BAB 8

564 79 7
                                    

Si Jimin bab kemaren suka banget natap Seulgi :")

Sabar ya, Jim. Seulgi cintanya sama Chanyeol, bukan sama kamu :"

Tega banget si kamu mbak Seul 😭

Tega banget si kamu mbak Seul 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen dulu hayukkk

TIM PENDUKUNG MANAJER GANTENG MANA SUARANYAAA??

TIM PENDUKUNG CEO TAMPAN MANA SUARANYAAA???

ya udahlah ya, cussss..
Happy reading 💜
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aw! Pelan-pelan, Seul."

"Ini sudah pelan. Tapi kamu yang kelewat manja, Jimin-ah." Seulgi mengobati lebam di pinggir bibir tebal Jimin. Duduk berhadap-hadapan dan sangat dekat untuk sepasang sahabat.

Mereka sekarang berada diruangan Jimin. Memang terkesan sepi, karena hanya manajer-manajer dan bawahan direktur yang berada di sini.

"Kenapa kau bisa di sana tadi?" Tanya Jimin yang masih meringis kesakitan.

Seulgi berhenti sebentar. "Aku melihat Chanyeol berlari menaiki lift. Lalu, turun juga. Aku mengikutinya, dan yang aku lihat saat keluar dari pintu adalah kau yang sudah babak belur." Seulgi melanjutkan lagi.

Harapan Jimin hancur. Ia berharap bahwa ada telepati antara ia dan Seulgi sampai Seulgi harus datang ke sana tepat ia mendapat pukulan itu.

"Kau datang karena Chanyeol rupanya." Ucap Jimin.

"Ya begitulah." Jawab Seulgi.

"Jimin-ah, kenapa kau punya sangat takut dengan pukulan-pukulan seperti itu? Kau memang setrauma itu?" Tanya Seulgi.

Kau tidak perlu tahu, Seulgi-ya. Kau yang membuatku melakukan semuanya, merasakan semua kepahitan ini.

"Tidak apa-apa." Jawab Jimin yang masih meringis kesakitan.

"Untung saja ada aku. Pasti kau sudah mati di sana. Dulu juga begini saat kau dikeroyok oleh anak-anak SMP itu." Seulgi masih memberikan betadin pada Jimin.

"Kau mau tahu, tidak? Saat aku melihatmu terkapar ditanah dan tak seorang pun menolongmu, jantung terasa seperti ingin meledak. Aku kembali mengingat masa lalu, saat kau ditendang oleh anak-anak itu. Aku sangat mengkhawatirkanmu, kau tahu." Seulgi lanjut bercerita tanpa menghentikan aktivitasnya.

Jimin menatap Seulgi lekat. Wajahnya yang sangat dekat dengan Jimin membuatnya merasakan napas yang keluar dari Jimin.

"Ya, ya. Ji-jimin-ah. Kenapa kau menatapku seperti itu?" Seulgi menjauhkan diri namun sudah lebih dulu ditahan oleh pria yang didepannya itu.

"Tetaplah di sini. Bersamaku." Ucap Jimin dengan suara beratnya. Jarang sekali Jimin seperti ini kepada Seulgi.

"Tap-tapi, ka-kau sudah di si-sini bersamaku." Seulgi kehabisan kata-kata saat Jimin mulai mendekatkan wajahnya ke arah Seulgi.

Entah kenapa Seulgi menutup matanya saat Jimin mendekat. Jimin juga sedikit memiringkan kepalanya saat bibirnya sedikit lagi menyentuh bibir Seulgi.

Pintu terbuka. "Manajer-nim, ada in─" Soojin yang tadinya membawa beberapa dokumen, malah ia jatuhkan saat ia melihat dua orang didepannya.

Jimin tiba-tiba saja berdiri dan gelagapan. Begitu juga dengan Seulgi.

Soojin kembali memungut berkas-berkas yang ia jatuhkan.

"Simpan saja di mejaku." Jimin masih berjalan kesana kemari. Soojin mengiyakan lalu menyimpan berkas-berkas itu di meja Jimin.

"Ak-aku balik dulu." Seulgi juga gelagapan, sampai ia berjalan menunduk.

"I-iya." Ucap Jimin.

Soojin juga meninggalkan ruangan Jimin setelah meminta izin untuk kembali ke ruangannya.

"Kau ini kenapa Jung Jimin?!" Memikirkan kejadian barusan saja sudah membuatnya malu. Ini pertama kalinya ia melakukan kejadian tadi kepada Seulgi. Ia bahkan tak bisa membayangkan bagaimana ia harus bertemu dengan Seulgi.

Setelah keluar dari ruangan Soojin yang hampir saja melihat itu, kini mengejar Seulgi yang masih berjalan dengan cepat dan menunduk.

"Eonni!" Panggil Soojin, namun yang dipanggil malah setengah berlari. Tak mampu menahan malu.

Setelah sampai diruangannya, Soojin harus segera menanyakan apa yang terjadi dengannya dan Jimin.

"Eonni!" Soojin duduk di dekat Seulgi yang masih menutup wajahnya dengan rambutnya sendiri.

"Apa?!" Seulgi akhirnya berbicara.

"Kau berciuman dengan manajer-nim, ya?"

"Apa, sih?! Tidak, kok!" Seulgi menjawab dengan nada-nada yang tinggi, memang seharusnya begitu. Ia terlampau malu untuk biasa saja.

"Aku melihatnya, lho." Ucap Soojin .

"Itu kesalahan, Nona Park. Jangan membicarakannya lagi, jebal." Seulgi tak tahu bagaimana perasaannya. Jantungnya berdegup kencang saat kejadian itu. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa itu adalah kesalahan.

Seulgi berbalik.

"Soojin-ah, apa aku terlihat masih menyukai Chanyeol?"

***
bgst banget Jimin woyyy 🌚🌚🌚🌚

Ini Jimin pas natap Seulgi :

Jangan gitu Jimmm, ga baik buat kesehatan jantung itu 🌚🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan gitu Jimmm, ga baik buat kesehatan jantung itu 🌚🌚

Jantung mbak Seul apa kabar yak?

Jadi pengen akutuu,
Gantian tempat yuk mbak Seul 😭🌚

Soojin gangguin aje loooo 🌚😭

Tungguin bab lain ya guys, i love u from author yang pengen Jimin cium :*

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang