BAB 40

642 65 6
                                    

Bau rumah sakit tercium pertama kali oleh gadis itu. Luka diperut membuatnya tak mampu duduk dengan baik.

Ia melihat seseorang tengah tertidur di sampingnya. Jung Jimin.

Seulgi mengelus rambutnya pelan, membuat Jimin terbangun.

"Apakah Wendy baik-baik saja?" Pertanyaan itu keluar pertama kali dari mulut Seulgi.

"Kemarin, Wendy datang menjengukmu. Namun, kau tak kunjung bangun. Tiga hari kau tak bangun, bahkan aku sudah siap kehilanganmu." Ucap Jimin, sorot matanya berkaca.

"Aku tak akan menghilang jika terus bersamamu."

Jimin lalu memberikan sebuah surat untuk Seulgi. Dari Wendy. Seulgi membukanya.

Untuk Hwang Seulgi.

Seulgi-ya. Jika kau sudah membaca surat ini, berarti kamu sehat-sehat saja. Aku sangat menangis melihatmu rela mati untukku. Melihatmu dengan darah yang membasahimu, membuatku sangat merasa bersalah. Terima kasih sudah menyelamatkan aku. Terima kasih sudah menjadi sosok kakak yang baik, ketua yang baik.

Jimin memberitahukanku satu hal. Kau mencintai Chanyeol, kan? Maaf, aku tidak tahu. Seharusnya kau memberitahuku, seperti yang kau bilang. Jangan pendam itu sendiri.

Kau tahu, Jimin bahkan tak pernah pulang dari rumah sakit sampai aku menulis surat ini di sampingmu, menunggumu bangun. Dia sosok yang terus ada untukmu. Tetaplah bersamanya.

Aku akan pergi, Seulgi-ya. Pergi menjauhi semuanya. Kau tak perlu tahu alasannya. Suatu saat kau pasti akan tahu, tidak hari ini tapi esok. Aku akan pergi ke tempat di mana aku merasa harus melepas kenangan itu.

Terima kasih untuk semuanya. Aku menyayangimu.

Wendy.

Seulgi menangis membacanya, Wendy akan pergi.

Orang yang menusuk Seulgi dan menyebarkan foto Chanyeol dan Wendy itu adalah Soojin. Soojin merencanakan ini semua.

Soojin sejak lama membenci Wendy, karena Wendylah kakaknya Soojin, Park Youngmin menjadi masuk penjara.

Saat itu Wendy masih kuliah dan Youngmin sangat menyukai Wendy, hingga menjadi stalker yang sampai memvideokan Wendy saat tidur, sampai akhirnya Wendy tahu dan melapor kepada polisi karena merasa terancam.

Youngmin mendapatkan hukuman penjara selama 3 tahun, dan membuat Youngmin menjadi depresi dan akhirnya bunuh diri. Soojin sebenarnya ingin membunuh Wendy sejak lama. Namun, ia masih menunggu takdir. Ia belajar keras agar masuk di perusahaan besar dan terkenal itu. Do'anya terkabulkan. Wendy bekerja di BlueSky.

Soojin meriset segala-sesuatu tentang Wendy. Wendy bersahabat dengan Jimin, dan Jimin yang sangat dekat dengan Seulgi membuatnya menyimpulkan mereka berhubungan erat, ditambah lagi dengan Soojin yang tahu Wendy sebenarnya adalah mantan kekasih Choi Chanyeol, dulu ia berpikir akan sangat mudah untuk mempermalukannya.

Ia mengikuti Wendy seharian, setiap hari. Beralasan menunggui pacarnya pulang, Soojin mengikuti Wendy kemanapun, sampai akhirnya ia melihat kejadian malam itu, memfotonya, lalu mengirimkannya kepada redaksi berita dan channel televisi. Rencananya sudah matang, hingga yang ia tusukkan pisau di hari itu bukan mengenai Wendy, tapi Seulgi.

Soojin sudah ditangkap dan dibawa ke polisi hari itu juga.

Seulgi menatap Jimin yang menatapnya sedari tadi wajahnya bertekuk ada marah, sedih, khawatir, kesal bercampur menjadi satu. Mata merah, bekas menangis.

Berapa lama Jimin sudah menangis?

"Maafkan aku sudah menyukaimu terlebih dahulu, lalu melarikan diri." Ucap Jimin.

"Berhenti bicara, Jimin-ah."

"Aku masih menyesalinya dan tidak bisa melupakanmu."

"Ap-apakah kau tidak lagi menyukaiku?" Tanya Seulgi, lalu menelan ludahnya sendiri.

Jimin enggan menjawab.

"Aku sangat membencimu, Hwang Seulgi." Ucap Jimin datar sekali.

Seulgi masih menangis, menunduk. Ditambah dengan perasaan itu, ia menyadarinya. Perasaan yang tak bisa ia bedakan.

"Aku sangat membencimu, karena kau membuatku khawatir. Aku sudah siap kehilanganmu, kehilangan sebagian hidupku." Jimin terbata-bata.

"Aku sangat membencimu karena kau mencintai dia. Tak pernah menganggapku ada."

"Aku sangat membenci... membenci diriku sendiri yang tak akan pernah bisa melupakanmu." Jimin menunduk. Seulgi masih mendengarnya. Mendengar keluh kesahnya.

"Aku sangat membencimu melihatmu kesakitan."

"Maaf. Aku hanya bisa berkata maaf. Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi." Seulgi terisak.

"Maaf atas segalanya, maaf atas rasa sakit itu. Rasa sakit yang terus kau lihat, kau rasakan saat melihatku dengannya."

"Dan..." Seulgi menghapus air matanya.

"Maaf telah membuatmu menunggu lama." Ucap Seulgi. Jimin mengangkat kepalanya. Apa maksudnya?

"Aku mencintaimu, Jung Jimin. Sejak lama." Seulgi menunduk, namun tak menangis.

"Kau mencintaiku sebagai sahabat." Ucap Jimin.

Seulgi menggeleng.

"Aku mencintaimu karena perasaanku." Ucap Seulgi. Tersenyum tipis.

"Kau selalu ada untukku. Aku tahu mengapa kau trauma dengan pukulan-pukulan, itu karena aku. Anak-anak SMP itu merampas uangku, lalu kau mengejar mereka dengan tubuh kecilmu." Jelas Seulgi. Jimin menatapnya intens.

"Aku tahu sebab aku bertemu salah satu dari mereka. Menceritakannya. Sejak hari itu, aku sadar cinta bukan hanya soal jatuh, tapi juga soal seberapa banyak kau selalu ada untuknya." Seulgi masih menjelaskan. Jimin masih belum paham apa yang terjadi.

"Bertahun-tahun kau selalu ada untukku, dan sela itu juga aku tidak sadar betapa kau adalah malaikat pelindungku. Aku bahkan tak menyadarinya, hanya berbicara tentang omong kosong itu."

"Aku mencintaimu, Jung Jimin. Sejak lama."

"Aku bahkan tak menyadari kalau aku punya perasaan itu. Aku tak bisa membedakan rasa cinta dan perasaan sebagai seorang sahabat. Aku menyadarinya sekarang, Jung Jimin. Aku lebih dulu mencintaimu, sebelum dirimu mencintaiku." Gadis tersenyum di depan Jimin.

Jimin meneteskan air matanya, entah bahagia atau sedih. Cintanya yang bertepuk sebelah tangan terbalaskan.

"Aku tak tahu harus berkata apa." Jimin menunduk.

"Aku tak akan mati sebelum bersama denganmu, Jimin-ah. Seperti yang aku katakan dulu, namun ini berbeda. Besok-besok, kita akan menikah dan punya dua anak-anak lucu. Perempuan dan laki-laki. Yang laki-laki, mirip denganku..."

"Yang perempuan mirip denganku." Lanjut Jimin.

Keduanya tertawa bahagia. Seulgi sempat memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

"Aku lupa membeli sesuatu. Besok-besok aku akan membelinya, kali ini aku katakan saja." Ucap Jimin. Seulgi menunggunya berbicara. Memegang jemari Jimin sejak tadi.

"Apakah kau mau khayalanmu itu menjadi kenyataan...

denganku?"

Seulgi mengangguk semangat.

Mereka berdua akan hidup bersama selamanya. Bahagia jika cinta terbalaskan oleh seseorang yang kita impikan. 

Memang tak ada yang spesial. Lamaran pernikahan dilakukan dirumah sakit sesaat setelah Seulgi sadar dari tidurnya yang selama tiga hari. Namun, rumah sakit tak jadi masalah. Selama Seulgi dan Jimin ada, semua tempat akan sama indahnya dengan semua cinta yang mereka punya.

Akhirnya setelah mengembara disetiap sudut perasaan, kisah Seulgi dan Jimin berakhir bahagia. 


****

Alhamdulillah SeulMin happy ending 😭

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang