Siapkan hati membacanya :(
Jangan lupa vote sebelum membacaHappy reading 🌹
-----------
"Mungkin memang tidak seharusnya aku berada disana. Dan tidak seharusnya mengganti posisi yang tidak pantas aku tempati."
~~~
Aku seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Entah mau kemana lagi aku harus melangkah, aku telah kehilangan arah. Sudah tiga rumah sakit aku telusuri tapi hasilnya nihil. Sedangkan nomernya tiara masih setia tidak aktif dari tadi.
Sampai akhirnya bintang menelfonku. Ya ampun aku baru ingat, aku telah meninggalkan acara lomba begitu saja. Pasti bintang mau memarahiku.
"Hallo?!" Suara bintang terdengar setelah ku tekan tombol hijau.
"Iya, hallo," sahutku takut takut.
"Kalisa, lo dimana sa? Gue dari tadi nyariin lo tau nggak?!" Suara bintang diseberang sana sangatlah khawatir.
"Gue di rumah sakit tang. Sorry ya gue ninggalin acara lomb--"
"Ya ampun kalisaa! Lo ke rumah sakit ngapain, nyari tiara? Tiara ada di rumah sa," sahut bintang geregetan. Dugaanku salah, bintang tidak memarahiku.
"Kok ada di rumah, bukannya tiara di rumah sakit ya?"
"Tadinya iya, cuma sebentar terus langsung pulang nggak jadi dirawat inap. Udah cepetan ke rumah tiara sa, gue tunggu ya," jelas bintang seperti terburu buru.
"Oke oke, gue kesana," sahutku juga ikut buru buru.
Sambungan telfon terputus seketika itu. Aku baru sadar kalau sekarang sudah jam 5 sore. Jadi aku mencari tiara kurang lebih 3 jaman. Dan lebih gilanya lagi kesana kemari aku masih memakai kebaya. Pantesan dari tadi banyak orang yang menatapku aneh. Ggrrr!
Ayo fokus kalisa!
Taxi menepi tepat didepan gerbang rumah tiara. Aku sudah disambut ramah oleh pembantu tiara ketika memasuki rumahnya. Aku berjalan cepat sambil mengangkat rokku karena terlalu sulit melangkah.
Sampai diruang tengah aku sedikit terkejut menemukan seorang wanita paruh baya memakai daster. Tetapi kesederhaannya tidak mengurangi kecantikan beliau. Perkiraan usianya sama dengan usia almarhumah ibuku. Beliau tersenyum ramah kepadaku. Tidak salah lagi ibu ini adalah ibunya tiara.
"Kamu kalisa ya?" Sapa pertama beliau seakan memastikan diriku.
"Kok ibu tahu?"
"Tiara sudah banyak cerita tentang kamu. Kamu anak yang baik, selalu membantu tiara," ucap ibunya tiara sambil merangkulku sekilas.
Hangat. Aku merasa tenteram berada didekat beliau. Mungkin jika ibu masih ada akan ku perkenalkan dengan ibunya tiara yang sangat penyayang ini.
"Tiara juga baik kepada saya bu," ucapku tersenyum ramah.
"Tiara ada di kamarnya, di atas. Kamu langsung ke sana saja ya, ibu mau ke belakang dulu," pinta beliau sebelum berpamit. Aku menjawab dengan anggukan sambil tersenyum seramah mungkin.
"Nggak usah malu malu, dikamar juga ada teman teman tiara!" ucapnya setengah berteriak saat beliau sudah menuju ke belakang.
Teman teman tiara? Teman teman gue juga?
Langkahku ku perlebar agar lebih cepat bertemu tiara. Mengangkat rokku sedikit tinggi agar mempermudah langkahku menaiki tangga. Dari jauh terlihat pintu kamar tiara sedikit terbuka. Pasti dia sudah terbangun dari pingsannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...