BAB 12

549 85 4
                                    

Happy reading 💜
.
.

Pagi ini sepertinya adalah pagi yang penuh tantangan untuk gadis berambut cokelat pendek itu. Tentu iya, karena dua hari yang lalu ia mendapat panggilan dari staff HRD di BlueSky Co. yang mengatakan bahwa ia diterima di sana sebagai pengganti dari salah satu staff pemasaran mereka yang beberapa lama sudah keluar dari perusahaan itu.

Berbekal adanya Jimin di sana, dengan mudah seluruh berkasnya memenuhi syarat. Entah bagaimana cara Jimin membuat gadis bermarga Ahn itu lulus menjadi salah satu karyawan BlueSky.

Ia sudah siap sedari tadi, dengan kaos putih dengan balutan kemeja dan celana cokelat yang senada dengan rambutnya membuatnya memang sangat terlihat seperti staff baru.

Sebuah mobil telah menunggunya di depan. Jimin sudah berjanji untuk menjemputnya.

"Selamat pagi, Nona Ahn. Kau terlihat cantik sekali hari ini." Ucap Jimin setelah membantu membukakan pintu mobil untuk Wendy.

"Sekali lagi kau bilang begitu, akanku hajar kau."

Jimin kemudian menyalakan mobilnya dan segera berangkat.

"Wendy-ya." Panggil Jimin.

"Wae?"

"Apa salah aku ingin mencium Seulgi?" Pria yang satu ini sukanya blak-blakan memang.

"YA!" Wendy refleks memukul keras pundak Jimin.

"KAU GILA, YA?! JELAS ITU SALAH!" Berkali-kali Wendy memukul Jimin.

"Mati aku...." Ucap Jimin.

"Aku mengerti kau secinta itu dengan Seulgi. Bertahanlah sebentar. Aku akan membantumu." Wendy meyakinkan Jimin.

"Membantu kepalamu. Kau dengan Chanyeol saja hubungannya tidak berjalan mulus. Sok-sokan ingin membantuku." Jimin sedikit melirik Wendy yang kesal dengannya.

10 menit kemudian mereka sampai setelah Jimin memarkirkan mobilnya. Juga, ada Seulgi yang sudah lebih awal berjalan menuju ruangannya.

"Hwang Seulgi!" Panggil Wendy.

"Wendy?" Seulgi heran melihat Wendy di sini dengan pakaian layaknya Seulgi.

"Kau bekerja di sini?" Tanya Seulgi, lalu ia melihat Jimin juga menghampiri mereka.

"Iya. Aku staff Divisi Pemasaran. Sama sepertimu." Wendy sedikit melirik Jimin.

"Hai, Seul." Panggil Jimin.

Seulgi mengangguk lalu tersenyum. Wendy yang melihat itu malah jadi senyum-senyum sendiri.

"Ayo, Wendy. Aku antar ke ruangan kita." Mereka bertiga untuk menunggu lift terbuka. Seperti teman yang sudah lama tidak bertemu, Seulgi dan Wendy layaknya begitu.

Lift akhirnya terbuka. Sosok tinggi nan tampan itu ada di dalam lift itu sendirian. Raut wajah Wendy tidak dapat disembunyikan lagi. Chanyeol sangat terheran-heran melihat kenapa Wendy ada di sini. Memang, kewenangan untuk memilih karyawan adalah manajer. Begitulah susunan kewenangan Perusahaan besar ini.

Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam lift itu. "Selamat pagi, hwajangnim." Jimin memberi salam. Diikuti oleh Seulgi yang senyum-senyum sendiri melihat orang yang ia sukai, ditambah dengan Jimin yang kesal karena itu. Ditambah lagi dengan Wendy yang tak mengerti dengan hatinya.

Lift akhirnya berhenti di lantai di mana ruangan Seulgi dan Wendy berada. Namun, lengan Wendy ditahan oleh Chanyeol.

"Hwang Seulgi, Jung Jimin kalian keluar. Biarkan kami berdua." Jimin yang sudah emosi menjadi tertahan sebab Seulgi menggenggam tangannya. Akhirnya mereka berdua keluar dari lift itu menyisakan Chanyeol dan Wendy yang penuh tanda tanya.

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang