Mohon maaf jika ada typo yang mengganggu di sepanjang cerita 🙏
Nb : mendekati ending! Dukungan dan semangat sangat membantu penulis. Terima kasih 🙏
Vote dulu lalu membaca
Happy reading 🌹-----------
"Buket bunga ini akan membuatmu sadar siapa sebenarnya aku dan siapa yang lebih dulu mencintaimu ~ Kenzo"
~~~
(Bakara POV)
"WAKTU KALIAN CUMA LIMA BELAS MENIT! PASTIKAN SETELAH INI LANGSUNG BERKUMPUL DIDEKAT API UNGGUN. TERIMA KASIH!"
Teriakan sang ketua osis yang sok itu terdengar dari kejauhan. Padahal si ryhan tidak memakai toa. Aku tidak menghiraukan pintanya sama sekali. Walaupun seharusnya siswa kelas satu menuruti pinta dari seniornya.
"Bas, ngapain si disini? Balik yuk, takut dicariin."
Gadis cantik yang dari tadi aku gandeng mulai mengerutu. Wajahnya takut, cemas dan sedikit kesal padaku. Bagaimana tidak, aku membawanya dihutan yang lumayan jauh dari perkemahan. Lebih tepatnya menghindar dengan senior yang semena mena.
"Udalah tiara, lo tenang aja. Disini aman dari pengawasan senior senior tengil itu!" Ucapku mencoba menenangkannya. Tiba tiba tanganku dilepas kasar oleh tiara.
"Lo nggak capek apa mulai pagi sampai malem harus nurutin pinta mereka? Bu ratna yang kepala sekolah aja nggak ikut campur. Ini cuma akal akalan senior aja tau nggak?!" Jelasku kesal dengan acara perkemahan yang tidak bermutu ini.
"Namanya juga osis, bas!" Bantah tiara singkat.
"Dih ngambek."
"Enggak!" Ketus tiara.
"Kalau enggak kenapa cemberut?" Pertanyaanku lebih ke menggoda tiara.
"Tauk ah! Gue mau balik!"
"Eett ett! Iya iya ra, jangan balik dulu gue mau ngomong--"
"Ya udah tinggal ngomong aja bas!" Samber tiara ia benar benar kesal padaku.
Ada rasa bersalah sebenarnya, namun melihat tiara gambek seperti ini kecantikannya malah bertambah. Ahh sial!
Kenapa aku semakin terpesona disaat dia cemberut. Apa karena aku telah jatuh hati kepadanya? Jadi meskipun dia cemberut, marah, senyum atau diampun dia terlihat cantik. Tiara memang pandai membuatku jatuh cinta berkali kali.
"Kenapa lo senyum senyum!" Suara ketus tiara menyadarkanku.
"Ehh enggak kok. Hehehe," sahutku garing.
"Ya udah mau ngomong apa bas!"
"Hmm gue bingung harus mulai dari mana ngomongnya," ucapku telah kehabisan kata kata.
"Besok aja deh ngomongnya, balik yuk?" Sahut tiara sama sekali tidak minat dengan pembicaraan yang belum diawali ini.
"Jangan keburu dong ra gue--"
"Ya udah cepetan! Ribet banget si lu!" Tiara semakin kesal.
Sebisa mungkin aku mengumpulkan kekuatan agar bisa mengutarakan isi hatiku pada tiara. Kurang tepat memang, namun aku ingin momen yang menyebalkan ini jadi kebahagian bagiku. Dan aku yakin tiara pasti shock dan akhirnya mau menerimaku menjadi kekasihnya. Ahh, terlalu pede lo bas!
"Hmm lo ngerasa beda nggak si sikap gue ke lo?"
"Sikap yang gimana ya?" Kening tiara berkerut bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...