[SELESAI]
Setiap orang, selalu punya rahasia di dalam hidupnya. Memeluk rahasia itu erat-erat. Choi Chanyeol, seseorang yang baru saja menjadi CEO di salah satu perusahaan properti di Korea Selatan, Blue Sky Company. Saat salah satu wartawan menanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wendy tinggal selangkah turun dari bus. Namun, urung niat itu setelah melihat pesan masuk.
Chanyeol Ke kantor, ruanganku sekarang juga.
Ia harus turun di halte berikutnya agar bisa sampai di sana. Chanyeol mengirimnya pesan, tak apa ia mengiyakan sekarang toh besok ia akan pergi dari sini.
Sesampainya di sana ia langsung menaiki lift.
Hanya beberapa orang yang berlalu-lalang, lembur.
Ia menatap layar handphonenya.
"Apa yang akan kau katakan besok?" Chanyeol tengah berdiri di tembok kaca itu. Melihat Kota Seoul yang indah dari atas.
"Aku akan mengatakan yang sejujurnya." Ucap Wendy mendekat dan berdiri dibelakang Chanyeol.
"Apa ayahku tak mengatakan apa-apa padamu atau memaksamu?"
"Tidak ada."
"Mengapa kau memanggilku ke sini?" Tanya Wendy.
"Kenapa kau lakukan itu di depan mataku saat itu?" Chanyeol memotong pertanyaan Wendy.
"Kenapa kau melakukan itu padaku?" Wendy juga tak menjawab, malah bertanya.
Ah, potongan kenangan buruk itu datang lagi.
"Apa kau memang dulu tak mencintaiku?" Chanyeol bertanya, memastikan hatinya kuat menerima jawaban.
"Aku mencintaimu, memang. Namun, saat itu kita bukan sepasang kekasih, Chan. Kita masih menyimpan rahasia kita masing-masing. Artinya kita masih punya ketakutan untuk saling percaya. Kau dengan ketakutanmu, aku dengan ketakutanku."
"Percuma kita merangkai lama hubungan ini, namun rahasia itu masih milik kita sendiri." Wendy mengiris hatinya sendiri, merangkai kata yang melukai hatinya namun itu akan menjadi hal yang akan membuat Chanyeol melupakannya.
"Kau tak memberitahukan kepadaku tentang ibumu. Padahal kita sudah lama bersama, aku sangka kita adalah pasangan yang tak menyembunyikan apa-apa lagi. Kita hidup bahagia. Namun, kau menutupinya." Wendy menjelaskan semuanya.
"Itu bukan hal yang penting untuk dibicarakan, Wendy. Makanya aku tak memberitahumu. Jangan hanya menyalahkanku." Chanyeol berbalik.
"Kau juga tak memberitahuku tentang keadaan nenekmu, dan memasukkannya ke rumah sakit Blue Sky Health, aku saat itu adalah kekasihmu. Namun, jelas-jelas kau memasukkan nama Jimin di sana. Beralasan kau tak ingin merepotkanku. Apa selama bertahun-tahun kita merangkai hubungan, aku hanyalah pengganggu untukmu?" Jelas Chanyeol panjang lebar. Hatinya berteriak sakit.
"Bukan sep–"
"Memang seperti itu, Wen. Kau menghancurkan hatiku."
Wendy hanya terdiam, tergugu. Mendengar penjelasan itu, tak ada yang pura-pura.
Wendy menatap handphonenya yang berbunyi, satu pesan masuk.
Nomor tak dikenal.
Besok kau akan melihat orang berteriak ketakukan, melihat darah.
Wendy khawatir bukan main. Itu pasti pesan dari Taehyung. Ia serius ingin membunuh Chanyeol.
Wendy menatap khawatir pria di depannya itu, pria yang masih ia cinta.
Chanyeol menatap Wendy masih dengan tatapan saat pertama kali ia jatuh cinta.
Keduanya masih sama mencintai, namun keadaan menjadi penghalangnya. Besok adalah hari besar bagi keduanya, tak akan ada lagi kisah itu. Semuanya sudah akan selesai.
Wendy juga akan pergi besok. Sudah bersiap, dan neneknya sudah siap kemanapun Wendy membawanya pergi.
– to be continued...
. . .
part yg ini kok pendek banget ya :") aku sibuk ngurus PKKMB ueueueue
bau bau update dua kali nieh :p
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.