BAB 7

585 99 1
                                    

Tetap jaga kesehatan ya, guys 💜

Nah gimanaaa kalian tim ChanWen atau Tim SeulMin nih? 😆🌚

monmaap ya guys, aku juga lagi banyak urusan dan gatau update ini bakal jarang banget huhu 😭

Terimakasih banyak yang udah mau baca project ku ini, aku sayang kaliannnn

Dapat luvv dari dua kesayangan akuu

Dapat luvv dari dua kesayangan akuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh well, and happy reading 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh well, and happy reading 🥰
.
.
.
.

Di hamparan rumput yang luas dipedesaan membawa angin sejuk bersama suasana yang amat indah. Tak terkecuali bagi dua insan yang tengah berlibur. Sengaja memilih tempat ini karena mereka menginginkan ketenangan.

Gadis itu kini menatap langit yang hampir berwarna jingga. Bersyukur atas bahagia yang ia dapat dari Sang Pencipta. Ia punya seseorang yang sangat mencintainya.

Sebuah tangan melingkar sempurna dipinggang gadis itu. Pria tinggi nan tampan dengan hoodie cream dan celana jeans pendek membuatnya semakin terlihat tampan saja.

Gadis itu juga memegang tangan pria itu.

"Kau sedang memikirkan apa, Nona Ahn?" Tanya pria itu.

"Aku hanya sedang bersyukur." Jawab gadis bermarga Ahn itu.

"Bersyukur untuk apa?"

"Bersyukur untuk semua bahagia yang aku dapatkan. Salah satu bahagiaku, mendapatkanmu." Ucapnya membuat yang memeluk jadi tersenyum. Mengeratkan pelukannya.

"Bagaimana kabar nenekmu?" Tanya Chanyeol.

"Ia baik-baik saja. Seseorang sangat baik menerima nenekku untuk mendapatkan pengobatan gratis."

"Siapa?" Chanyeol bertanya-tanya.

"Kau tidak perlu tahu, Chan. Nenekku sudah mendapatkan yang terbaik."

Chanyeol mengangguk mengerti. Tidak ada alasan untuknya memaksa Wendy, selagi ia sudah mendapatkan yang baik, Chanyeol tak paksakan.

"Wendy-ya." Panggil pria itu.

"Jangan pernah meninggalkanku, ya." Mendengar ucapan itu, Wendy pun berbalik. Tingginya yang hanya setinggi leher pria itu harus menatap tinggi-tinggi wajahnya.

"Kenapa kau bertanya begitu, Chan?" Tanya Wendy.

Chanyeol tersenyum lebar.

"Aku hanya takut kehilanganmu." Chanyeol semakin mempererat pelukannya. Diciumnya kening Wendy. Entah kenapa ciuman itu membuat Wendy sangat terharu, entah siapa Wendy di masa lalu sampai ia mendapatkan pria seperti Chanyeol.

"Aku tidak akan kemana-mana. Aku tidak akan hilang. Aku janji." Ucap Wendy.

"Aku juga." Ucap Chanyeol.

***

"Aku janji." Suara lembut Wendy terngiang di kepala Chanyeol sampai namanya dipanggil Hoseok karena kelima keluarga korban sama-sama mencengkeram bajunya.

"Hwajangnim!" Teriak Hoseok.

"KALIAN BRENGSEK!" Sebelum tepat tinju itu melayang tepat di wajah Chanyeol, seorang gadis menghentikannya.

"Paman, tenanglah." Ucap Wendy. Ia bahkan takut untuk menatap Chanyeol lagi. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik, dengan direkturnya." Sambung Wendy. Keempat keluarga juga ikut melepas cengkraman itu. Chanyeol mundur selangkah.

Hoseok menyuruh keluarga untuk kembali ke tenda. Diikuti oleh Hoseok yang siap untuk berdiskusi dengan keluarga mengapa mereka berdemo.

Wendy kemudian menghampiri Jimin yang masih terkulai lemas karena pukulan tadi.

"Jimin-ah, kau tidak apa-apa?" Tanya Wendy. Chanyeol yang melihat itu terheran-heran, tak disangkanya Wendy mengenal Jimin dan Seulgi.

"Aku tidak apa-apa. Kau kembalilah, sebelum ia menanyakan banyak hal kepadamu." Sorot mata Jimin terarah kepada Chanyeol.

"Seulgi-ya. Tolong jaga Jimin, ia sangat peduli padamu." Ucap Wendy lalu ia berdiri dan sedikit menatap Chanyeol lalu ia melangkah kembali ke tenda.

Melihat Wendy yang berjalan kembali ke tenda, Chanyeol akhirnya mengejarnya.

"Sial." Jimin yang berdiri dibantu Seulgi melihat situasi itu.

"Jimin-ah, kenapa?" Tanya Seulgi. "Apa kau kesakitan?" Tanyanya lagi.

"Iya. Hatiku sakit." Jawab Jimin.

"Masih bisa saja kau, Jung Jimin. Ayo kita obati dulu lukamu dan traumamu." Ucap Seulgi lalu mereka masuk ke dalam perusahaan, meninggalkan Chanyeol dan Wendy yang sedang dalam situasi yang amat sangat sulit untuk dijelaskan.

"Ahn Seungwan!" Panggil Chanyeol.

"Wendy!"

Kini Chanyeol meraih tangan Wendy. Menariknya paksa.

"Ada apa?" Tanya Wendy.

"Keluarlah dari BlueSky Health, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi." Iya, Chanyeol sebenci itu dengan gadis berambut pendek itu.

"Bukan urusanmu mengeluarkanku, hwajangnim. Aku disini atas kerja kerasku, tidak ada hubungannya dengan atasan perusahaan ini." Wendy menatap dalam-dalam mata pria tinggi itu. Masih sama, masih membuatnya merasa nyaman.

"Apa kau akan selalu jadi seperti ini? Dulu, kau tidak memberitahuku apa-apa. Aku sangat membencimu, Ahn Seungwan."

"Kenapa kau membahas masa lalu, Tuan Choi? Biarkan aku pergi." Wendy menghempas tangannya dari pegangan Chanyeol.

Wendy melangkah pergi. Chanyeol hanya menatap Wendy yang melangkah tanpa melihat lagi ke arahnya lagi.

"Apa itu yang kau sebut janji, Wendy? Sungguh, aku sangat membencimu." Ucap Chanyeol. Ia lalu kembali masuk ke dalam ruangannya dengan kondisi baju yang sudah tak rapi lagi.

****
Kenapa ya Chanyeol benci banget sama Wendy?
Hemm tetep stay tune ya guys 💜🥰

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang