diskusi bersama Papa

1.2K 190 21
                                    

Javas Pov

Hari sudah petang,masih tersisa warna jingga tapi,jalanan Ibu kota sudah bisa di pastikan macet parah.

Sekarang aku di mobil bersama Camila,juga Dino,dan Mas Ben yang menjadi sopir.

"Mila tidur Jav?"tanya Dino yang berada di kursi depan bersama Mas Ben

"Iyah din"jawabku

"Sampai rumah pipinya coba elu kompres deh Jav"ucap Dino

Aku mengamati wajah Camila yang tertidur di sampingku,pipi sebelah kanannya memang terlihat merah.

"Itu ibu-ibu nampar Mila pake tangan apa pake talenan sih?bekasnya sampai separah itu"lanjut Dino

Aku termenung,pandanganku masih pada wajah Camila,aku tidak tahu harus menanggapi tanggapan Dino bagaimana?

                                    ***

"Lia"ucapku lirih di dekat telinganya

Camila menggeliatkan tubuhnya,lalu kedua matanya mulai terbuka.

"Jav"

"Sudah sampai rumah,rumahnya Mama"ucapku

Seketika Camila menegapkan tubuhnya,dia mengamati keadaan di luar kaca mobil.

"Kita-"

"Makan malam sama Mama Papa,mereka juga merindukanmu"potongku

Aku sengaja mengajak Camila datang ke rumah orang tuaku,setidaknya ada Mama Papa yang akan membantuku untuk menghibur Camila,Mama juga pasti dengan senang hati memberikan pelukan untuk Camila.

Aku tahu,saat ini dia butuh orang-orang yang memeluknya tanpa banyak bicara,tanpa perlu memberikan pertanyaan mengapa dan kenapa?

Saat kami sudah turun dari mobil,aku segera menggandeng tangan Camila,mengajaknya masuk ke dalam rumah dan segera bertemu dengan kedua orang tuaku.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku melihat sosok Mama dengan jilbab motif yang membuat wajahnya selalu cantik.

"Oh ada Camila,akhirnya diajak main ke sini lagi"ucap Mama ketika melihatku bersama Camila

Camila tersenyum,lalu segera menjabat tangan Mama dengan menciumnya,lalu Mama mencium kedua pipi Camila dan membawa gadis pujaanku ke dalam pelukannya.

"Kamu pulang?"tanya Papa yang baru muncul dari arah taman samping

Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Papaku.

"Papa sehat kan?"tanyaku

"Alhamdulilah"jawab Papa

Dan Papa tersenyum,wajahnya terlihat sumringah ketika melihat Camila yang masih berada di dalam pelukan Mama.

"Ada Camila juga"gumam Papa

Lalu pelukan Mama dan Camila terlepas,Camila segera menghampiri Papa dan menjabat tangan Papa dengan sopan.

"Aku ngajak Lia,Dino dan Mas Ben pah,mau makan malam di sini"ucapku

"Dino dimana?"tanya Papa

"Sudah di kamar atas tadi"jawab Mama

"Yaudah Mama siapin makan malamnya dulu yaa?"lanjut Mama

"Aku bantu yah Ma"ucap Camila

Mama pun tersenyum,lalu menggandeng Camila menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Selanjutnya aku bersama Papa ke taman samping,kami berbincang tentang banyak hal,tentang karier hingga tentang hubunganku bersama Camila.

"Kalau aku langsung menikahi Camila,gimana pah?"tanyaku

"Kamu yakin?"balas Papa

"Papa sih gak papah,tapi kan belum tentu Camila siap menikah sekarang,usianya masih muda,apalagi menikah dengan kamu yang pekerjaan sebagai publik figure,Papa hanya takut jika mental Camila belum siap,kamu harus banyak berfikir lagi Jav"lanjut Papa

Ada benarnya dengan apa yang Papa sampaikan,tapi rasanya aku ingin segera menikah dengan Camila,agar aku bisa menjaga dia 24 jam.

Jika hubunganku dengan dia hanya sebatas pacaran,aku takut akan banyak orang-orang yang menyudutkan Camila,aku takut dia akan lebih sering terkena masalah.

"Jangan terburu-buru ambil keputusan,Camila memang baik,tapi kalian juga perlu waktu untuk pengenalan lebih dalam,ajak Camila untuk turut serta dalam kegiatanmu,agar dia juga terbiasa dengan pekerjaan yang kamu geluti Jav"ucap Papa

"Iyah pah,terimakasih yaa"balasku.

                                  ***

Waktu sudah menunjukan pukul 19:40,acara makan malam bersama Mama Papa baru saja selesai.

Sepanjang Camila berada di sini,dia selalu tersenyum,dia sedikit bisa melupakan masalahnya saat ini.

Hingga akhirnya aku mengajak Camila ke taman belakang,aku membawa handuk kecil yang biasa Mama sediakan untuk mengompres,juga es batu satu wadah kecil.

"Duduk sini"ucapku

"Itu untuk apa?"tanya Camila

Aku hanya tersenyum,lalu memasukkan es batu ke dalam handuk,dan menempelkan ke pipi kanannya Camila.

"Mamanya Hito pakai cincin berlian gede-gede yah?"tanyaku

"Hah"

"Namparnya sampai berbekas gini"ucapku

Camila tersenyum,detik selanjutnya dia sedikit mengaduh.

"Sakit yah?"tanyaku

"Sedikit"jawabnya

"Gak ada orang yg melerai kamu dan Mamanya Hito emang?"tanyaku

"Ada"jawabnya singkat

"Mbak kiky sama Mas Fajar"lanjutnya lagi

"Kata Tante Mirna,dia mau ngelaporin aku ke polisi,karna dia gak terima Hito di penjara"ungkap Camila

"Dia bilang begitu?"tanyaku

"Iyah,aku baru pernah melihat Tante Mirna marah ke aku,apalagi sampai nampar"jawab Camila

"Mamanya Hito itu bodoh,dia gak pernah baca buku parenting deh kayaknya"ungkapku

"Kenapa?"tanya Camila

"Anaknya sudah jelas-jelas salah malah di bela"jawabku

Camila tersenyum,lalu tangannya terulur untuk menahan tanganku yang sedang mengompres pipinya.

"Dari pagi sampai siang aku takut dengan ancamannya Tante Mirna,setelah aku ketemu kamu tadi sore,aku tidak takut lagi dengan ancaman itu"ucap Camila

"Jangan pernah takut selagi kita benar,kalau beberapa hari yg lalu kamu takut sama aku,itu baru benar"balasku

"Kok gitu?"tanya Camila

"Karna kamu sudah menutupi sesuatu dari aku kan?sampai ngajak Dino ketemuan,gak boleh ngasih tau ke aku"jawabku

Camila tertawa dan aku senang melihat tawanya saat ini,tidak salah aku mengajak Camila datang ke sini,bertemu dengan Mama juga Papa,setidaknya hal ini bisa menjadi obat penawar rindunya dia kepada kedua orang tuanya di Surabaya.

#tbc,,
Sudah next part yaa?
Semoga kalian tetap suka dengan cerita ini,Terimakasih.

JAVAS CAMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang