34. JADIAN

1.4K 88 2
                                    

"Jadi ngapain lo kemari?"

Pagi ini, seperti biasa. Regal dan yang lainnya sedang berkumpul di markas mereka. Sudah jadi ritual wajib, sebelum bel berbunyi harus kumpul di markas dulu. Entah ada urusan atau tidak. Yang penting ngumpul. Tapi saat ini ngumpul nya serius. Galderoz kedatangan ketua pasukan GunDar. SMA yang berdekatan dengan sekolah mereka.

"Udah lama juga gue nggak kemari, lo nggak marah kan gue jarang berkunjung?"

Regal tersenyum tipis pada tamunya itu. "Mau lo nggak datang bertahun-tahun  pun gue nggak masalah, Thur"

Kaivan Arthur Marcello. Ketua pasukan CaraLox yang sering disebut serigala hitam itu sedang berkunjung. Sudah dua tahun dia tidak menginjakkan kakinya di sarang predator ini. Tapi Untungnya Regal tak mempermasalahkan itu. Dia jadi tak enak sendiri pada cowok itu.

"Apa kabar lo? Udah dua tahun nggak nongol-nongol makin glowing aja nih." tanya Astro sambil meledek Arthur.

"Ck, glowing pala lo! Tambah dekil iya!" jawab Arthur nge-gas. Terobos lah anying!

Arthur melirik kearah Vander. Sudah lama tak bertemu, sifat cowok itu masih sama saja. Alias datar. Datarnya melampaui tembok malahan.

"Kusut bener itu muka Van. Kek nggak ada hoki aja hari lo!" ledek Arthur. Mukanya Vander itu kusut banget. Rambut hitamnya acak-acakan, kancing kemeja sekolah belum selesai di pakai, dasi pakai nya amburadul, komplit dah. Persis kayak penampilan Astro asal kalian tau saja.

"Ck, suka-suka gue. Kenapa lo yang sewot," Rasain dah tu Arthur. Dicekik si Vander baru tau lo.

"Yossh! Kalem lah nyet! Ngegas ae lo! Ingat, orang sabar pantatnya lebar!" Arthur menyengir tanpa dosa kearah Vander. Meskipun Arthur itu rada-rada goblok, tapi jangan salah. Dia kalau udah marah, apapun hancur sama dia. Entah itu kepala lo sekalipun.

"Mau lo itu apaan sih Thur? Dari tadi gue kesel sendiri liat lo. Lama ngilang pas datang tambah goblok malahan." ucap Vander jengkel.

Arthur berdecak. "Sialan lo! Oh iya. Gue mau kasih tau sesuatu ke elo."

"Apaan?"

"Noh, bini lo sakit. Gue nggak bisa bawa pulang tanpa se–"

Ucapan Arthur terpotong gara-gara Vander langsung pergi tanpa aba-aba. Arthur melongo melihat Vander yang berlari kencang lalu melompati pagar belakang dengan mudahnya. Lincah juga ternyata, batin Arthur.

"Kayaknya si Evan lebih cocok jadi atlet lompat indah deh." saran Arthur.

"Gue rasa sih juga begitu." imbuh Regal.

Arthur melirik jam tangannya. Sudah pukul 07:15 ternyata. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Arthur mengambil jaket hitam bertuliskan "CaraLox" khas geng nya.

Jaket hitam berlambang Puma yang terletak di bagian dada nya itu membuat Arthur seperti berandalan. Padahal sih enggak. Arthur itu biasa-biasa saja. Tak terlalu berandal seperti Regal dan Haris yang sudah melewati batas normal.

"Lo nanti main ke rumah gue ya Thur! Mumpung gue lagi gabut." ucap Regal sedikit berteriak.

"Yosh! Tenang mang! Jadwal konferensi pers gue kosong ntar malem!"

"Konferensi pers empedu lo! Udah buruan pergi sana."

Arthur menatap Regal datar. Baru nongol udah main usir aja. Dasar bapak durhaka!

REGALDIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang