Happy reading 🥰
.
.
."Yeay! Akhirnya sampai juga!" Seulgi melempar dirinya di sofa empuk milik Jimin di dalam apartemennya.
Jimin menaikkan lengan bajunya untuk siap-siap memasak.
"Wow.. Jung Jimin. Kau tampan sekali." Ucap Seulgi saat melihat Jimin dengan lengan baju yang ditarik sampai ke sikunya.
Jimin mulai memutar cetekan kompornya, namun api tak kunjung menyala. Ia melakukannya sampai berkali-kali. Ia baru sadar bahwa kompor listrik itu rusak, seharusnya ia membeli kembali kemarin, namun terlampau sibuk.
"Kenapa?" Seulgi bangun dari posisi sebelumnya.
"Tidak bisa menyala."
"Sudahku bilang tadi beli ramen saja. Aku sudah sangat lapar..." Seulgi kembali melempar dirinya ke sofa.
"Kita pesan ayam saja." Seulgi meraih tasnya lalu mengeluarkan handphonenya. Ia lalu menelepon restoran ayam yang buka 24 jam.
Tiga puluh menit kemudian, ayam datang dan diambil oleh Jimin.
Jimin yang ingin mengambil piring tak sengaja membuka box yang berisi banyak kaleng bir!
"YA! JUNG JIMIN!" Seulgi membelalakkan matanya kala ia melihat kaleng-kaleng bir itu. Ia bahkan sampai berlari mendekati Jimin.
Seulgi berusaha untuk mencapainya bahkan ia sampai membunuh jarak antara dia dengan Jimin.
Merasa itu salah dan jantungnya makin berdebar, Jimin menyerah dan memberikan Seulgi kesempatan untuk mengambil kaleng-kaleng bir itu.
Seulgi memberikan senyum kemenangannya, tanpa tahu pria di depannya itu sedang berusaha untuk menormalkan pacu jantungnya.
"Kau jahat sekali, Jim. Kamu menyembunyikannya!" Seulgi lalu mengambil enam buah kaleng bir.
"Ku bilang jangan mabuk di rumahku, Seulgi." Jimin menyimpan ayam itu di meja depan Seulgi.
"Aku tidak akan mabuk, Jung Jimin. Percayalah padaku. Ayo duduklah di sini." Seulgi mengajak Jimin untuk makan ayam dan minum bir bersama.
"Bagaimana kau tahu kalau aku menyimpannya di sana?" Tanya Jimin.
"Hey... Aku ini sahabatmu." Seulgi membuka dua kaleng bir. Satu untuk Jimin dan satu lagi untuk dirinya. Ia langsung meminum satu kaleng sekaligus, lalu ia membuka satu kaleng lagi untuk dirinya.
Mereka berdua serius memakan ayam itu dan meminum birnya masing-masing. Sepi sekali sekarang. Seulgi yang masih sibuk dengan birnya. Sudah 4 kaleng ia minum dalam waktu sebentar.
"Jimin-ah." Panggil Seulgi.
"Wae?" Jawab Jimin setelah meminum birnya.
"Tidak. Aku hanya memanggilmu saja." Seulgi meraih sayap ayam dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "Kenapa kau mencintaiku?" Pertanyaan ini membuat Jimin batuk sesaat setelah ia meneguk birnya.
"Hwang Seulgi, kau mabuk, ya?" Jimin menepuk pelan pipi Seulgi yang sudah memerah. Seulgi memang tipikal orang yang cepat sekali mabuk.
"Jimin-ah.. Kau tidak menjawab pertanyaanku.." Seulgi sudah sempoyongan dan memasukan sayap ayam yang ia pegang ke dalam mulut Jimin. Jimin mengeluarkan sayap ayam itu dari mulutnya.
Lalu, Seulgi memegang pipi Jimin dengan kedua tangannya. "Aku tidak bisa melupakan kejadian itu, Jimin-ah~ Saat kau ingin menciumku. Entah kenapa jantungku berdetak kencang saat itu." Ucapnya dengan tubuh yang sudah sempoyongan.
"Ya! Hwang Seulgi sadarlah!" Jimin juga dibuat deg-degan dengan wajah Seulgi yang sangat dekat dengannya.
"Aku tidak mau punya hubungan dekat, Jimin-ah. Aku juga tidak ingin menciummu." Seulgi masih memegang pipi Jimin.
"Aku masih tetap menyukai Choi Chanyeol. Namun, saat aku dekat denganku aku jadi lebih nyaman, tapi hatiku mencintai Chanyeol." Ucapnya.
Jimin menatap wajah mabuk itu. Tak ada yang berubah dari gadis itu.
"Saat ini... Aku sangat ingin menciummu, Jung Jimin." Lalu, ia menarik wajah Jimin dan akhirnya ciuman itu terjadi sekejap. Dan, itu pertama kalinya bagi Jimin mencium seseorang yang sangat ia cintai.
Jimin membelalakkan matanya. Entah dari mana keberanian itu datang, Jimin juga memegang pipi Seulgi.
"Hal ini tak akan pernah menjadi kesalahanku, Seulgi." Jimin lalu mendaratkan bibirnya pada bibir Seulgi. Entah kenapa gadis itu juga membalasnya. Semakin Seulgi membalasnya semakin gila juga Jimin dalam permainannya.
Seulgi memegang kepala Jimin agar ciuman itu tak terlepas. Seulgi di alam bawah sadarnya. Jimin sudah sangat gila sekarang.
Seulgi melepas ciuman itu, lalu menatap Jimin sebentar. Jemarinya menyentuh bibir Jimin yang basah akibat ulahnya. Jimin entah mengapa kembali menciumnya.
Hingga sampai Seulgi mencoba membuka kemeja putih Jimin.
"Aku ingin melakukannya bersamamu." Ucap Seulgi dengan rambut yang sudah acak-acakan dan matanya yang sayu karena mabuk.
Entah kenapa Jimin mulai melepas kemeja putihnya dan mendorong Seulgi hingga jatuh ke sofa itu. Melumat bibir Seulgi sambil membuka kemeja putih Seulgi. Seulgi melingkarkan lengannya di leher Jimin, membalas melumat bibir tebal Jimin.
"Kau benar-benar membuatku sangat ingin melakukannya." Ucap Jimin dan hal yang sesungguhnya tak diinginkan terjadi di sofa itu.
***
Gaes gaes minum duluuu 🌚Ngga gitu Jimin, ga boleh gitu Jimin, tahan hawa nafsumu hey park Jimin 🌚
Sorry ya ges, aku nggak ceritain detailnya wkwk ntar dikira ini cerita bokep lagi 😭👍🏻
Udah minumnya, kan?
Gimana nih? Apa nafas kalian sudah terkumpul :v
Wkwkwkwk 🌚
Tarik nafas dulu,
Aku ngga tau update nya kapan lagu huwwaa 😭
Tapi tetep stay tune yaaaa 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOLD [COMPLETED]
Fanfiction[SELESAI] Setiap orang, selalu punya rahasia di dalam hidupnya. Memeluk rahasia itu erat-erat. Choi Chanyeol, seseorang yang baru saja menjadi CEO di salah satu perusahaan properti di Korea Selatan, Blue Sky Company. Saat salah satu wartawan menanya...