38. Silam

448 50 0
                                    

Mohon maaf jika ada typo yang mengganggu di sepanjang cerita 🙏

Nb : mendekati ending! Dukungan dan semangat sangat membantu penulis. Terima kasih 🙏

Vote dulu lalu membaca
Happy reading 🌹

-----------

"Dia lah saksi nyata insenden pembunuhan di perkemahan satu tahun silam"

~~~

Flashback (Chapter 30 - flashback)

"Lo . . Lo ingat waktu gue dan teman teman gue bully lo di kolam renang sekolah. Sampai lo tenggelam dan gue ninggalin lo sendirian. Ingat?" Hana mengingatkan kembali saat ia mengeroyokku, sampai membuatku tenggelam bahkan hampir mati.

"Sa saat itu lo tidak sendiri. Ada seseorang di disana, dia bersembunyi saat gue melihatnya sekilas. Dia diam, dia tidak bantuin lo."

"Tunggu tunggu! Gue masih nggak paham. Bukannya lo dan teman teman lo ninggalin gue sendirian? Gue sampai nggak bisa napas dan . ." Aku mengingat ingat kembali kejadian buruk itu.

"Dan akhirnya lo nggak sadar, lalu kenzo dan anak anak lainnya yang bantuin. Tapi anak yang tahu sejak awal lo tenggelam, ia malah lari," jelas hana membuatku kaget bingung dan penasaran menjadi satu.

"Anak itu lari tidak meminta tolong, tapi dia kabur seolah olah tidak tau kalau lo sedang tenggelam disana."

"Padahal gue kira dia akan nolongin lo, tapi dugaan gue salah. Sampai lo hampir kehilangan nyawa anak itu tidak kembali. Yang datang malah kenzo--"

"Siapa yang lo maksud anak itu?" Sahutku langsung memotong kalimat hana.

Hening. Hana diam sambil mengatur napasnya. Kami saling bertatapan lama seperti ingin berbicara melalui mata. Tatapan hana sangatlah berbeda saat pertama kali bertemu denganku. Dia benar benar tulus tidak ada dusta.

"Pertama lo harus tenang. Jangan gegabah dulu. Yang perlu lo lakukan hanya hati hati, pura pura tidak tau dan ikuti apa maunya," ucap hana penuh teka teki.

"Jangan pernah dekat, atau cerita ke siapapun tentang latar belakang lo. Jangan terlalu cepat menilai baik atau buruknya seseorang," ucap hana melanjutkan lagi. Aku terdiam mencerna setiap kata yang diucapkan hana.

"Anak itu . . Yang berada di sekitar lo. Bahkan sangat dekat sama lo, kalisa."

Flashback off

"Lo anak yang dimaksud hana kan?" Lala diam tidak menjawab apapun.

"Kalau lo diam berarti benar. Kok lo setega itu si? Lo beneran benci sama gue hah?"

Aku tak tahu lagi harus memulai amarahku dari mana. Sedangkan lala hanya diam seolah menyesali perbuatannya. Cewek penuh rahasia ini masih menyetir dengan kecepatan sedang. Sedangkan aku sudah kehabisan kata kata hendak mengeluarkan amarahku yang terpendam.

"Apa lo ingin gue mati?" Tanyaku geregetan.

"Tapi kenapa tadi lo nolongin gue? Kenapa lo nggak biarin gue mati dibunuh paman lo sendiri, la?!"

CIIITT!!

"Gue nggak bermaksud kaya gitu sa!" Ucap lala dengan nada tinggi setelah mengerem tiba tiba.

"Gue bimbang waktu itu. Apa lagi sebelumnya kak ryhan cerita buruk tentang lo. Dia bilang kalau keluarga lo yang bunuh ibu gue. Lo pindah sekolah cuma buat nyelakain gue dan keluar--"

Misi Kalisa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang