13. Pacarnya?

450 51 3
                                    

Vote dulu lalu baca
Happy reading 🌹

----------

"Tidak seharusnya aku berharap lebih. Dan tidak seharusnya aku bersedih seperti ini."

~~~

"Kalisa, ada yang mau ditanyakan lagi?"

Mataku langsung membulat sempurna ketika mobil kak ryhan sudah masuk ke gang perumahanku.

"Kak stop kak! KAK STOP!" Ucapku sambil mencengkeram kuat tangan kak ryhan.

CHIIT!

Sontak kak ryhan mengerem secara mendadak. Hingga aku terjengkal ke depan, untung kepalaku masih selamat tidak terbentur. Beruntung lagi dibelakang mobil tidak ada pengendara lain.

"Ada apa si kalisa, kok nyuruh aku berhenti?!"

"Turun disini saja kak," ucapku sambil mengatur nafas.

"Kok gitu si?" Kak ryhan terheran heran.

"Rumahku deket sini kok kak. Nggak enak kalau sampai ayah tahu aku pulang bareng sama cowok. Bisa panjang urusannya," ucapku dusta tapi berusaha meyakinkan kak ryhan.

"Ya ampun sa, mending aku turunin kamu sampai depan rumah dari pada dipinggir jalan gini," ucap kak ryhan bertahan dengan pendapatnya.

"Kali ini saja kak, besok besok langsung depan rumah deh," ucapku memohon.

Besok besok? Kaya kak ryhan mau ngajak pulang bareng lagi. Halu lo kalisa!

"Oke oke,"

Yes, akhirnya aku bisa meyakinkan kak ryhan dengan alasan palsuku. Aku tidak ingin kak ryhan mengetahui rumahku, aku belum siap. Aku juga takut jika kak ryhan telah mengetahui rumahku yang ternyata juga rumah mantan kepala sekolahnya.

"Terima kasih ya kak, aku duluan," pamitku direspon dengan senyuman manisnya.

"Hati hati kalisa," ucap kak ryhan setelah aku keluar dari mobilnya.

Mobil kak ryhan berlalu meninggalkanku diperempatan gang. Aku bernafas lega, lalu berjalan menuju rumahku. Tiba tiba seseorang mengendarai motor ninja mendekatiku. Aku tidak begitu mengerti siapa seseorang dibalik helm full face ini.

"Kalisa!"

Aku berhenti berjalan ketika orang tersebut memanggilku. Tunggu, celananya sangat lah familiar. Seperti celana abu seragam sekolahku. Dia murid SMA Garuda?

"Kasian deh, masa cewek cantik diturunin di pinggir jalan gini," ucapnya setelah membuka helm full facenya.

"Kenzo?!"

"Kenapa kaget?" Ucapnya sok tampan.

"Lo tu udah kaya jin aja tau nggak. Tiba tiba muncul!" Sahutku mengotot berusaha menutupi keterkejutanku.

Kenzo malah menatapku lama. Aku tidak mengerti apa maksut kenzo menatapku seperti itu. Segera aku memalingkan wajah dan berjalan meninggalkannya. Sial, kenapa jantungku dagdigdug gini?

"Mau gue anter?" Ucap kenzo membuntutiku. Ia melajukan sepeda motornya dengan kecepatan minim, hingga sejajar dengan jalanku.

"Nggak usah!" Aku tetap berjalan berusaha tidak memperdulikannya, walaupun sangat sulit.

"Besok gue anterin lo pulang deh, biar nggak diturunin di pinggir jalan lagi hahaha," ucap kenzo diakhiri tawanya yang garing.

"Nggak usah!" Aku masih berjalan tanpa melihat ke arah kenzo ataupun sekitar. Aku hanya memandang lurus ke depan.

Misi Kalisa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang