BAB 3

740 117 4
                                        

Hayuk ih lanjut 🤟

Mbak Wen semangat banget 😭🤟 Kajjaaa mbak 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mbak Wen semangat banget 😭🤟 Kajjaaa mbak 😆
.
.
.
.

It's you, it's always you

If I'm ever gonna fall in love I know it's gon' be you

It's you, it's always you

Met a lot of people, but nobody feels like you.

Semua orang bertepuk tangan saat melihat gadis itu menutup nyanyian dengan suara indahnya di cafe yang cukup terkenal malam hari ini. Pekerjaannya yang satu ini memang sangat-sangat ia banggakan.

Dengan gaji dari pekerjaannya ini ia mampu menyelesaikan kuliahnya empat tahun yang lalu sebagai mahasiswi Manajemen dan Bisnis.

Banyak yang menawarkannya untuk ikut audisi atau untuk menjadi seorang trainee di agensi-agensi besar. Tapi ia menolak, sebab ia masih menyimpan janjinya kepada seseorang.

Janji yang telah ia buat dengan segenap hatinya, namun pada akhirnya seseorang yang telah ia janjikan itu kini pergi seolah tak pernah ada.

"Suaramu bagus sekali! Apakah kau tidak ingin bergabung dengan kami? Kau juga memiliki visual yang baik." Seseorang memberikannya kartu nama, StarShip Entertainment. Sebuah agensi besar dengan artis-artis yang memiliki vocal yang bagus.

"Maaf, Eonni. Aku tidak tertarik menjadi seorang trainee. Mianhae." Gadis itu menyerahkan kembali kartu nama itu lalu meninggalkan orang tadi.

"Ahn Seungwan!" Seseorang memanggilnya.

"Nee, Sajangnim. Ada apa?"

"Gajimu bulan ini." Sajangnim itu menyerahkan amplop yang berisi gaji untuk gadis itu.

"Kamsamnida, Sajangnim." Pemilik cafe itu memang selalu baik dengannya.

"Bagaimana kabar nenekmu?"

"Ia baik-baik saja di rumah sakit." Jawabnya.

"Oh, syukurlah. Ku dengar BlueSky Co. membantu pengobatan nenekmu dulu."

"Iya, benar. CEO nya sangat baik kepada orang tua. Bahkan, ia membangun panti jompo dan memberikan pelayanan kesehatan gratis."

Sajangnim mengangguk.

"Kalau begitu, saya permisi dulu, Sajangnim."

"Wendy! Apakah kau tahu kalau BlueSky Co. mengangkat CEO baru?" Sajangnim memanggilnya lagi, namun dengan nama panggilannya. Wendy, nama panggilan kesayangan dari orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan sejak Wendy berumur 5 tahun.

"Aku tidak tahu, aku juga tidak peduli. Yang penting mereka masih memberikan pelayanan yang baik untuk nenekku." Wendy tersenyum.

"Tidak. Bukan itu." Sajangnim tahu bagaimana kisah cinta Wendy. Kijeong—nama sajangnim itu menganggap Wendy seperti anaknya sendiri, dan begitupun sebaliknya Wendy kepada Kijeong.

"Ada apa, Sajangnim?" Tanya Wendy yang kebingungan.

"CEO Barunya adalah Choi Chanyeol."

Dengan cepat, Wendy terkejut. Entah kenapa ia langsung kembali dengan rasa bersalahnya. Setahun yang lalu, saat ia benar-benar melepas semua kenangannya kala itu.

Ia tak tahu harus apa.
Sebab, di satu sisi neneknya membutuhkan pelayanan itu, di satu sisi ia tak ingin lagi berhubungan dengan pria yang pernah sangat ia cintai.

"Wendy, kau baik-baik saja?" Tanya Kijeong yang melihat Wendy berkeringat.

"Aku harus pergi." Ucap Wendy, lalu meninggalkan Kijeong menuju rumahnya yang berada lumayan dekat dengan cafe tempatnya bekerja.

Kejadian itu kembali merayap di akal pikiran Wendy. Skenario paling menyesekkan yang pernah ada. Membuat setiap keping hatinya hancur tak bersisa. Membuatnya hilang rasa akan kehidupan.

Ia bahkan tak pernah berpikir kalau Chanyeol akan diangkat sebagai CEO baru perusahaan itu.

Ada satu hal lain lagi yang membuatnya harus mengambil keputusan untuk meninggalkan Chanyeol kala itu.

Ia masih mencintainya. Namun, takdir mengatakan bahwa ia tak bisa terus mencintainya atau hidup berdua selamanya.

To be continued.....





UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang