55. SEBUAH AKHIR [END]

4.3K 154 36
                                    

Tubuh Regal melorot lemas. Dihadapannya ada Astro, yang berdiri kesakitan menahan peluru yang menembak dadanya. Astro berbalik, tersenyum kearah Regal seolah mengatakan dia baik-baik saja.

Sora tertawa culas, dia menjambak rambutnya sendiri. Ariana dan Frans sudah pingsan di tangan Haris dan Julio.

Astro berjalan tertatih kearah Regal. Cowok itu menepuk pundak Regal pelan. "Makasih udah nolongin gue, sekarang giliran gue yang balas budi lo."

Regal langsung memeluk Astro saat itu juga. Masa bodoh dengan tubuhnya yang terkena darah Astro. Regal tak menyangka Astro akan kemari. Sahabat gobloknya itu benar-benar nekad.

Tubuh Regal lemas, dadanya sakit seperti rasa sakit yang sedang di tahan Astro sekarang.

"Jangan pergi To, gue mohon." pinta Regal dengan suaranya yang lirih.

Astro meringis memegangi dadanya. Dia menatap sang sahabat sendu. "Gue nggak bisa, anggap aja itu kenangan terakhir buat lo."

Astro tumbang setelah mengatakan itu. Tubuhnya pucat bergelimang darah. Julio dan Haris menghampiri Regal yang masih menangis itu.

Julio menepuk pundak Regal untuk memberi semangat. "Lo harus kuat, demi Astro." Julio berusaha kuat menahan air matanya.

"Gue nggak mau si Astro pergi Jul. Gue nggak tega." ujar Regal lirih.

Haris ikut mengeluarkan air matanya. Astro memang menyebalkan, tapi dia tetap menyayangi cowok itu seperti saudaranya sendiri.

Julio membantu Regal berdiri. Belum sempat mereka berjalan keluar, Vander sudah masuk dengan wajah khawatir nya.

"CEPAT KELUAR! SORA UDAH PASANG BOM WAKTU. SATU MENIT LAGI TEMPAT INI AKAN MELEDAK!" Vander berteriak. Dia melepas ikatan Linda, Syila, dan juga Irenne.

Tiba-tiba masuk Daniel, dan Arthur dengan wajah tak kalah panik. Mereka berdua membopong Linda dan juga Syila.

Rengga juga menggendong Agatha yang sudah pingsan. Regal membawa mayat Astro bersamanya. Haris, Julio, dan Bima yang entah dari mana tibanya membawa Ariana, Frans, dan juga Sora.

Vander memukul jendela kaca besar yang ada di samping Regal dengan kuat, jendela itu pecah. Di balik jendela itu sudah ada seluncuran darurat dari besi besi lama yang sudah tersusun layaknya seluncuran.

Vander meluncur sambil membawa Irenne di punggungnya, diikuti yang lainnya. Setelah semuanya selamat, gedung itu meledak. Ledakan yang sama di mimpi Regal.

Regal melihat Linda, Irenne, Syila dan Astro. Regal merasa bersalah, gara-gara nya, mereka semua juga ikut merasakannya.

Pandangan Regal buram, kepalanya pusing. Regal tumbang bersama kilatan petir yang datang menyambar gedung tua itu.

***

Regal membuka matanya perlahan. Dahi nya menyeringit melihat ruangan putih yang berisi banyak alat medis dan juga bau obat yang menyengat.

Mata Regal membulat saat melihat Regan, ayahnya yang sedang tidur di sofa. Regal berusaha duduk sendiri, tapi tubuhnya mati rasa.

Ceklek

Mata Regal melihat ke arah pintu, disana ada Irenne dan Sergio yang mendorong adiknya di atas kursi roda.

Irenne tersenyum senang saat melihat sang kakak sudah sadar.

Irenne duduk di sebelah Regal. Tangannya terangkat untuk menggapai wajah kakaknya yang terdapat banyak luka. "Alhamdulillah, kakak udah sadar."

Regal tersenyum tipis. "Ren, itu papa?"

REGALDIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang