43. RAHASIA VANDER

1.1K 78 0
                                    

Markas Galderoz hari ini lumayan ramai. Tak seperti biasa, hari ini ada kabar gembira yang diberikan Vander. Si mata-mata kepercayaan Galderoz.

"Dua hari lagi gue nikah, lo semua harus datang," Vander membagikan undangan pada semua temannya, "Dan jangan buat masalah, oke."

Regal membuka undangan itu, "Vrisya Angela Carlos, mantap juga nama bini lo."

"Makanannya banyak nggak nih?" tanya Anta, si perokok tapi doyan makan.

Vander berdecak, "Lo liat aja dua hari lagi."

"Foto pre-wed udah?" Regal bertanya kembali. Vander mengangguk, "Udah."

"UDAH NGGAK SABAR GUE LIAT LO DUDUK DI PELAMINAN!! MAKIN GANTENG ATAU MAKIN JUTEK ITU MUKA?!" Astro berseru dengan semangat.

"Ck, rese." Vander hendak melangkahkan kakinya menuju kelas, namun terhenti karena dapat bisikan dari Leon.

Ada mainan baru buat Lo. Liat ke bawah kolong meja nya si Sisil

Vander buru-buru menuju kelas Syila sambil menyeringai disepanjang jalan. Cowok itu penasaran, apa mainan baru untuk nya itu.

Regal juga mengikuti Vander. Dia bingung kenapa si Evan itu lari terburu-buru. Itu cowok kenapa lagi dah? Batin Regal keheranan.

Vander dan Regal sampai dikelas Syila. Begitu sampai di pintu, hening sejenak. Vander berjalan menuju meja Syila. Cowok itu melihat kedalam kolong meja itu. Benar saja. Didalam sana sudah ada beberapa potongan daging hewan yang masih segar. Sepertinya itu daging biawak. Pikir Vander.

Vander langsung mengumpulkan bangkai itu ditangannya. Tanpa rasa jijik sedikitpun jika tangannya berlumuran darah. Regal juga ikut membantu. Dia juga geram sekaligus heran, siapa yang meletakkan bangkai itu di meja Syila?

"Kakak, Emi ada mainan nih!"

Vander menoleh ke asal suara. Dia melihat Emily yang berdiri didepan pintu sambil memegang dua buah kaki anjing ditangannya. Emiii:/

"Emi nemuin ini di bawah meja. Satu punya Emi, satu lagi punya kak Mega," kata Emily.

Vander mengangkat kedua tangannya yang berisi bangkai itu, "Gue juga ada, masih seger lagi."

Tak lama kemudian, Mega menyelonong masuk sambil membawa badan ular yang sudah terbelah dua. "Wey! Gue ketemu ini di laci nya si Lily!"

Regal menghampiri Mega yang membawa bangkai ular itu dalam keadaan tangan berdarah-darah. Cowok itu mengambil ujar yang ada ditangan Mega.

"Lo temanin si Lily aja, dia masih syok pasti."

"Oke, jaga mainan gue baik-baik
" ancam Mega penuh penekanan.

"Ck, bawel! Pergi sana!"

Mega langsung pergi menuju kelas Lyla. Sedangkan Regal, cowok itu sedang fokus melihat ular yang sedang dia pegang. Mana tau ada petunjuk, makanya di periksa.

Benar saja. Regal menemukan sebuah goresan di perut ular itu. Goresan itu membentuk huruf 'G' dan 'D'. Karena sudah kesal, badan ular yang terbelah dua itu sudah terbelah empat gara-gara jadi pelampiasan kekesalan Regal. Bodo amat sama orang yang melihat dengan horor. Gue mah nggak peduli. Batin Regal.

"Kita buang ini kebelakang," Vander menyadarkan Regal dari lamunannya. "Oke," balas Regal.

Regal dan Vander pergi menuju tempat sampah yang ada di belakang sekolah. Dengan keadaan penuh darah, dua orang tersebut berjalan dengan santai seolah tak terjadi apa-apa.

Sesampainya di belakang, Vander langsung membuang bangkai itu, Regal juga melakukan hal yang sama. Vander mengambil pemantik yang ada di sakunya lalu membakar bangkai tersebut.

REGALDIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang