"Jadi, kita ngapain dulu?"
Sesuai janji, Regal, Agatha, Vander, Emily, dan Julio tengah berkumpul di gudang tua tempat biasa Vander dan Julio menyusun rencana. Tapi, sepertinya rencana kali ini cukup rumit. Otak Regal dan yang lainnya tak bisa menandingi otak Vander yang kelewat pintar itu.
"Kita pancing dia buat masuk perangkap kita. Kalau nggak mempan ya pakai cara bar-bar." balas Vander santai.
Regal menautkan alisnya. "Cara bar-bar maksudnya?"
Vander menyeringai. Dia menatap Regal lama, lalu menjawab. "Culik." Vander langsung tertawa kecil melihat ekspresi syok Regal. Se menakutkan kah dirinya?
"Nggak ada cara lain di otak lo yang pinter itu?" tanya Regal kesal.
"Ada. Tapi gue yakin otak lo bakalan nyangkut kalau gue jelasin," Vander mengeluarkan sebatang rokok lalu menyesapnya. Terakhir kali dia merokok sih sudah lama banget.
Regal mengguyar rambutnya bingung. Si Evan meledek dia atau memang rencananya itu super duper rumit sih?!
"Terserah lo! Lama-lama gue ikut jadi psikopat juga gara-gara lo!" kata Regal kepalang kesal.
Vander menaikkan salah satu alisnya. "Apa hubungannya? Nggak ada kan? Kan cuman gue yang abnormal disini." Vander menjeda ucapannya sebentar, lalu melanjutkannya. "Dan asal lo tau. Gue udah nahan ini 2 tahun. Jadi, biarin gue berbuat sesuka hati gue sekarang!"
"Fine! Terserah Lo! Gue nggak bisa ngelarang lo lagi!" ucap Regal pasrah. Mau lihat lo bujuk pake apapun kagak akan mempan Gal! Namanya aja psychopath, tentu hidupnya itu penuh darah.
Julio menepuk tangannya meminta perhatian. Dia juga ingin ambil bagian dari misi ini. Meskipun hanya sebagai anak bawang.
"Perhatian sebentar! Gue mau lo semua bawa ini, masingmasing satu biji," Julio mengeluarkan sebuah jarum kecil dan juga sebuah pil. "Ini racun, kalian nggak boleh kena sedikit pun. Dan ini antibodi nya. Di telen sekarang"
Regal memperhatikan jarum yang ada di tangannya. Dia bingung bagaimana cara mengaplikasikan racun itu.
"Cara pakainya gimana?" tanya Regal sambil membolak-balikkan jarum kecil itu.
Julio menghentikan Regal yang sibuk membolak-balikkan jarum racun itu. Bisa bahaya kalau Regal terkena efek dari racun yang diberikan si Evan.
"Jangan di puter puter kek gitu! Kalau kena dikit aja lo udah isdet Gal!" tegur Julio.
Regal menggaruk tengkuknya. "Ya maaf, gue nggak tau." Regal menyengir tanpa dosa pada Julio. "Emang itu racun apaan?"
"Kalau Lo tau pasti lo nggak akan mau bawa." kata Julio.
"Ck, terserah lo dah!"
Agatha menepuk pundak Julio. "Terus ini pil buat antibodi nya?"
"Ya, telen sekarang Ta," Agatha langsung menelan pil itu. Julio yang melihat itu menepuk jidatnya keras. "Enggak pahit Ta?"
"Enggak, kenapa emang?"
"Lupakan."
Vander yang sedang merokok itu langsung membuang rokoknya. Dia mengeluarkan dua buah pisau dan juga dua buah pistol. Magnum Ekslusif, itu yang Vander berikan pada Regal dan Agatha. Satu tembakan saja bisa membuat kepala pecah.
Regal mengambil pisau yang diberikan Vander. Pisau dengan lambang ular ditengah nya itu seolah tak asing bagi Regal.
"Pisau ini kek nya gue kenal." kata Regal sambil meneliti pisau yang ada ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGALDIN [COMPLETED]
Mystery / ThrillerBest cover by Callmepi (CERITA DIROMBAK BESAR-BESARAN) Ini tentang Regaldin Redly Andersson. Dengan semua ke khilafan dan juga umpatan di setiap harinya. Kadang dia bisa menjadi dingin, kadang juga bisa menjadi orang bego. Tampang sangar tapi ganten...