Klik bintang ⭐ dulu guys.
Happy reading 🌹----------
"Percuma punya hati, kalau hatinya mati"
~~~
Aku membaca judul buku secara detail yang ada dihadapanku. Berkali kali menghembus nafas kasar. Berpindah ke rak yang lain dan melakukannya lagi. Berulang kali hingga kepalaku pening.
"Percuma! Album nggak mungkin ada di rak matematika, bego!" Krutukku memaki diri sendiri.
"Ngapain lo!"
Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi.
"Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin.
Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku kembali.
"Lo ngadem kan," ucapnya dingin. Dia bukan bertanya, lebih tepatnya nuduh.
"Sotoy banget lo!" Ucapku ketus tapi masih kategori pelan.
"Aneh aja. Cewek kaya lo meluangkan waktu di perpus, apalagi sekarang nyari buku di rak matematika," ucapnya datar.
"Emang kenapa?" Sahutku mulai kebawa emosi. Dia tersenyum miring.
"Nggak pantes!" Ucapnya sambil mengeja. Lalu meninggalkanku dengan tersenyum devil.
"Kenzo," panggilku berhasil membuatnya menoleh. Risih banget pertama kali manggil namanya.
"Keren doang ya muka lo, tapi mulut lo busuk!"
Mampus lo! Sakit hati sakit hati lo. Bodo amat dah.
"Jadi gue keren?"
"What?" Aku shock mendengarnya.
"Thanks ya," ucapnya tersenyum sekilas sebelum benar benar meninggalkanku.
Kenzo kampret, sialan, bangke!
Aku berjalan penuh kejengkelan. Bisa bisanya cowok belagu itu bikin aku naik darah terus. Udah pedenya selangit lagi.
"Eh kamu," panggil perempuan mudah -penjaga perpus- ke arahku. Aku menoleh ke arahnya.
"Iya kamu. Sini!" Pintahnya menyuruhku menghampirinya.
"Ada apa buk, katanya ng--"
"Saya masih mudah jangan panggil ibuk. Kakak saja," sahutnya tidak terima. Aku tersenyum kaku sambil menggaruk leherku yang tidak gatal.
"Udah ketemu apa yang kamu cari?" Ia bertanya. Aku hanya menggeleng pelan.
"Tadi ada cowok yang naruh di meja ini," ia menunjukkan ke aku sebuah album yang lumayan besar.
Memories SMA GARUDA 2018 - 2019.
"Siapa kak yang naruh?" Tanyaku penasaran.
"Ya mana saya tau, saya kan cuma magang disini. Nggak mungkin hafal nama siswa satu persatu lah," ucapnya mempertegas kalau dia tidak tahu apa apa.
"Terima kasih kak. Permisi," pamitku lalu duduk di pojok perpus.
Aku membolak balikkan album tersebut sampai dihalaman terakhir. Hasilnya NIHIL.
~~
"Dari mana sa?" Tanya tiara ketika aku baru saja duduk disampingnya.
"Eeehh dari perpus ra," jawabku seadanya.
"Ngerjain tugas atau baca buku?" Tanya tiara lagi. Sepertinya ia penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...