Minggu. Dimana orang-orang biasanya menghabiskan waktu mereka untuk melepaskan penat, tapi berbeda dengan Regal. ia saat ini sedang di sekap oleh Anta. Cowok itu menyuruhnya untuk berkunjung. Niatnya sih hanya sebentar. Tapi gara-gara hujan turun, ia jadi terkurung dirumah si perokok ulung itu.
"Ta, lo ada mantel nggak?" tanya Regal, lesu.
"Udah di gigit tikus. Gue buang aja." jawab Anta masih dengan rokok yang menancap di mulut nya.
Regal mendesah pelan. "Lo bisa nggak sih, berhenti ngerokok sehari?"
"Udah candu. Susah buat lepas."
"Radang paru-paru baru tau lo si*lan."
"Bodo amat!"
Regal menundukkan kepalanya diatas meja. Bosan sekali rasanya dirumah si Onta. Sudah berantakan, bau lagi. Andaikan ada Angga disini, pasti si Onta sudah di ceramahi.
Drrt
Regal mengambil hp nya yang berbunyi. Senyumnya mengembang saat tau siapa yang menelepon nya.
"Halo Sil. Tumben lo nelpon? Ada apa?"
Kamu kerumah aku sekarang bisa Gal?
"Lah? Emang kenapa?"
Itu ada orang aneh keliaran didepan pagar. Pak satpam lagi cuti sama bibi. Bang Dion juga lagi pergi.
"Oke gue kesana sekarang! Lo jangan sampai ketahuan kalau lagi sendiri dirumah."
Makasih Gal
Tut...Tut...Tut...
Regal langsung menyambar kunci motornya. Cowok itu tak peduli meskipun hujan bertambah lebat diluar sana. Ia hanya peduli keselamatan Syila. Hanya itu.
"Mau kemana lo?" tanya Anta.
"Kerumah Syila. Katanya ada orang aneh depan rumah dia."
Anta mengangguk. "Kalau ada apa-apa telpon gue. Atau nggak suruh ada si Vander. Rumahnya dia kan nggak jauh dari rumahnya Syila."
"Respon lo lama males gue."
Regal pergi keluar meninggalkan Anta dengan segala bacotan nya. Bodo amat dengan orang itu. Ia ingin segera bertemu Syila.
Cowok itu menembus derasnya hujan tanpa menggunakan mantel. Tak peduli dengan bajunya yang basah kuyup gara-gara hujan. Kalau pun basah ia bisa minta Vander untuk menjemput bajunya dirumah. Bossy!
Tiga puluh menit perjalanan ia pun sampai di depan rumah Syila. Cowok itu melihat sekeliling. Dan benar saja. Ada seseorang dengan pakaian serba hitam sedang bersembunyi dibalik semak-semak. Tak mau ambil masalah, Regal pun masuk dari jalan belakang. Tapi sebelum itu ia mengirim pesan pada Syila untuk membuka pintu belakang rumahnya.
Baru saja selangkah ia masuk, Syila sudah memeluknya dengan erat. Tak bisa juga dikatakan memeluk, tapi bisa dikatakan cewek itu sedang meminting lehernya.
Nih kecebong badannya aja yang kecil. Dipeluk aja berasa di cekek gue!
Regal berusaha melepas pelukan Syila, namun tak berhasil. Ia malah mendapat sebuah geplakan di kepalanya.
"Sakit Sil! Sadis amat sih lo!" ujar Regal kesakitan.
"Aku masih pengen meluk kenapa kamu lepas?" tanya Syila sambil mengerucutkan bibirnya.
Ingin rasanya Regal mengecup bibir merah itu. Namun ia urungi. Mengapa? Tau saja lah akibatnya jika bermain-main dengan singa. Awas kilap!
"Pengen gue cium. Sumpah." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGALDIN [COMPLETED]
Misterio / SuspensoBest cover by Callmepi (CERITA DIROMBAK BESAR-BESARAN) Ini tentang Regaldin Redly Andersson. Dengan semua ke khilafan dan juga umpatan di setiap harinya. Kadang dia bisa menjadi dingin, kadang juga bisa menjadi orang bego. Tampang sangar tapi ganten...