Vote dulu kakak 🤗
Happy reading 🌹----------
Gelap. Tenggelam. Dead.
~~~
"Sekarang lo berlutut di kaki gue!" Bentak hana sambil menjambakku.
"TIDAK AKAN!"
PLAK!!
"MASIH BERANI LO NGELAWAN GUE HA?!"
Hana menjambakku dan semakin membabi buta. Aku hanya bisa mengaduh kesakitan tidak berdaya lagi. Entalah sampai kapan hana puas menyiksaku seperti ini. Badanku mulai lemas, tenagaku sudah hampir habis.
"Guys, HAJAR DIA!"
"SIAP BOS!"
Jantungku rasanya sakit sekali ketika seorang cewek berbadan besar menendang perutku kencang. Aku terjatuh tak berdaya, habis sudah tenagaku. Yang hanya bisa ku lakukan menghindar dari serangan mereka. Tapi apalah daya, lagi lagi aku kalah tenaga dan mereka yang selalu keroyokan mainnya.
BRUK!
Aku pasrah ketika sekitar tujuh orang menghajarku habis habisan. Mereka membabi buta tanpa ampun hingga tubuhku lemas tergeletak dilantai. Tiba tiba hana menyuruh teman temannya berhenti menyiksaku. Ia membantuku berdiri, aku yang lemas tidak kuat menginjakan kaki di lantai hanya bisa berpegangan kuat ke hana.
"Ini yang terakhir kalinya gue nyuruh lo berlutut di kaki gue," ucap hana sambil menahan tubuhku yang tidak kuat berdiri.
"Sekarang lo berlutut!" Pintahnya kembali.
Aku tidak menjawab ataupun membuka suara sama sekali. Ku jawab dengan gelengan pelan dan itu langsung membuat hana marah luar biasa. Ia menamparku hingga aku hampir terjatuh. Tapi hana belum puas juga, ia mendorongku sampai terpeleset ditepi kolam dan akhirnya . .
BYURR!!
Rasanya melayang ditengah tengah lautan lepas. Luka yang terbuka kini perih yang ku rasa. Darah yang mengalir dari ujung bibir dan hidungku menjadi satu dengan air kolam.
Aku hanya mampu melambai lambaikan tangan, tetapi mulutku tak kuat untuk berteriak. Semua berhenti ditenggorokan. Bahkan untuk menghirup udarapun sangatlah sulit.
"Sial! Dia nggak bisa renang?!"
"Udah udah cepat pergi semua! Tinggalkan kalisa!"
"Ayo cepat guys waktu kita nggak banyak!"
"Tutup pintunya!"
Sekuat mungkin aku berusaha menggapai apapun tetapi tidak ada sesuatu disini. Aku tidak ingin mati membeku disini, aku tidak ingin mayatku kaku karena lama ditemukan. Dan aku belum siap untuk itu.
Tapi ketakutanku terjadi. Tenagaku benar benar habis. Mata, hidung, mulutku sudah banyak kemasukan air. Hingga aku benar benar tenggelam dan tidak bisa menghirup udara lagi.
Satu . .
Dua . .
Tiga . .
Gelap. Tenggelam. Dead.
~~
Suara detik jarum jam menggema di ruangan serbah putih. Mataku belum bisa terbuka sempurna. Atau jangan jangan ini bukan ruangan, tapi cahaya putih menuju Sang Ilahi? Aku mulai tersadar, bahkan telingaku dapat menangkap suara dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...