BAB 29

477 67 6
                                    

Menit berganti hari dan terus berganti menjadi bulan.

Wendy mengambil keputusan untuk tidak akrab lagi dengan Chanyeol, walaupun harus sekantor dan Chanyeol adalah direkturnya. Hanya menyapa. Gadis itu menjalani harinya dengan kegiatan yang sama, monoton. Ke kantor, ke proyek, melakukan analisis, pulang, lalu tidur. Setiap hari.

Wendy hanya tak ingin Taehyung melukai pria itu. Dendam itu tak surut sejak satu tahun lalu, menimbun semua perasaan baik. Taehyung tetap saja datang ke rumah Wendy, entah lewat apa dan bagaimana. Menjaga orang yang ia cintai tetap terjaga dan tidak menumpahkan air matanya.

Semua berjalan lancar sampai saat ini, tak ada yang bermasalah.

"Sampai sekarang ia bahkan belum lulus dengan sekolah hukumnya, eonni." Soojin yang menceritakan kekasihnya yang masih menjalani tugas akhirnya, sudah 7 tahun dan itu tak pernah selesai. Soojin, Wendy, dan Seulgi berjalan bertiga baru saja dari cafe kantor.

"Aku bahkan memberinya uang untuk membayar sekolah tiap semester, karena aku mencintainya. Bayangkan saja jika kau nanti memiliki suami seorang pengacara. Tapi, sekarang malah sebaliknya." Soojin bercerita panjang lebar. Seulgi tertawa terbahak-bahak dan Wendy yang sedari tadi menepuk pelan punggung Soojin , menyemangati. Mereka bertiga baru saja dari cafe, makan siang.

"Lucu sekali, Soojin-ah. Kenapa kau tidak memutuskannya saja? Setahuku kau disukai banyak staff di sini, siapa yang sering ke ruangan kita?" Tanya Seulgi sambil menghapus air matanya yang keluar karena tertawa.

"Alasan klasik, aku mencintainya juga kesal dengannya. Nah, yang sering mengunjungiku itu Im Taeyong, Tim editing dan design." Soojin menyeruput sisa minuman susunya.

"Wendy eonni, apa kau mengenal Park Youngmin?" Tanya Soojin tiba-tiba.

Wendy tersentak. Terdiam saat ia melangkah.

"Ada apa, eonni?" Tanya Soojin, Seulgi hanya menatapnya bingung.

"Siapa Park Youngmin?" Tanya Seulgi pada Soojin.

"Aku hanya penasaran. Teman-teman SMA ku semalam tiba-tiba menceritakan tentang Park Youngmin itu. Katanya ia masuk penjara." Jelas Soojin dengan antusias.

"Masuk penjara? Karena apa?" Tanya Seulgi lagi.

"Aku mohon jangan berbicara tentang itu lagi. Jebal." Ujar Wendy membuat Soojin dan Seulgi jadi sedikit kebingungan.

Mereka melanjutkan langkah mereka dengan Seulgi yang masih kebingungan tentang kenapa Wendy tak ingin mendengarkan perihal Park Youngmin.

"Ah!" Wendy tiba-tiba saja terhenti. Memegang perutnya, kesakitan. Itu sangat sakit, seperti diikat tali, semakin kencang saja.

"Wendy-ya, kau kenapa?!" Tanya Seulgi memegangi Wendy agar tak terjatuh.

Wendy menahan sakitnya, namun ia enggan dibawa ke rumah sakit. Sakit itu datang, seperti setahun lalu. Mereka berdua, Seulgi dan Soojin membawa Wendy kembali ke ruangan mereka. Wajah Wendy pucat sekali.

"Ayo kita ke rumah sakit, Wen. Kau sangat pucat." Ucap Seulgi. Wendy menggeleng, tak mau, masih memegangi perutnya yang sakit. Sakit itu muncul lagi.

"Apa selama ini kau sakit?" Tanya Seulgi lagi, mengkhawatirkan teman se-departemennya itu.

"Tidak, Seul. Aku tidak sakit. Kau sama saja dengan Jimin, selalu bertanya. Mungkin kalian akan berjodoh." Wendy tersenyum lebar, yang diikuti oleh Soojin yang sudah menatap Seulgi dengan tatapan mengejek.

Seulgi hanya menghela napas.

***

Sebagai direktur, Chanyeol bahkan sangat sibuk. Tidak bisa memikirkan kehidupannya selain harus berkutit dengan urusan kantor, berkas, dan sebagainya. Urusan cinta pun sedikit ia lupakan setelah berbulan-berbulan lalu. Tak lagi ia harus membiarkan perasaannya terdorong hanya selalu untuk Wendy.

Chanyeol sedikit tertolong dengan bantuan Jung Jimin, walaupun ia tahu Jimin juga sibuk mengawasi para staffnya, para bawahannya. Namun kerjaan itu tetap dengan sangat baik Jimin lakukan. Partner yang bagus.

"Urusan yang di Jepang sudah saya urus, tinggal menunggu respon dari mereka. Hanya saja saya kesusahan untuk mendapatkan respon bagus dari perusahaan mebeul Perancis, mereka mengiyakan tapi tak segera melakukan." Ucap Jimin setelah mengeluarkan beberapa berkas dan menunjukkannya kepada Chanyeol, sang direktur.

"Untuk Tuan Chris, itu aku yang urus. Kau jangan khawatir." Ucap Chanyeol, lalu menutup berkas itu dan mengembalikannya kepada Jimin. Jimin masih tetap membenci pria di depannya itu, jika bukan urusan pekerjaan, Jimin tak akan membantu Chanyeol dalam hal seperti ini.

"Baiklah, kerja bagus manajer-nim. Kau memang selalu bisa diandalkan." Ucap Chanyeol, lalu mendapatkan terima kasih dari Jimin.

"Bagaimana hubunganmu dengan Hwang Seulgi?" Hanya pertanyaan basa-basi, setelah satu jam berkutat dengan banyaknya dokumen, berkas, dan informasi.

"Seperti biasa." Jawab Jimin datar. Melonggarkan ikatan dasi. Entah kenapa pembicaraan seperti ini membuatnya sesak.

"Mengapa kau mencintainya?"

"Tak butuh alasan aku mencintainya, cukup jatuh lalu mencinta. Apa itu salah?" Jawab Jimin.

"Kenapa kau sangat membenciku, Jim? Apa karena Seulgi mencintaiku?" Pertanyaan itu langsung muncul dari mulut Chanyeol, ia tahu jawabannya akan seperti apa. Tapi, tetap ia tanyakan.

Jimin diam sebentar. Mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya.

"Aku tahu kau asal bertanya, padahal kau juga sudah tahu jawabannya. Iya, aku membencimu karena itu. Tapi, aku tak bisa menyalahkan Seulgi. Itu urusan ia dan perasaannya, aku juga membenci perasaanku yang tak luntur dengannya. Itu yang pertama, untuk alasan kedua kau bahkan sudah tahu dengan sangat jelas, hwajang-nim." Jelas sekali perkataan Jimin.

Chanyeol tersenyum. Tersenyum bukan karena lucu, namun ia tahu jawaban untuk alasan kedua. Jika Jimin tahu itu, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama dengannya. Membenci.

"Hmm.. Kau benar, Jim. Kau hanya perlu bersabar menentukan ke arah mana perasaanmu akan pulang. Hanya lucu jika memikirkan alasan kedua." Balas Chanyeol.

"Apanya yang lucu?" Jimin menyelidik, tak mengerti maksud Chanyeol.

"Jika kau jadi aku, kau akan tahu."

"Oke, waktuku untuk rapat sudah dekat, Jim. Aku dihubungi Bae biseo sedari tadi. Maaf mengganggumu." Chanyeol segera melangkah keluar ruangannya, menyisakan Jimin yang tak mengerti maksudnya.

to be continued –

***

Chanyeol x Jimin ga pernah bisa ketemu 😭😭

Chanyeol x Jimin ga pernah bisa ketemu 😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang