Kutatap nanar layar ponselku yang sedang menampilkan halaman ruang obrolan dengan nama kontak yang satu bulan lalu aku unblock.
Apa alasannya?
Sampai sekarang pun aku masih mencari tahu alasanku otomatis membuka kembali jalur komunikasi antara aku dengan kamu hanya karena kamu menyukai unggahan Instagram-ku.
Tapi aku rasa, aku memang masih menunggu kamu untuk memberikan penjelesan. Bagaimanapun kamu tetap berhutang satu hal itu padaku, kan?
Aku tanpa sadar tertawa kecil seraya memijat pelipisku pelan, merasa lucu karena harapanku lagi-lagi hanya menjadi sekedar harapan. Karena nyatanya jangankan memberiku penjelasan, kamu sepertinya memang tidak pernah berniat menghubungi aku.
Selama satu bulan ini aku tiba-tiba menjadi seorang penguntit laman media sosialmu juga media sosial perempuan itu. Beberapa kali aku melihat perempuan itu mengunggah potret-potret lamamu. Aku juga beberapa kali melihat wajahnya yang kembali menghiasi feeds Instagram-mu.
Mungkin memang semuanya harus berakhir seperti ini, tanpa penjelasan. Mungkin memang seharusnya tidak perlu ada lagi komunikasi yang terjadi diantara kita dan menganggap semuanya selesai tanpa ada yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, You.
RomanceKisah tentang Nirmala, Jaevier, dan Arjuna yang terjebak dalam segitiga cinta tak kasat mata. Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sebesar apapun kasih sayang dan sekuat apapun ikatan cinta yang dimiliki tidak akan cukup untuk mempertahankan hubun...