A week later.
Perjalanan aku dan Mas Juna untuk kembali ke Bandung terasa sangat jauh berbeda dengan perjalanan kami saat menuju ke Depok kemarin pagi.
Kemarin Mas Juna terlihat begitu bahagia. Sepanjang perjalanan kami, dia terus bercerita tentang dirinya dan aktif bertanya tentang aku dan keluargaku terutama Mama dan Papa yang memang akan kami temui.
Tapi sejak tadi siang, lelaki itu terlihat sangat muram. Tepatnya setelah dia dan Papa kembali dari acara jalan pagi yang tiba-tiba saja dicanangkan Papa. Entah apa yang mereka bicarakan atau apa yang terjadi selama aku tidak bersama Mas Juna. Yang pasti sepanjang perjalanan pulang ini Mas Juna tidak banyak bicara.
"Mas..."
Mas Juna yang semula menatap lurus jalanan di depan menoleh sesaat. "Kenapa?"
"Berenti dulu di rest area, yuk?" Tanganku terulur untuk mengusap punggung lelaki itu.
"Kamu laper? Atau mau ke kamar mandi?"
Aku menggeleng. "Kamu kayak yang capek banget, dari tadi diem aja. Yuk?"
Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, akhirnya dia mengangguk dan kami berhenti di rest area terdekat.
"Kamu mau apa? Biar saya yang turun beliin," ujar Mas Juna sambil melepas seat belt.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, You.
Любовные романыKisah tentang Nirmala, Jaevier, dan Arjuna yang terjebak dalam segitiga cinta tak kasat mata. Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sebesar apapun kasih sayang dan sekuat apapun ikatan cinta yang dimiliki tidak akan cukup untuk mempertahankan hubun...