BAB 37

512 62 10
                                    

SELAMAT MEMBACA WOY 😠

SEULMIN NIH SEULMIN HEHE 😻

***


Tegukan soju itu terasa manis di mulutnya, kisah hidupnya lebih pahit. Wendy mengajak Jimin untuk berkumpul terakhir kalinya.

"Kau baik-baik saja, Wen?" Tanya Jimin.

"Aku baik-baik saja. Kenapa?"

"Mengapa kau ke rumahnya saat itu?" Tanya Jimin lagi.

"Jangan membahasnya lagi, Jim. Ayo membahas bagaimana kau dan Seulgi. Apa ada kemajuan?"

Jimin menghela napas.

"Aku memberitahunya, aku akan mencoba melupakannya. Sepertinya ini berhasil." Jimin lalu meneguk segelas soju.

"Aku tahu bagaimana rasanya, Jim. Semoga kau cepat melupakannya." Wendy lalu meneguk lagi segelas soju.

"Jangan mabuk, Wen. Kau akan berdiri di depan publik besok." Jimin menurunkan gelas soju dari tangan Wendy.

"Aku masih mencintainya, Jim." Jimin yang mendengar itu terkejut bukan main. Apa yang salah dengan temannya ini?

"Kenapa? Apa semua yang telah ia lakukan kepadamu masih membuatmu jatuh cinta?" Jimin dikuasai amarah.

"Semua yang kau lihat adalah bagian dari akhir semuanya, Jim. Jangan cepat menyimpulkan." Jelas Wendy.

"Apa maksudmu?"

"Yang sebenarnya yang kau lihat itu bukan tanpa alasan, Jim. Dia melakukannya karena dia marah padaku. Akhirnya ia melampiaskannya dengan selalu ke tempat itu setiap hari, melampiaskan kekesalannya dengan tidur bersama wanita lain yang ia bayar."

Jimin sangat terkejut mendengar hal itu.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Jimin.

"Besok-besok kau akan tahu. Aku tak akan menceritakannya pada siapapun." Ucap Wendy.

"Baiklah. Ayo bicarakan tentangmu, Jim. Kau baik-baik saja dengan Seulgi?" tanya Wendy lagi.

Jimin hanya menghela napas. Sejujurnya ia penasaran akan cerita Wendy, namun ia tak bisa memaksa Wendy menceritakannya.

"Apa kau tahu siapa yang disukai Seulgi sampai kau ingin melupakannya?" Tanya Wendy lagi.

Jimin menghela napas. Mungkin ini saatnya Wendy tahu.

"Ia menyukai Choi Chanyeol." Wendy mendadak terdiam. Bagaimana bisa?

"Iya, sejak SMA. Sejujurnya ia lebih dulu menyukai Chanyeol. Namun setelah kau dan Chanyeol berpacaran, ia benar-benar membencimu saat itu. Hhh... Sudah lama, bukan?" Jelas Jimin. Wendy bak malaikat, ia tak marah. Hanya merasa bersalah. Selama ini, Jimin tersakiti karena ia menatap Seulgi dan orang lain tepat di depan matanya.

"Maaf. Aku tak tahu itu, Jimin-ah. Kau tak memberitahuku. Aku tak akan marah, sebab semua orang diberi perasaan masing-masing. Aku tak akan egois jika berbicara perasaan." Wendy menjelaskan. Jimin tersenyum tipis.

"Begitulah jalannya, Wendy. Semua tak akan ada yang tahu."

"Baiklah. Ayo pulang, Wen. Aku akan mengantarmu." Jimin bangun dari tempat duduknya.

"Aku pulang dengan bus saja." Wendy menepuk pundak Jimin, lalu melangkah menuju Halte bus.

Baru saja Jimin masuk ke dalam mobilnyaHandphonenya berbunyi. Nama Seulgi Hwang muncul di layar handphonenya.

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang