42. MISS YOU

1.1K 75 3
                                    

Flashback

Dion mengendarai motornya menuju rumah Arthur. Di sepanjang jalan, pikirannya dihantui oleh Raka. Apakah benar yang dikatakan Linda padanya adalah anak bernama Raka itu?

1 jam kemudian, Dion sudah sampai di rumah Arthur. Seperti biasa, rumah cowok itu selalu ramai dan rusuh. Hampir sebagian temannya menginap dirumah dua lantai itu. Dion meneriaki Arthur dari luar. Niat Dion ingin bertemu Arthur, tapi dia malah bertemu Raka. Dion langsung menarik Raka menuju bangku taman didepan rumah Arthur.

"Lo Raka kan?" tanya Dion pada Raka.

"Ya, kenapa?" Raka keheranan melihat cowok di sampingnya ini.

"Lo kenal Melinda kan? Ibunya Regal?"

"Ya, kenapa emang?"

"Lo tau dimana keberadaan Regan sekarang?" Dion menatap Raka serius. Raka menjawab, "Soal itu....."

Dion memegang kedua pundak Raka lalu menatap cowok itu tajam. "Kasih tau gue!"

"Emang ada urusan apa lo sama ayah?"

"Regan itu bukan cuman ayah lo doang!" Dion meninggikan intonasi suaranya.

Raka menautkan alisnya, "Maksud lo?"

Dion menghela nafasnya. "Dia ayahnya Regal juga."

Raka mematung. Selama menjadi temannya Regal, dia tak pernah tau siapa ayah cowok itu. Setelah Raka pikir-pikir, kemaren dia menemui Regan dan pria itu memberikan nya secarik kertas, dan menyuruhnya memberikan kepada Regal. Jadi begitu rupanya. Pikir Raka.

"Kemaren ayah ngasih gue surat. Dia bilang kasih itu ke Regal." ujar Raka.

"Isinya?" Dion berusaha menguak sedikit informasi tentang Regan dari Raka.

"Gue nggak tau. Ayah bilang itu rahasia," Raka menghela nafasnya. "Dia bilang gue nggak boleh tau dulu."

Dion berpikir sejenak. Dari hasil penyelidikannya bersama Vander, cowok itu mengatakan seminggu setelah Aksa meninggal Regan pergi ke salah satu club malam. Vander juga mengatakan bahwa Regan menyewa seorang wanita untuk menemaninya.
Oke, sekarang Dion tau apa yang terjadi.

Dion langsung pergi begitu saja saat sudah mendapatkan apa yang dia mau. Meninggalkan Raka dengan berjuta kebingungan. Tujuannya hanya satu, Vander.

Flashback end

Vander menyimak setiap detail cerita Dion. Pikiran Vander sudah berkelana jauh. Semua pikiran kotornya sudah keluar.

"Bentar, pikiran gue lagi berkelana. Lo tunggu sekitar lima menit." kata Vander yang di angguki Dion.

Lima menit berlalu, Vander dan Dion masih berkutat dengan pikiran mereka berdua. Sesaat kemudian Vander menggebrak meja cukup kuat.

"Ada satu tempat yang perlu gue periksa!" seru Vander.

Dion menatap Vander sambil mengelus dadanya, "Tempat apa?"

"Penjara."

Dion menatap Vander heran. Kenapa harus sampai ke penjara di periksa, Evan?! Batin Dion meronta-ronta gemas.

Vander yang tadinya pergi sudah kembali sambil membawa laptop, pena, dan juga spidol merah. Cowok itu juga membawa sebuah peta. Entah apa guna peta itu. Dion juga tak tau.

"Lo masih ingat kejadian 14 tahun yang lalu?" tanya Vander yang masih sibuk mengotak-atik laptopnya.

"Mana gue ingat Jamal! Masih imut-imut itu gue." Dion menjawab ngegas.

REGALDIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang