10. Stalking

500 58 6
                                    

Vote dulu baru baca
Happy reading 🤩

----------

"Ketika pikiranmu berbeda dengan tujuan utamamu. Apa yang akan kamu lakukan terlebih dahulu?"

~~~

"Halo SABIN Sahabat Bintang dari sabang sampai merauke! Apa kabar guyssss!"

Sapa pertama bintang ketika memulai live instagramnya. Dengan penuh percaya diri bintang menyapa fansnya riang gembira. Aku yang melihatnya hanya tersenyum sekilas.

Masih tidak mengerti maksud dari bintang mengajakku kesini. Karena aku gabut ya aku terima saja ajakannya. Sebuah cafe minimalis bertema korea yang sangat menarik pengunjung untuk singgah sejenak. Sekarang aku berada di rooftop bersama bintang. Catat! Hanya dengan bintang. Berdua saja.

"Gue harap kabar Sabin yang berada dimana saja sehat wal'afiat, jadi bisa nonton live ignya kak bintang yang tampan ini sampai selesai hehe."

Ya Allah ingin muntah dengarnya. Kok bisa ya ada manusia senarsis ini. Kalupun ada, aku yakin hanya segelintir manusia dan salah satunya si bintang.

"Gue sekarang ada di cafe ala ala korea guys. Lihat lihat ini bagus banget kan viewnya, cocok buat yang suka foto foto ni. Ihh cakep pokoknya dah!" Kini bintang sibuk mengarahkan hpnya, menunjukkan pemandangan yang bagus ala korea ke para fansnya.

Oke cukup, aku jenuh!

"Bima mana si tang!" Pekikku membuat bintang menoleh dan sukses membuatnya gagal fokus.

"Oh iya, Sahabat Bintang! Gue sekarang bersama cewek cantik yang firal belakangan ini, cewek yang berhasil ngelawan hana and the genk sampai dihukum hahaha! Siapa lagi kalau bukan . ."

"Matiin matiin!" Ucapku ngotot sambil berusaha menutup wajahku.

"Kalisa!" Sahut bintang melanjutkan.

Kampret!

"Kalisa ngadep sini dong!"

Bintang berusaha menghadapkan layar ponselnya ke wajahku, sedangkan aku dari tadi berusaha menutup wajahku. Tangan bintang juga tidak tinggal diam, ia menarik narik tanganku sampai sedikit kerusuhan. Tapi aksi tarik menarik berhenti ketika seorang cowok datang.

"Woy! Lo ngapain kalisa tang!"

Teriak bima dengan volume suara yang cukup keras. Dan itu berhasil membuatku dan bintang menjadi pusat perhatian. Beruntung di rooftop tidak terlalu ramai seperti di lantai bawah.

"Wah parah banget lo tang! Mesum ditempat umum! Maksa lagi!"

Kan kan kan . . Salah paham jatohnya!

"Eh apaan si lo bim! Datang datang ngomong sembarangan!" Sahut bintang ngotot. Kini ia berbalik menatap bintang tidak peduli lagi dengan hpnya yang ditaruh meja.

"Tau ni! Tiba tiba datang udah kaya jalangkung, ngomong kotor lagi lo!" Aku ikut menyahuti dan protes akan asumsi bima yang ngawur.

"Selow selow . . Hehehe," sahut bima menyengir merasa tak berdosa.

"Lama banget si lo, kemana aja ha?!"

Bintang memarahi bima yang tidak merasa bersalah sama sekali. Ia malah duduk santai sambil menyeruput minuman milik bintang. Bima tidak menyahuti perkataan bintang dan itu malah membuat bintang naik darah.

"Woy!"

Bintang memukul meja lumayan keras. Sedangkan bima hanya tersenyum sekilas, lalu tertawa kencang. Untuk kesekian kalinya kami menjadi pusat perhatian.

Misi Kalisa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang