16. Maaf

435 54 0
                                    

Klik bintang dulu guys ⭐
Happy reading 🌹

----------

"Kamu pikir aku benci sama kamu? Aku sangat khawatir sama kamu."

~~~

Ditengah tengah tawaku dan kenzo, tiba tiba banyak langkah kaki mendekat ke ruang rawatku. Spontan kami tertuju ke arah pintu. Seorang cowok membuka pintu pelan sambil menyengir melihatkan deretan giginya.

"Gue ganggu?" Sapa pertamanya yang masih membuka pintu setengah.

"Banget!" Ketus kenzo.

"Bodo amat!" Ucapnya tanpa berdosa.

"Ya ampun bima, udah masuk aja," pintaku menyuruh bima segera masuk.

"Tuh, sama calon pacar lo aja boleh!" Kalimat bima barusan berhasil membuatku kaget. Tidak hanya aku, kenzo pun melotot tajam ke bima.

"Yuk, masuk guys!"

"Kalisa!"

Teriak seorang gadis cantik bak model memanggilku gembira. Ini mah bukan seperti model lagi, gadis ini memang udah asli model. Sinta Mutiara lo makin cantik aja.

"Gue khawatir banget sama lo," ucapnya lalu memelukku spontan. Aku membalas pelukannya dengan senang hati. Bahagia banget memiliki teman perhatian dan khawatir seperti ini.

"Ekhem! Gue nggak boleh ikut pelukan ni? Enak banget jadi tiara bisa meluk kalisa." Kali ini yang bersuara si selebgram usil, sebut saja bintang.

"Ya ampun ada bintang juga. Sorry gue beneran nggak tahu tang," ucapku apa adanya sambil tertawa melihat raut wajah bintang yang kusut.

"Oh iya bim, gue nggak terima. Tadi lo bilang apa?!" Tiba tiba bintang bertanya ke bima, lebih tepatnya seperti ngajak ribut.

"Lah gue ngomong apa emang?!"

"Sebelum lo ngajak gue masuk sama tiara!" Bintang memperjelas. Sedangkan yang diajak bicara malah kebingungan sudah seperti orang baru kepentok pintu.

"Lo tadi bilang calon pacar, kun pikun! Maksud lo si kalisa calon pacar siapa hah? Kenzo?" Bintang memperjelas sambil mengotot, seolah olah tidak terima yang dikatakan bima.

"Lah benar kan? Kenzo-nya aja santuy kenapa lo yang tidak santuy!" Bantah bima malah membuat bintang emosi.

Kenapa si mereka berdua. Lagi akur usilnya minta ampun. Pas ribut malah nggak jelas yang diberantemin apa. Kalau jodoh ya gitu, susah misahnya.

"Woy ini rumah sakit ya, stop bikin ulah!" Kenzo menyahuti.

"Iya kalian berdua ni ribut terus dari tadi. Kasihan kalisa-nya kan malah pusing entar," sahut tiara ikut melerai juga.

"Apaan si kalian berdua, orang gue cuma bercanda doang kok hahahaha," ucap bintang sambil tertawa garing. Kami semua melihatnya bingung. Bintang tetaplah bintang, si nggak jelas yang selalu bikin ulah.

"Gimana kata dokter? Kapan bisa pulang?" Tanya tiara mengganti pembincaraan yang sedikit berbobot, dari pada membahas ketidak jelasan si bintang.

"Kalau kondisi gue membaik dua hari lagi bisa langsung pulang,"

"Alhamdulillah,"

"Oh iya lo tau kabar si hana nggak sa?" Kali ini bintang menyahuti.

"Kalisa udah tau, tadi gue ceritain!" Kenzo menyambar tiba tiba.

"Gue yakin ni, pasti tu anak besok udah out dari sekolah! Mampus lo hana!" Bima bicara sambil emosi sendiri.

"Akhirnya nggak ada ratu bullying lagi," samber tiara.

Misi Kalisa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang