Mohon maaf jika ada typo yang mengganggu di sepanjang cerita 🙏
Vote dulu lalu membaca
Happy reading 🌹-----------
"Selama ini aku terlalu buta dengan kepolosan dan keluguannya."
~~~
TARIK SISS!
SEMONGKOO!
Kini tinggal aku sendiri..
Hanya berteman dengan sepi..
Menanti dirimu kembali..
Disini ku terus menanti..
Akan ku coba untuk menanti..
Darimu kekasih..Lagu dangdut yang sedang viral itu berulang kali ku dengar. Lebih tepatnya sudah sepuluh kali. Dan sepuluh kali juga aku menelpon faizah, namun yang terdengar malah Nsp lagu itu dan berakhir suara mbak mbak operator.
"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi."
Tut!
"Kampret! Tenggelam apa tuh anak!"
Aku mengacak rambutku frustrasi. Kenapa disaat aku butuh bantuan temanku menghilang seperti ditelan bumi? Gggrr! Dimana lo faizaahh!
Tok! Tok tok!
"Kalisa buka pintunya!"
Ayah, sejak kapan ayah datang? Bukannya beliau ada proyek di luar kota. Cepat sekali, tidak biasanya seperti ini.
"Buka pintunya, sa!" Ayah terus mengetok ngetok pintu kamarku. Terpaksa aku membuka pintu malas dengan rambut berantakan.
"Ayah sudah pulang?" Pertanyaanku malah direspon dengan tatapan tajam.
"Ayah pulang gara gara kamu," jawab ayah sengit. Aku cuma diam tidak mengerti harus menjawab apa.
"Ada masalah apa lagi kamu?" Kali ini ayah bertanya geram padaku.
"Ehh masalah apa yah? Aku baik baik saja kok," ucapku gelagapan.
"Kalau kamu baik baik saja kakimu tidak bakal terluka. Kalau kamu tidak ada masalah mbok ginah tidak akan menelpon ayah!" Tegas ayah marah.
"Jangan dikira ayah lupa, ayah masih ingat 4 hari yang lalu pintah ayah! Kamu pasti belum mengurus surat pindah sekolah kan?"
Lagi lagi aku terdiam. Ucapan ayah memang benar adanya.
"Kamu akan terus mendapatkan masalah jika masih berada di sekolah itu!" Lanjut ayah mempertegas.
"Besok kamu tidak perlu mengurus surat pindah sekolah, biar ayah yang mengurusnya sendiri. Besok adalah hari terakhir kamu sekolah, untuk selanjutnya kamu kembali di sekolahmu yang dulu!" Jelas ayah memberi keputusan sepihak. Kemudian berlalu meninggalkanku.
"Ayah! Tapi aku masih ingin sekolah di SMA Garuda, yah!" Teriakku ketika ayah hendak ke belakang. Langkah ayah terhenti dan berbalik kepadaku.
"Sekolah dimanapun sama saja. Lagian apa yang membuatmu betah disana, sedangkan hampir setiap hari kamu terlibat masalah!" Lagi lagi jawaban ayah membuatku kehabisan kata kata.
"Dengar kalisa, ini keputusan yang terakhir. Pindah sekolah atau tidak usah sekolah sekalian!" Ucap ayah final. Keputusan beliau tidak bisa ditawar kembali. Lalu ayah benar benar pergi meninggalkan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...