BAB 39

562 73 10
                                    

Kamera-kamera sudah stand-by di tempatnya, para wartawan juga sudah duduk rapi di kursi yang telah disediakan, mengetik sesuatu mungkin untuk headline berita.

Acara itu dilaksanakan di dalam kantor. Staff-staff kantor juga sudah ada yang berdiri, penasaran tentang klarifikasi foto itu.

Seulgi masih merasa mual karena mabuk selamam. Ia juga tak tahu siapa yang mengantar, atau siapa yang mengantarnya pulang ke apartemennya.

Saat ini ia mencari Soojin, namun gadis itu belum juga datang ke kantor. Kemarin juga tak terlihat setelah ia minta izin pulang.

Jimin lewat tepat di depannya. Jimin tahu Seulgi tidak akan pernah mengingat apapun jika ia mabuk.

"Jimin-ah! Kau mau kemana?" Tanya Seulgi, sambil menyamai langkah cepat Jimin. Jimin tak menjawabnya, masih memikirkan kalimat Seulgi semalam. Bisa bantu aku untuk membuatku mencintaimu juga?

"Kau masih sahabatku, kan?!"

"Jimin-ah! Apa kau yang mengantarku pulang semalam?" Jimin tiba-tiba berhenti. Menatap Seulgi. Gadis itu salah tingkah.

"Aku menyimpan obat pengar di meja kerjamu." Jimin kembali melangkah, namun tidak dengan Seulgi. Memang benar, Jimin mengantarnya pulang. Seulgi kembali mengejar Jimin yang entah menuju ke mana.

Wendy berada di ruangannya. Namun, saat Jimin menyimpan obat pengar itu, Wendy belum ada di sana. Ia tak khawatir akan apa yang ia omongkan, tapi tentang pesan itu. Bagaimana ia memberitahu Chanyeol?

Bae biseo memanggil Wendy, acara itu akan berlangsung beberapa menit lagi. Wendy harus turun di lantai dasar sekarang juga. Wendy mengikuti langkah Bae biseo. Chanyeol sudah berada di sana. Di depan para wartawan.

Ternyata Jimin hanya mengambil tablet yang ketinggalan di mobilnya. Sia-sia saja Seulgi mengikutinya.

"Apa kau melihat seseorang di sana, Jim?" Tanya Seulgi. Sepertinya ia melihat seseorang dengan pakaian dan topi hitam.

"Aku tak melihat apa-apa, Seul. Jangan terus-terusan bertanya." Jimin kembali melangkah.

Aku kan cuma bertanya." Jawab Seulgi. Namun, itu tak didengarkan oleh Jimin. Mereka berdua kembali saat acaranya dimulai. Jimin dan Seulgi berdiri berdampingan di belakang, menonton Chanyeol yang sudah berdiri di depan para wartawan.

Handphone yang Seulgi genggam berdering, notifikasi chat group SMA-nya. 

Kalian tahu tidak kalau Youngmin kakak kelas kita itu udah masuk penjara dan lama meninggal

Kayak kenal

Iya, kayaknya aku
juga pernah mendengarnya

emang dia kenapa?

dia menguntit Ahn Seungwan, kalian tahu kan pacarnya Chanyeol

Seulgi sedikit bingung, saat itu Soojin menanyakannya pada Wendy

adiknya bernama Park Soojin

Seulgi benar-benar terkejut bukan main.

"Ada apa?" Tanya Jimin disampingnya.

"Ti-tidak." Seulgi lalu tersenyum pada Jimin.

Acara ini hanya untuk wartawan yang diundang dan para staff kantor saja. Orang luar tak akan ada yang bisa masuk ke dalam perusahaan itu.

Chanyeol mulai berbicara.

"Saya Choi Chanyeol, CEO Blue Sky Co. Aku tahu kalian berkumpul karena berita itu. Foto itu dikirim oleh seorang anonim, tak dikenal. Namun, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah siapa wanita yang bersamaku malam itu, di foto itu. Semua staff di perusahaan ini sudah tahu siapa wanita itu, dia mantan kekasihku." Langsung semua wartawan berbisik-bisik dan mengetik sesuatu yang sangat penting.

"Tapi, mengapa kau melakukan itu padanya?" Wartawan itu langsung bertanya padahal tidak ada sesi pertanyaan, merujuk pada Chanyeol dan Wendy yang melakukan ciuman. Namun, Chanyeol tetap menjawab.

"Kalian tahu, saya bukan manusia biasa. Tak dapat menahan itu semua. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya sebagai direktur perusahaan ini." Kemudian Chanyeol menunduk 180 derajat sebagai permohonan maaf. Wendy masih khawatir, di mana Taehyung? Apa ia benar-benar ingin membunuh Chanyeol?

Seulgi menghela napas di samping Jimin. Ia bahkan menyadari bahwa selama ini Chanyeol juga masih mencintai Wendy, namun entah kenapa hatinya tak sesakit dulu. Jimin menatap sekejap gadis di sampingnya, berpikir mungkin ia kecewa.

Wendy menaiki panggung dan duduk di sana. Para staff mulai berbisik. Ternyata info itu benar adanya. Hoseok muncul disamping Jimin.

"Benar apa yang aku bilang, manajer-nim. Mereka berdua pernah berpacaran, malah sekarang mereka berciuman." Ucap Hoseok, lalu pergi setelah melihat tatapan Jimin. Hoseok menggumam, Aku selalu membencimu, Jung Jimin.

Wendy berbicara, awalnya sama seperti yang dikatakan Chanyeol bahwa mereka berdua dulunya adalah sepasang kekasih, dan selanjut-selanjutnya. Handphone Seulgi berbunyi, ada pesan masuk. Ternyata Soojin .

Eonni, apakah Wendy sedang berbicara?

Seulgi menelepon Soojin, namun tak diangkat.

Sebentar. Mengapa Soojin bertanya seperti itu? Wendy? Bahkan sekarang Soojin tak memanggil Wendy dengan eonni lagi. Seulgi berhasil memecahkan masalah ini, Youngmin adalah kakak Soojin dan Soojin ingin membalaskan dendam atas kematian kakaknya! Seulgi menoleh kiri-kanan. Mencari Soojin .

"Kita semua adalah manusia, kejadian itu bisa terjadi kapan saja karena memang kita punya kenangan." Wendy melanjutkan pembicaraannya.

Seulgi melihat seseorang yang ia lihat diparkiran. Berjaket dan bertopi hitam. Berjalan lurus melewati staff dan wartawan yang sedang fokus mendengarkan Wendy. Wendy melihat orang itu datang ke arahnya. Seulgi berlari ke arah Wendy. Jimin bingung melihat Seulgi berlari.

"Wendy-ya!" Seulgi berteriak. Melewati kerumunan staff. Orang itu sudah mengeluarkan pisaunya, sebentar lagi akan menusuk Wendy. Para wartawan sudah ada yang berteriak ketakukan. Situasi sangat mencekam.

Orang itu bersiap menusuk Wendy dengan pisau tajam. Benar, pisau itu menembus perut. Namun, bukan Wendy.

Seulgi yang terkena pisau itu.

Wendy memegangi Seulgi yang mulai terjatuh, darah mengalir di kemeja putih miliknya, Wendy menangis sekencang-kencangnya. Chanyeol juga melihat kejadian itu.

"Seulgi-­­ya. Bertahanlah." Ucap Wendy dalam tangisnya. Jimin tak bisa berkata apa-apa melihat Seulgi yang terbujur mengeluarkan darah. Seorang staf langsung memanggil ambulans.

Seulgi masih bisa tersenyum, menahan sakit luar biasa. "Maafkan aku, Wendy."

Lalu, Seulgi tak sadarkan diri.

***

Jangan tanya apa-apa ke aku, aku trauma

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang