Mohon maaf jika ada typo yang mengganggu di sepanjang cerita 🙏
Vote dulu lalu membaca
Happy reading 🌹------------
"Orang lain pun bisa membaca perasaanku.
Tapi mengapa diriku sulit percaya kalau aku telah menaruh rasa."~~~
Video rekaman cctv atau bukti pembunuhan hana sudah menyebar luas. Hari ini disekolah ramai dengan berita tersebut, bahkan mengalahkan berita drama korea yang akan tayang segera. Dan ditambah pak jamal tukang kebun sekolah yang ternyata ikut andil dalam kasus pembunuhan hana. Seisi sekolah makin ramai.
Namun masih banyak tatapan mata yang setia mengintaiku. Tetapi tatapan mereka bukanlah tatapan tajam seperti kemarin, mereka lebih menatapku seperti kasihan. Apa yang dipikiran orang orang disini. Aku lebih memilih menunduk dan mempercepat langkahku.
Sasampainya dikelas suasana berbeda. Sangat berbeda jauh dari kemarin. Teman teman tersenyum ramah kepadaku. Banyak pula yang bersalaman meminta maaf. Persis seperti momen lebaran bedanya tidak ada kue kering dan ketupat.
"Maafkan gue ya sa. Gue udah nuduh lo yang enggak enggak."
"Maafin gue juga sa, udah ngehina lo di instagram, padahal berita tuduhan itu belum tentu benar."
"Gue juga minta maaf ya sa. Gue kemakan berita hoax. Sebenarnya gue nggak percaya kalau lo yang membunuh hana, karena gue tahu lo nggak mungkin sekejam itu."
Bla . . Bla . . Bla . . Blaaa!
Satu demi satu anak kuladeni meminta maaf atau sekedar bersalaman. Jujur aku cukup tersentuh, tapi disisi lain ini juga berlebihan. Itu belum selesai, dua gadis yang ku rindukan akhir akhir ini menghampiriku seketika. Mereka adalah tiara dan lala.
"Kalisaaa!!" Teriak tiara menyambutku dengan sebuah pelukan.
Aku masih terkejut dengan sikap tiara yang tiba tiba berubah. Karena terakhir kami bertemu hubungan ku dengan tiara sedang tidak baik baik saja. Iya, itu karena kami tidak saling terbuka masalah perasaan satu sama lain. Yang mengakibatkan pertengkaran hingga tidak saling sapa.
"Gue yakin lo nggak bersalah sa," ucap tiara masih memelukku. Tak lama aku membalas pelukannya.
"Tenang sa, gue selalu ada buat lo. Maafin gue ya sa," ucap tiara tulus sambil melepaskan pelukannya. Aku hanya tersenyum sendu tidak tahu harus berkata apa.
Ketika aku ingin duduk tiba tiba lala memelukku dari belakang. Aku melihat wajah lala kaget, ada beberapa luka diwajahnya, matanya membengkak seperti telah menangis semalaman, ujung bibirnya sedikit robek. Ada apa dengan lala?
"Semua baik baik saja kan?" Sapa pertamanya menatapku khawatir.
"Sepertinya lo yang kurang baik," ucapku sambil menyentuh kening lala yang terluka seperti bekas cakaran. Ia mengaduh kesakitan namun pelan.
"Kenapa?" Tanyaku sepontan.
"Habis kepreset dari tangga," ucap lala memberi alasan yang tidak masuk akal. Bahkan lukanya pun tidak menunjukkan ia kepreset, tapi lebih seperti dianiaya.
"Jangan pikirkan aku sa. Selama kamu baik baik saja, aku bakal baik baik juga," ucapnya tersenyum penuh ketulusan. Belum sempat aku bertanya lebih detail, sang ketua kelas memanggilku.
"Kalisa, ikut gue sebentar!" Pintahnya seketika.
Seisi kelas memperhatikanku. Namun kali ini tatapan mereka biasa saja. Wajahnya bersahabat, mereka lebih peduli dan kasihan kepadaku. Itu yang aku lihat dan dapat ku rasakan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...