BAB 31

494 63 4
                                    

Party Invitation.

Para staff sudah menatap undangan itu di layar handphone masing-masing, saat Hoseok mulai membagikan undangan itu kepada seluruh staff di BlueSky Co. departemen HRD perusahaan itu memang yang terbaik, selalu bisa memberikan sesuatu yang menyenangkan untuk karyawannya. Definisi HRD yang hebat.

Tidak hanya perkemahan itu saja, sekarang pesta besar-besaran lagi yang diberikan tim HRD untuk stafnya.

Pesta itu pesta yang ditunggu staff BlueSky karena Cuma satu tahun sekali dilaksanakan. Namun yang paling mengesankan adalah mengetahui best staff of the year. Hadiahnya besar, juga bisa membuat terkenal. Siapa yang tidak mau dengan itu?

Tetap ada saja yang tidak mau. Siapa lagi kalau bukan Jung Jimin. Ia adalah pemenang best staff itu tahun lalu. Namun ia tak hadir, itu yang Seulgi lihat. Jadi, hadiahnya saat itu digunakan untuk MT bersama karyawan yang lain, Chanyeol tak hadir.

Satu-persatu rahasia itu muncul dengan sendirinya.

"Kau benar-benar tak ingin menghadirinya lagi? Tahun lalu kau juga tidak ikut." Seulgi pagi-pagi sekali beranjak ke ruangan Jimin, hanya untuk menanyakan itu.

Jimin menggeleng tak mau. Katanya tidak ada gunanya.

"Ayolah, Jim. Apa kau tidak peduli denganku?" Seulgi duduk dihadapan Jimin.

"Aku peduli denganmu sejak dulu."

"Itu beda cerita."

"Apanya yang beda?"

"Ayolah, Jim. Untukku. Tahun lalu sungguh membosankan. Tak ada kau. Chanyeol datang setelah acaranya selesai."

Chanyeol datang setelah acaranya selesai.

Jimin memikirkan kalimat itu.

Jimin menimbang-nimbang. Tak ada salahnya ia ikut. Toh, tidak seperti tahun lalu. Mencekam.

"Baiklah, aku akan pergi. Untukmu." Ucap Jimin. Seulgi senang bukan main. Seulgi beranjak lalu memeluk gemas Jimin.

"Aku sangat menyayangimu, Jim." Pelukan gemas itu semakin erat.

"Baiklah, lepaskan aku, aku akan tercekik jika kau terus memelukku seperti itu.

Sementara itu, di ruang Departemen Pemasaran,

"Eonni, kau datang atau tidak?" Soojin bertanya pada Wendy yang sibuk dengan komputernya.

"Menurutmu, aku ikut atau tidak?" Wendy juga bingung ia harus ikut atau tidak, mengingat perihal Taehyung ia jadi terbatas untuk segala hal.

"Tentu kau harus ikut! Inikan yang pertama kali untukmu." Soojin meyakinkan.

"Baiklah. Aku pergi." Ucapan Wendy final. Ia akan pergi ke pesta itu.

Semoga aku tak bertemu dengannya di sana.

***

Suara dentuman musik terdengar sampai di luar hotel. Pesta itu sudah dimulai setelah berhari-hari HRD menyiapkannya. Cukup mewah, di rumah Chanyeol, dengan kolam renang membuat malam itu sangat menyenangkan.

Seulgi dengan dress selutut dengan rambut yang terurai datang dengan pangerannya atau pengawalnya, siapa tahu. Ia datang dengan Jung Jimin. Lengan Seulgi sempurna melingkari lengan Jimin. Jimin menggunakan tuxedo cokelat, dengan rambut di tata ke atas membuat pria itu semakin tampan.

Seulgi melihat Soojin yang tengah berdiri di dekat kolam renang. Ia dan Jimin langsung menghampirinya.

"Wow.. kalian seperti sepasang suami-istri. Apa kabar Nyonya Jung? Hahaha..." Soojin tertawa.

Wendy takut-takut untuk masuk. Melangkah kecil lalu berdiri sendirian di sudut dekat kolam renang. Tidak ada yang spesial. Di sekitarnya ada yang tertawa, berdansa dengan alunan musik, tapi ia merasa sendiri.

Wendy bersyukur melihat Seulgi, Jimin, dan Soojin di ujung sana. Ia bergegas.

Tiba-tiba pandangannya buyar dan berputar-putar.

Ia memegangi kepalanya, sangat pusing. Membuatnya kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh ke dalam kolam.

Melihat itu, Jimin langsung menatap belakang. Melihat pemandangan buruk itu. Segera menolong. Namun, urung niat itu. Seseorang lebih dulu menyelematkannya.

Choi Chanyeol.

Chanyeol sedari tadi menatap gadis itu, entah mengapa ia di sana. Dan mengapa ia sepertinya takut ke rumah ini. Namun, ia tak menyangka jika gadis yang ia benci dengan segenap hidupnya itu jatuh ke kolam, membuat ia terdorong untuk menyelamatkan.

Semua yang hadir, menatap kolam. Ada yang bertanya ada apa ini? Apa yang terjadi?

Jimin segera membantu menaikkan Wendy yang kedinginan. Seulgi juga membantu dan membawanya ke sofa milik Chanyeol. Tempatnya sepi bukan bagian dari pesta.

Chanyeol meraih handuk yang dibawa Jimin, meminta kepada pelayan sebelumnya. Juga baju kaos milik Chanyeol.

"Jangan menyentuhku." Wendy berkata datar pada pria di depannya, saat Chanyeol ingin mengeringkan kepala Wendy. Seperti takut.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jimin menahan amarahnya melihat Chanyeol di depan Wendy. Wendy tak menjawab.

Seulgi menatap Jimin disebelahnya, ia sangat-sangat melihat garis wajah Jimin yang sangat marah. Ia sangat bingung kenapa Jimin sangat membenci Chanyeol.

Pandangan Seulgi teralih menatap Chanyeol dan Wendy. Mereka tak bisa menyembunyikan perasaan itu. Mereka berdua masih mencinta, namun terbatas oleh ego masing-masing.

Seulgi menarik Jimin, menjauhi mereka berdua. Ia harus benar-benar menanyakannya.

***

Idk nan molla 😭

Terlalu rumit untuk dibicarakan 🤭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlalu rumit untuk dibicarakan 🤭😭

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang