"Mas Juna!!!"
Aku dan Mas Juna yang baru saja keluar dari mobil seketika menoleh saat mendengar suara perempuan memanggil Mas Juna. Seorang gadis belia yang mengenakan gaun berwarna senada dengan gaunku berlari kecil menghampiri kami berdua sambil memasukan kunci mobil ke dalam clutch yang dibawanya.
"Hai, Nya!" Mas Juna menyapa sambil merentangankan kedua tangannya. Gadis itu dengan segera mendekap Mas Juna singkat. "Sendiri?"
"Itu pertanyaan apa sindirian?"
Mas Juna tergelak. "Kemana aja, sih? Tiap Mas ke rumah tuh pasti deh nggak ada. Udah berapa bulan coba kita nggak ketemu?"
"Kayak nggak pernah muda aja, Mas," jawab gadis itu setelah berdecak pelan. "Sibuk dong sebagai anak himpunan."
Mas Juna tertawa sambil geleng-geleng kepala mendengar ucapan gadis itu.
"Mal, kenalin, adik sepupu saya," info Mas Juna sambil mengusap punggungku pelan.
"Eh, halo, Mbak. Aku Anya."
"Mala," ucapku sambil tersenyum dan menyambut tangannya yang terulur.
"Mbak Mala pacarnya Mas Juna, ya?" tanya Anya sedikit berbisik namun sanggup didengar oleh Mas Juna yang sudah melotot ke arah gadis itu.
Aku juga cukup terkejut mendengar pertanyaannya yang tiba-tiba, jadi hanya kujawab dengan senyum terkulum.
"Beneran calon, kan? Bukan sewaan?"
"Heh!" tegur Mas Juna yang membuatku tertawa.
"Untung bawa calon. Kalo nggak, pasti hari ini dia abis dinasehatin sama keluarga besar biar nggak kerja mulu," kata Anya dengan atensi khusus untuk menberitahu aku.
"Berisik deh anak kecil," ujar Mas Juna sambil menyentil pelan kening Anya.
"Aku udah semester 5, ya!"
"Tetep aja anak kecil. Udah sana masuk duluan," usir Mas Juna sedikit bercanda tapi ditanggapi serius oleh Anya.
"Nanti ngobrol-ngobrol lagi ya, Mbak Mala. Aku duluan."
Gadis itu kemudian berlalu lebih dulu dari area parkir, meninggalkan aku dan Mas Juna yang masih tertawa kecil mendengar ucapannya.
Kami pun memasuki area tempat pernikahan Mbak Kinar dan Mas Satya yang ternyata digelar dengan tema semi outdoor. Suasana di area sudah dipenuhi oleh keluarga dari pihak pengantin wanita dan sepertinya acara sudah akan dimulai karena pihak wedding organizer menginformasikan agar kami segera duduk di tempat yang disediakan.
Acara pun benar-benar dimulai sekitar lima belas menit kemudian. Mas Satya beserta kedua orang tua juga sanak saudaranya sudah datang dan mulai memasuki area pernikahan. Mereka semua berjalan teratur di atas karpet merah yang terbentang. Prosesi pengantaran pengantin pria kepada orang tua pengantin wanita yang berjalan khidmat itu berlangsung sekitar dua puluh menit sampai akhirnya Mas Satya diantar untuk duduk di kursi akad.
Jantungku tiba-tiba terasa berhenti mendadak saat aku baru menyadari kalau kamu dan perempuan itu ada di barisan paling belakang dari pihak pengantin pria, bersama dengan Mas Brian, Wira juga Dias.
Tatapanku mengunci rapat sosokmu yang digandeng mesra oleh perempuan itu. Beberapa saat kemudian akhirnya matamu menemukan miliku.
Kamu tampak terkejut luar biasa, entah karena apa.
Apa karena aku yang sudah datang lebih dulu?
Apa karena aku datang bersama Mas Juna?
Atau mungkin karena aku yang mengenakan gaun berwarna senada dengan keluarga dari pihak pengantin perempuan yang ternyata berbeda dengan warna pakaian yang dikenakan oleh keluarga Mas Satya juga perempuan itu? Karena aku pun baru mengetahui perbedaan tersebut saat keluarga Mas Satya memasuki venue pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, You.
RomanceKisah tentang Nirmala, Jaevier, dan Arjuna yang terjebak dalam segitiga cinta tak kasat mata. Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sebesar apapun kasih sayang dan sekuat apapun ikatan cinta yang dimiliki tidak akan cukup untuk mempertahankan hubun...