18. Buket Bunga

423 48 0
                                    

Jangan lupa klik ⭐
Semoga kalian makin suka sama ceritaku 'Misi Kalisa'

Happy reading 🌹

----------

"Kalau jantung lo berdetak cepat, berarti perasaan lo sama dengan perasaan gue."

~~~

Aku berjalan hati hati. Rasa pusingku yang tadinya tidak berasa, kini setelah keluar dari ruang bk mulai terasa. Siapa yang tidak kesal coba, bu arum lebih membela hana dibanding aku. Jelas jelas aku disini sebagai korban, malah aku yang dituduh sebagai penyebab utamanya.

Yang katanya aku anak baru udah bikin masalah lah. Terlalu sering masuk BK lah. Toh aku seperti itu juga gara gara hana kan. Dan lebih kesalnya lagi, bu arum seolah olah tidak peduli denganku. Dan beliau seakan telah melupakan masalahku yang seminggu lalu pernah aku ceritakan.

Padahal aku sudah mengira kalau sebentar lagi bu arum bakal menjadi sumber kuat misiku selama ini. Aku sudah yakin kalau beliau telah mengerti siapa diriku sebenarnya. Tapi mengapa bu arum kesannya tidak peduli dan seolah tidak ingin membahas hal itu.

Sebuah kertas berukuran besar membuatku tertarik untuk membacanya. Akhirnya langkahku terhenti disebuah mading.

PENGUMUMAN!

'Dalam rangka memperingati Hari Ibu,
SMA GARUDA akan mengadakan Lomba Pensi serta Best King and Queen. Setiap kelas harus ada perwakilan, jika tidak ada akan dikenakan sangsi'

Kenzo Gavino
Ketua OSIS SMA GARUDA.

"Best king and queen?" Aku bertanya tanya sendiri ketika membaca sebuah informasi di mading.

"Ini yang jadi kesibukan gue akhir akhir ini," suara cowok tersebut sangat dekat ditelingaku. Pantas saja ketika aku berbalik jarakku dan cowok ini hanya sejengkal.

Kini mataku dan matanya bertemu saling menatap lama. Ada sesuatu yang hangat didalam hatiku. Entah perasaan apa ini, kenapa aneh sekali rasanya berada didekatnya dengan jarak sedekat ini.

"Ke kenzo, lo ngapain disini."

Sial, aku kehabisan kata kata. Kenzo melangkah mundur membuat jarak kami tidak sedekat sebelumnya. Kemudian ia menatapku penuh arti lalu tersenyum lebar.

"Wajah lo merah wkwkwk," sahutnya diiringi gelak tawa yang nyaring.

"Enggak tu, wajah gue nggak merah!" Aku berusaha mengelak walaupun yang dibilang kenzo sepertinya benar.

"Lo tu lucu ya kalau pas salting gini," ucap kenzo masih setengah tertawa.

"Apaan si lo nggak jelas!"

Kok aku malah kesal sendiri ngeladenin cowok es ini ya?

Akhirnya tanpa pamit aku langsung pergi meninggalkan kenzo. Tetapi baru selangkah tanganku berhasil dicekal. Tawa kenzo yang membuatku kesal telah hilang. Kini berganti dengan raut wajah serius seperti sejatinya kenzo.

Baruang es tetap lah beruang es!

"Kenapa sudah masuk? Udah beneran sembuh?"

Ya Allah tolong kembalikan telingaku yang dulu. Kenapa suara kenzo terasa merdu di telingaku. Jantung juga tidak bisa diajak kompromi. Kenapa malah dagdigdug gini sih? :(

"Kalisa." Kenzo memanggilku yang kini tersadar dari pikiranku sediri.

Kampret! Kenapa kenzo semakin mendekat ke aku sih?!!

Misi Kalisa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang