JAVAS CAMILA

sebuah pesan

Javas Pov

Flashback On!

Beberapa hari ini,tepatnya setelah Tere menikah dan pindah dari Apartemennya Camila,aku selalu cemas bahkan ada sesuatu yang membuatku gusar.

Camila belum mau menikah,dia tidak menolak lamaranku,hanya saja dia meminta waktu untuk memperlambat acara pernikahan kami.

Javas Diafahri di tolak cewek dong!!!!iyah,hanya Camila yang bisa berbuat seperti itu,mungkin jika aku melamar Bella atau Zee,reaksi mereka akan menangis karna bahagia.

"Besok manggung keluar kota nak?"tanya Mama

Aku menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Kok tumben hari senin pulang terus tidur di rumah?"tanya Mama lagi

"Ma"

"Iyah"

"Dulu waktu Mama di lamar Papa gimana?mama langsung terima gak?Mama seneng gak nikah sama aktor ternama?"tanyaku

Mama terdiam,beliau memperhatikan aku begitu seksama,dengan sudut bibirnya yang sekarang menjadi satu garis membentuk senyuman yang sangat manis.

"Perjalanan Mama Papa dulu itu cukup lucu,aneh,unik dan rumit"ucap Mama

"Mama menikah dgn Papa terus bercerai,terus menikah lagi sama Papa gitu?"tanyaku

"Iyah,jd kamu mau tahu pas lamaran pertama atau kedua nih?"balas Mama

"Emmss yg pertama"ucapku

"Yang pertama Mama langsung terima karna itu sebuah perjodohan,tapi waktu itu Mama gak tau kalau Papamu seorang aktor dan penyanyi Band"ungkap Mama

"Yang kedua?"

"Mama meminta waktu cukup lama,mengoreksi kesalahan-kesalahan Mama di pernikahan pertama dulu,hingga akhirnya Mama menerima lamaran Papa mu di London waktu itu"ungkap Mama lagi

"Kamu kenapa?"tanya Papa tiba-tiba yang baru keluar dari kamar

Aku tersenyum,tipis,bahkan sangat tipis sekali.

"Lia belum mau aku ajak menikah"ucapku sedikit tidak bersemangat

"Apa alasannya dia?"tanya Papa yang sekarang duduk di sampingku

"Ingin berkarier pah,dia mau menikah dengan syarat aku ngizinin dia tetap kerja sebagai produser"jawabku

"Lalu alasan kamu menikah dengan dia apa?"tanya Papa

"Aku cemas,sekarang dia tinggal di Apartemen sendirian,sahabatnya sudah menikah dan tinggal bareng suaminya"jawabku

Papa dan Mama tersenyum,tanga Papa sudah terulur mengusap rambutku.

"Papa dan Mama dulu pernah gagal,dan itu rasanya tidak enak,kami sama-sama merasa bersalah dan meyalahkan diri masing-masing,jika Lia mu itu blm siap menikah yaa jangan di paksa Jav"ucap Papa

"Tapi pah-"

"Tapi apa?"potong Papa

Rasanya aku malu jika mengatakan alasanku selanjutnya pada mereka,tapi aku juga tidak bisa menyimpannya sendiri.

"Aku takut berbuat sesuatu yang bisa merugikan aku dan Lia,bahkan pihak lain,seperti Papa Mama misalnya"ungkapku

"Hal apa?jangan muter-muter gitu ah ngomongnya,Papa baru pulang kerja,gak bisa kalo kamu kasih teori model rumus fisika"balas Papa