BAB 22

554 80 11
                                    

NEXT KUKUKUKUY!!! 🤟

NEXT KUKUKUKUY!!! 🤟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Bagaimana perkembangannya, pak?" Tanya Wendy kepada kepala pembangunan di sana. Suara mesin-mesin berat dan teriakan semangat para pekerja sedikit memekikkan telinga.

"Semua berjalan lancar. Namun, kami kekurangan sponsor. Saat sponsor kurang, semuanya harus dilakukan dengan dana yang diberikan kantor utama." Jelas Kepala pembangunan itu. Soojin mencatat semuanya.

"Untuk sponsor, kami akan mengurusnya. Anda tenang saja." Wendy menjawab.

"Kalau begitu kami permisi dulu, pak. Masih banyak yang harus kami pantau." Wendy dan Soojin pamit dan berjalan melihat-lihat pembuatan gedung baru itu.

"Eonni, aku harus pulang sekarang, adikku tidak ada yang menjemputnya dari sekolah." Wendy mengangguk mengiyakan.

"Terima kasih. Jangan kemalaman pulang, nanti dimakan hantu." Canda Soojin sebelum benar-benar pergi. Memang saat ini, langit sudah menjadi senja.

Wendy memutuskan untuk kembali ke tempat istirahat para pekerja. Setelah membeli satu kaleng bir. Ia lalu membuka pintu, dan tak ada seorang pun diruangan kotak itu. Ia masuk dan duduk di salah satu kursi lalu melihat-lihat sekitar.

Entah takdir atau apa, pria tinggi itu juga masuk ke dalam ruangan itu dan menyisakan mereka berdua.

Keduanya akan berbohong kalau mengatakan jantung mereka tidak berpacu cepat, potongan kenangan mulai berambat ke dalam pikiran.

"Jangan hiraukan aku, aku ingin istirahat." Chanyeol lalu terduduk di kursi dan menutup matanya. Wendy masih menatap pria yang ia sangat cintai, dulu.

Wendy juga memutuskan untuk menutup matanya, bukan untuk tidur tapi untuk memeluk semua rasa sakitnya. Dan tak ingin berlama-lama, Wendy membuka matanya.

Namun, sorot mata itu juga menatap seseorang diujung sana yang memandangnya sejak tadi. Wendy menelan ludahnya.

"Ada apa?" Tanya Wendy.

Chanyeol masih terdiam menatapnya.

"Tidak." Chanyeol langsung membuang muka.

"Aku minta maaf." Ucap Chanyeol lagi.

Wendy seketika langsung menatap intens.

"Aku pernah membentakmu soal gosip itu." Chanyeol tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. Dibalik ia membencinya, disitu juga ada potongan kecil rasa bersalah.

"Tidak apa-apa." Ucap Wendy. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku tidak baik-baik saja." Balas Chanyeol.

"Kenapa?"

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang