pertengkaran kecil

1.1K 174 49
                                    

Javas Pov

Dan seperti yang lain,pada akhirnya kisahku akan berakhir,menemui sebuah muara kebahagiaan yang di dalamnya akan terdapat banyak sekali ombak besar.

Jika seseorang memikirkan sebuah pernikahan adalah finish suatu hubungan, itu salah!justru setelah menikah pada tiga sampai lima tahun pertama usia pernikahan,akan banyak sekali masalah,semua itu akan tergantung bagaimana di antara keduanya bisa menyikapi masalah-masalah tersebut.

"Jadi kamu sudah memberikan surat resign?"tanyaku pada Camila

"Iyah"jawabnya

"Lalu Pak Tama menawari sponsor?"tanyaku lagi

"Iyah Jav"jawab Camila

"Menurut kamu bagaimana?"tanyaku sekali lagi

"Kok tanya aku sih?yaa kamu gimana?"balas Camila

"Aku segimana nyamannya kamu aja"ungkapku

Camila yang pada saat itu sedang asik menonton TV,ia segera mematikan TV nya,lalu menatapku.

"Kita gak bisa mengambil keputusan sendiri,ada keluarga kita yang perlu diajak berdiskusi"ucap Camila

Aku tersenyum,calon istriku itu memang wanita pintar,dia selalu mengambil keputusan dengan pemikiran matang,bukan seolah-olah dia ingin memuaskan dirinya saja.

"Aku mampu membuat pesta pernikahan tanpa ada sponsor,jadi-"

"Diskusi dengan keluarga Javas Diafahri"potong Camila

Aku tertawa,Camila begitu menggemaskan,aku fikir setelah aku datang ke Apartemennya,aku bisa tidur nyenyak untuk beberapa jam,ternyata tidak!rasa lelahku hilang begitu saja saat bertemu dengan Camila.

"Setelah kamu resign,yang jelas aku dan keluarga akan ke Surabaya untuk melamarmu secara resmi,hal ini sudah ku diskusikan dengan Mama Papa"ungkapku

"A-aku tadi siang menemui Hito"ucap Camila

Sebenarnya aku sudah tahu,Mas Ben selalu memberikan laporan padaku setiap kali dia pergi mengantar Camila,namun untuk kali ini aku akan mencoba pura-pura tidak tahu,tanganku terulur membenarkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Aku hanya ingin berdamai dengan dia Jav"ungkap Camila

"Iyah,lalu?"tanyaku

"Emmm aku juga bilang soal rencana pernikahan kita"jawabnya

"Dia nangis gak?"tanyaku sedikit menggoda

"Dia ngasih ucapan selamat"jawab Camila

"Terus sekarang kamu sedih karna dia udah bisa ikhlasin kamu buat aku?"tanyaku

"Auw"aduhku

Setelah dia mencubit perutku,Camila segera beranjak dari kursi,lalu langkahnya menuruni anak tangga,aku pun segera menyusulnya.

"Kok pada turun?padahal Embak baru selesai buat minuman"ucap Mbak Tami

Camila menatapku yang masih berdiri di anak tangga paling bawah.

"Makasih yaa mbak,kita mau ngobrol disini aja,kalau mbak tami mau nonton TV,nonton aja gak papah"balas Camila

"Yaudah,embak ke atas yaa?"ucap Mbak Tami

Aku dan Camila pun mengangguk,lalu aku memilih duduk di kursi mini bar dapur,Camila yang saat itu akan melangkah aku tahan,aku menyuruhnya duduk di sampingku.

"Ada sesuatu yang membuat kamu fikirkan?"tanyaku

Camila enggan menjawab,dia masih diam,lalu mencoba mengambil gelas dan meminum minuman yang sudah Mbak Tami buat.

JAVAS CAMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang