BAB 34

547 60 2
                                    

Hei sorry. Telat update :")
But this is for u guys 🥰 happy reading 💜

***

Seulgi tengah mengacak rambutnya di dalam mobilnya, setelah mendapat informasi dari Bae biseo semenit yang lalu.

Hwang manajer-nim, kau akan pergi bersama Jung manajer bertemu klien itu. Kau pasti akan membutuhkan banyak data untuk mengurusnya, tidak hanya data pemasaran.

Kenapa harus dengan pria itu? Seulgi kembali teringat bagaimana ciuman itu.

Di ujung sana, Jimin sudah melangkah mendekat ke mobil Seulgi. Seulgi keluar dari mobilnya, dan memberikan kunci mobil kepada Jimin tanpa berkata atau malu berkata?

Sepanjang perjalanan mereka diam dengan pikiran masing-masing. Seulgi teringat kembali kejadian kemarin dan Jimin yang tengah memantapkan niatnya, entahlah untuk apa.

Setelah mereka sampai, klien itu sudah menunggu. Jimin meminta maaf karena sudah membuat klien dari Itaewon itu menunggu lama.

Memang benar yang dikatakan Bae biseo klien ini memang hanya membutuhkan pemasaran, namun pemasaran saja tak akan cukup untuk membuat kliennya puas dan mau bekerja sama.

Dua jam pembicaraan itu selesai. Jimin berpamitan ke toilet sebentar. Yang tersisa hanya Seulgi dan klien yang sering dipanggil Tuan Lee. Pria berusia 40 tahun lebih.

"Apakah dia kekasihmu? Sepertinya kalian sangat dekat." Ucap Tua Lee.

"Bukan. Dia sahabatku." Seulgi tersenyum canggung. Tuan Lee merubah tempat duduknya menjadi di samping Seulgi. Seulgi takut-takut menjauhi. Tangan Tuan Lee memegang pundak Seulgi, membuatnya risih sekali.

"Kau cantik sekali, Nona Hwang." Tangan itu mulai menyentuh rambut cokelat Seulgi. Seulgi risih, ia enggan berteriak. Karena restoran ini banyak pejabat-pejabat tinggi yang datang. Restoran yang tertutup, per ruangan saja. Tangan itu mulai menyentuh kaki Seulgi.

Pintu terbuka.

BRUK!

Tangan Jimin langsung meninju pria tua itu. Semua traumanya hilang begitu saja, sekarang adalah pertama kalinya Jimin meninju seseorang. Tak segan-segan Jimin meninju hidungnya. Mengeluarkan darah segar dari hidungnya.

Seulgi sudah terisak akan dua hal, pertama karena ia dilecehkan dan yang kedua, ia tersadar bahwa semua kejadian buruk dalam hidupnya hanya Jimin yang dapat menolong.

"BRENGSEK!" Tuan Lee berteriak, menghapus kasar darah dari hidungnya dengan tangannya. "Aku memutuskan kontrak dengan kalian!" Tuan Lee keluar dari ruangan itu, ditatap oleh banyak pejabat berdasi di restoran itu.

"Kau terluka?" Jimin bertanya. Seulgi langsung menyambar memeluk Jimin. Sangat erat, sebab Seulgi sangat ketakukan.

"Aku ta-tak menyangka akan menjadi seperti ini." Seulgi berucap dalam tangisnya.

"Tidak apa-apa. Tenang saja, ada aku." Jimin menepuk pelan punggung Seulgi, menenangkan.

Satu jam berlalu, Seulgi masih menangis walaupun tak sedalam tadi. Jimin masih duduk disampingnya, tak melakukan apa-apa lagi.

Lima menit lalu Bae biseo mendengar kabar bahwa klien itu memutuskan kontrak kerja dan Jimin menjelaskan apa yang terjadi. Tak apa, katanya. Masih banyak klien lain.

"Terimakasih, Jimin-ah. Kau selalu ada untukku." Seulgi tersenyum kepadanya. Senyuman yang berbeda, ia rasa. Senyuman yang tumbuh akan kesadaran.

"Hwang Seulgi." Panggil Jimin.

"Aku sudah memutuskannya. Aku berpikir selama seharian."

"Apa?" Tanya Seulgi.

"Aku jatuh cinta padamu sejak aku kecil, saat pertama kali kau pindah disamping rumahku. Saat itu aku tidak mengerti apa-apa tentang perasaan. Semakin aku beranjak dewasa, aku mengerti aku menyukaimu, lalu mencintaimu. Selama ini." Jelas Jimin. Seulgi masih mendengarkan.

"Dan selama itu pula aku mengejarmu, namun kau semakin menjauh. Selama ini, aku masih percaya akan ada kesempatan untukku menjadi tempat untukmu pulang. Namun, aku memikirkannya seharian setelah malam pesta itu. Kau tidak akan pernah punya perasaan itu kepadaku."

"Bukan be‒" Ucapan seulgi terpotong.

"Aku ingin mencoba melupakanmu, Hwang Seulgi. Mencoba melupakannya dan masuk ke dalam kenyataan yang tak membuatku terluka lagi." Jelas Jimin. Seulgi menangis lagi.

"Ini saatnya aku memutuskannya. Kau bisa bersamanya, Seulgi-ya. Kau tak perlu memikirkanku lagi, aku tahu awalnya pasti akan menyakitkan. Namun, aku tetap sahabatmu. Sahabat yang selalu menolongmu, dan selalu ada untukmu."

Seulgi tak bisa berkata apa-apa. Ia menunduk.

Tak mengerti tentang perasaannya yang semakin hari semakin berubah.

Tbc

***

Ku menangiiiis membayangkan~ 😭

Ku menangiiiis membayangkan~ 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang