[Eps.09]

2.8K 445 46
                                    

"Guys!!!"

Aku dan Dias yang sedang berdiskusi tentang tampilan visual untuk konten media sosial seketika menghentikan kegiatan saat mendengarmu berseru dari balik layar komputer.

"Kenapa, Bang?" tanya Wira.

"Malem ini pada nggak ada acara kan?!" Matamu mengerjap antusias. "Gue beliin empat tiket The Lego Movie 2 buat kita nonton jam 7 ini. Jadi jangan pada balik ya! Nanti kita ber–"

"Eh, Bang, Bang!" Dias yang duduk disampingku memotong.

"Yes?"

"Tanpa mengurangi rasa hormat, Bang. Tapi gue... Udah nonton film itu... Kemarin banget...." Dias memamerkan deretan gigi putihnya.

Belum sempat kamu berkomentar, Wira sudah ikut-ikutan.

"Dias nontonnya sama gue," katanya sambil tersenyum kaku.

Tolong jangan tanya bagaimana aku ingin menoyor kepala dua manusia ini sekarang, terlebih saat aku melihat raut kekecewaan yang seketika itu juga menghiasi wajahmu. Padahal dua menit lalu garis keceriaan yang aku rindukan baru saja muncul dan langsung hilang karena ucapan menjatuhkan Wira juga Dias.

"Kalo lo gimana, La?"

"Hah?" Aku seketika gelagapan saat kamu menatapku penuh harap.

"Udah nonton?"

"Belum sih, Mas. Gue belum nonton."

"Ada acara malem ini?"

"Nggak ada."

"Good!" Kamu menjentikan jari. "Kalo gitu, lo temenin gue nonton!"

Aku mencubit perut Dias sambil memberi Wira tatapan membunuh sebagai hukuman karena keduanya sangat tidak paham situasi.

Apa susahnya sih untuk berbohong sekali? Apalagi setelah mereka melihat sendiri bagaimana sikapmu beberapa hari ini. Kenapa mereka tidak bisa sekali memaca situasi?

"Sorry ya, Bang," ujar Wira akhirnya yang cepat memahami arti tatapanku.

"Diem. Gue nggak mau temenan sama yang maho."

Aku seketika tertawa mendengar kalimat yang kamu ucapkan tanpa adanya raut bercanda yang tergambar diwajahmu.

"Ih, pundungan-nya Bang Jae sampe ngatain, dong. Parah bangettttt!!!" sergah Dias cepat.

"Heh, lo kira-kira aja nih, ya. Lo nih berdua cowok, nonton kartun, balik ngantor, sampe malem. Bukan gue doang pasti yang mikir lo berdua maho! Ya kan, La?"

Aku masih terus tertawa mendengar celotehan panjangmu yang sudah cukup lama tidak kudengar.

"Lagian nih ya, kalian tuh kok bisa sih cuma nonton berdua? Tim kita tuh ada lima orang. Satya mah skip aja lah, ya. Dia mana ada waktu nonton sama kita. Tapi kan masih ada gue sama Mala. Kenapa nggak ngajak juga?"

"Kan Bang Jae belakangan ini diem aja." Dias mencoba membela diri.

"Iya. Terus seinget gue Mala nggak suka nonton kartun," jawab Wira yang seketika membuat mataku melotot kesal.

Ember betul mulut anak ini.

"Emang iya, La?" Kamu seketika meminta jawaban.

"Nggak, Mas. Suka kok, suka. Belum nonton juga jadi kayaknya bakal seru deh kalo kita nonton."

Garis bibirmu kemudian melengkung sempurna, membuatku ikut tersenyum juga.

"Okay. Kita nonton berdua aja ya kalo gitu."

Dear, You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang