun.

Tidak sendiri tentunya, ia bersama dengan temannya, Ratya.

"Ada apa Ghe?"

Tanya gadis didepannya, "gimana sekolahnya?"

"Gak usah basa-basi, gue tau lo mau ngomong penting."

Ghea tertunduk, sebenarnya ia sungkan akan mengatakan ini pada temannya.

"Lo yakin yang buat kekacauan di sekolah itu Fey Shakira?"

Ratya terkekeh, "Ghea... Ghea... Masalah lo itu apa sih? Gabut?"

Gadis didepannya kemudian memangku dagu.

"Lo kenal gue itu udah berapa lama? Kenapa lo masih heran gue melakukan kekerasan, padahal itu udah bagian dari hobi gue?" lanjutnya sarkas.

"Ratya, dengar. Fey udah lebih baik, dan jauh lebih baik. Gue harap lo nggak menjatuhkan tekatnya untuk kembali jadi Fey yang dulu."

"Ghe, semua orang tau, Ratya Andira gak akan melakukan kekerasan kalau orang itu gak mulai lebih dulu. Gue itu sifatnya mirror, kalo orang baik ke gue, kaya lo, ya gue bakal baik juga ke orang itu. Tapi kalo orang itu udah merusak kepercayaan gue, ya gue gak bisa nahan untuk gak nonjok, dong?"

"Tapi Fey gak ada urusannya sama lo."

"I know. Tapi Fey udah melukai sahabat-sahabat gue, bahkan sahabat dia juga. Fey itu butuh kekerasan untuk dia kembali sadar. Dan lo gak usah repot-repot ngurusin dia, karena gue gak akan main tangan kalo dia gak main-main. Oke?"

DINEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang