Budayakan vote dulu
Happy reading 🌹----------
"Lo ganteng, tapi sikap belagu lo ngelunturin kegantengan lo."
~~~
Hujan semalam membuat pagi ini terasa lebih dingin dari sebelumnya. Aku sudah terbangun, tapi sangat males beranjak dari tempat tidurku. Rasanya ingin memeluk guling lebih lama lagi. Tapi seketika otakku berfungsi. Aku langsung berdiri menuju kamar mandi untuk segera bergegas berangkat ke sekolah baru.
Baru? Agak aneh menyebutnya.
06 : 20
"Selesaikan makanmu setelah ini langsung berangkat," pintah ayahku, lalu membereskan piring kotor.
"Biar simbok aja tuan," mbok gina mengambil alih kegiatan ayah barusan.
Disinilah aku, di ruang makan dengan meja panjang yang berisi hanya dua orang saja. Aku dan ayah. Ibuku sudah meninggal satu tahun yang lalu. Adikku -jojo dikirim ke asrama oleh ayah, beliau tidak ingin jojo mencari atau hanya menanyakan ibunya. Katanya, ia masih sangat kecil untuk mengetahui tentang ibunya. Emang benar, jojo baru saja menginjak kelas satu SD.
"Besok lusa jadwal jenguk jojo. Ayah nggak bisa ikut, ada pertemuan penting di luar kota. Kalau jojo mau pulang, ijinin pulang aja nggak papa. Kalau dia nggak minta pulang biarkan dia liburan disitu," ucap ayah sambil membenarkan dasinya.
"Liburan?" Tanyaku mengulangi kata yang diucapkan ayah barusan.
"Cuma dua hari. Karena ada rapat guru, sibuk menyiapkan ujian kelas 6. Jadi proses belajar mengajar diliburkan kata wali kelas 1," jelas ayah.
Aku hanya mengangguk pelan. Tiba tiba ponselku berdering hanya satu detik. Pertanda ada chat masuk.
From : Bang Aldo
"Ini hari pertama lo, jangan membuat kesalahan sedikitpun. Bertingkah sewajarnya jangan sampai ada yang curiga. Oh iya, jangan sampai telat! Catet tu! Good luck di tempat yang baru, Lisa"
Aku tersenyum tipis membaca pesan tersebut. Seperti ada tambahan energi untuk berangkat ke sekolah. Sampai akhirnya deheman ayah menyadarkanku.
"Cepat selesaikan, sa. Ayah tunggu didepan," tegas ayahku lalu menuju ke teras rumah.
~~
"Ingat sa jaga sikapmu, jangan sampai ayah dengar kabar buruk tentang kamu. Ayah tidak pernah setuju kamu pindah disini, apalagi kamu masih kekeh ingin mencari tau tentang ib--"
"Baik yah. Lisa juga tidak ingin masalah yang dulu diperpanjang lagi," jawabku memotong pesan ayah.
Ayah menepikan mobilnya lumayan jauh dari gerbang sekolah. Ini agar tidak mengetahui kalau aku anak dari Aji purnomo yaitu suami dari Ratna dwi aji aining -Mantan kepala sekolah Sma garuda- yang kini telah meninggal. Aku turun dari mobil setelah pamit dan salim ke ayah.
"Kalisa, hati hati!" Lambaian tangan ayah didalam mobil ku balas dengan senyuman.
Fake smile.
Ada yang sakit diuluh hati paling dalam. Kapan terakhir aku tersenyum. Akankah bisa tertawa lepas kembali. Aku sendiri tidak begitu yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...