Vote dulu kakak ⭐
Happy reading 🌹----------
"Jangan jangan . . Lo mulai suka sama gue"
~~~
Betul kata ayah, aku tidak benar benar fit. Buktinya baru turun dari mobil berjalan melewati gerbang sekolah, rasa pusingku mulai terasa. Luka akibat benturan kemarin belum sembuh total. Masih sering nyeri dan pusing seperti saat ini.
Tapi aku memaksakan diri masuk sekolah. Sebab sebuah petunjuk telah terungkap sedikit demi sedikit. Seperti ibu arum yang aku cari, seseorang dibalik foto hitam putih yang kabarnya sahabat almarhumah ibuku telah ku temukan. Sebentar lagi kalisa, sebentar lagi.
Ketika bergelut dengan pikiranku sendiri, aku tersadar bahwa tidak sedikit sepasang mata yang menatapku aneh. Ditatap intens mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Hingga aku risih dan langkahku ku percepat.
Ada apa si? Ada yang salah dengan penampilan gue?
Tiba tiba sebuah tangan menyeretku dengan kuat. Membawahku ke arah gudang yang lumayan sepi. Entah kenapa aku tidak bisa bergerak hanya untuk melepas tanganku dari cengkeramannya.
"Ngapain si lo!" Bentakku setelah kenzo melepaskan tanganku.
Kini hanya aku berdua dengan kenzo tidak ada orang lain. Pandanganku beralih ke sudut sudut gudang saat mata kenzo menatapku lekat. Aku tidak akan kuat jika ditatap seperti itu.
"Lo bandel banget si," ucap kenzo dengan suara seraknya.
"Ha?" Ucapku spontan.
"Kenapa lo masih masuk sekolah!"
"Ya emang gue nggak diskors, ya gue masuk lah!"
"Lo nggak baca chat gue kemarin ya?" Kali ini dia bertanya tapi tetap dengan wajah datarnya.
Aku diam sejenak. Lebih tepatnya berusaha mengingat kembali chat kenzo tadi malam.
"Oh itu, baca kok. Di suruh bu arini untuk istirahat kan?"
"Terus ngapain lo masih berangkat sekolah!"
"Ya kan malemnya udah istirahat. Masa iya hari ini disuruh istirahat juga? Hari ini ya sekolah lah!" Jawabku lebih membantah kenzo.
"Lo itu masih belum fit, seharusnya lo istirahat aja di rumah! Wajah masih pucat gitu, luka di kening masih belum sembuh lagi!" Sahut kenzo khawatir tapi dengan nada tinggi.
"Lo bilang gini atas dasar disuruh bu arini, apa diri lo sendiri?"
Hening. Seketika raut wajah kenzo berubah, ia seperti kebingungan menjawab pertanyaanku. Aneh kan?
"Lo mulai care ya sama gue. Atau jangan jangan . . " aku sengaja menggantungkan kalimatku.
"Jangan jangan apa!" Sahutnya langsung.
"Jangan jangan lo mulai suka sama gue," ucapku diiringi dengan tawaku yang nyaring.
"Najis!" Umpatnya kesal lalu meninggalkanku tanpa kata kata lagi.
Gue ditinggal pergi begitu aja?
"Dasar nggak waras!" Teriakku sekeras mungkin. Jelas sekali pasti kenzo mendengarkannya. Hanya saja memilih pergi dan tidak peduli dengan teriakkanku.
Sabar kalisa sabaaarr . . .
~~
"Sa, lo beneran nggak papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Kalisa (End)
Teen Fiction"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku k...