"La, ngikutin Game of Thrones nggak?"
Aku yang sedang asik mengetik seketika berhenti dan menatap kamu yang tenyata sudah menatapku lebih dulu dari meja kerjamu. Aku otomatis menundukkan kembali kepalaku sambil menggeleng.
"Nggak suka serial fantasi yang gitu gue, Mas," jawabku tanpa memandangmu.
Demi apapun, jantungku masih terasa bisa keluar dari singgasananya saat kamu sudah menatapku seperti sekarang.
"Yang lagi rame banget diomongin itu kan, Mas? Gue liat di twitter tapi nggak ngikutin, sih. Kenapa emang?" lanjutku.
"Season terakhirnya mau tayang nanti April makanya rame banget diomongin."
"Oalah.... Seru banget emang, Mas?"
"Menurut gue sih seru banget." Kamu mengangguk. "Kirain lo nonton makanya gue nanya. Kalau Stranger Things nonton nggak?"
Aku tertawa kecil sambil kembali menggeleng. "Nggak juga, Mas. Gue udah jarang ngikutin serial gitu. Apalagi sejak kerja di sini. Dulu jaman kuliah sih nonton, sekarang tiap weekend pengennya rebahan. Hehehe...."
"Tapi suka nonton serial?"
"Ya suka sih, cuma sekarang terbatas aja waktunya. Sama wifi di kosan gue juga bapuk banget lah pokoknya."
"Lo sukanya serial gimana emang?"
"Uhuk!!! Uhuk!!!"
Aku yang sedang menegak air seketika terbatuk-batuk karena tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu darimu.
"Ada yang ngomongin 'tuh," katamu santai sambil menyodorkan kotak tisu yang sebetulnya adalah milikku tapi entah kenapa tiba-tiba saja sudah ada di mejamu. "Jadi sukanya serial yang gimana?" Kamu kembali menagih jawaban.
"Hmm...." Aku mencoba mengingat-ingat sambil menyeka air mineral yang tadi sedikit menyembur dari mulutku saat tersedak. "Gue senengnya serial crime scene, medical, sama thriller kayak zombie gitu sih, Mas."
"Such as?"
"Yang kayak NCIS, CSI, Flashpoint, Hawai Five-O, White Coll—"
"Lawas amat?!?"
Akupun tergelak sambil mengangguk mengiyakan ucapanmu yang memotong perkataanku. "Kan gue bilang udah lama nggak ngikutin serial gituuuuu. Terakhir tahun 2016 apa ya kalo nggak salah, nontonin The Walking Dead."
"Tapi selera lo oke juga. Netflix banyak serial bagus tau, La."
"Nah, gue tuh pengen banget langganan netflix tapi ya itu tadi wifi-nya ngeselin si kosan gueeeee," keluhku sambil melakukan peregangan dan menyandarkan diri di kursi.
"Asik bener ngobrol berdua!" Wira tahu-tahu menyahut dan membuat aku juga kamu menoleh ke arahnya.
"Ya orang mejanya deketan," kamu menjawab. "Ngobrol sama lo jauh, mesti agak teriak. Effort banget, males gue."
Aku hanya tertawa dan kembali memfokuskan diri pada pekerjaanku walau dalam hati merasa senang luar biasa.
Bolehkah kalau aku meras gede rumangsa dan menganggap kalau pertanyaanmu tadi memang bertujuan untuk menanyakan preferensi jenis tayangan yang aku suka?
Demi semesta alam, Nirmala. Itu cuma pertanyaan biasa! Lo nggak boleh besar kepala!
Aku menegur diriku sendiri sambil mencoba mengingat-ingat kembali apa yang tadi hendak kutulis sebelum terdistraksi olehmu.
Tapi tiba-tiba kamu melongokkan kepala dan bergumam pelan, "Kapan-kapan nge-netflix bareng, yuk?"
Demi semesta alam, pasti ada yang salah dengan pendengaranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, You.
Любовные романыKisah tentang Nirmala, Jaevier, dan Arjuna yang terjebak dalam segitiga cinta tak kasat mata. Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sebesar apapun kasih sayang dan sekuat apapun ikatan cinta yang dimiliki tidak akan cukup untuk mempertahankan hubun...