BAB 14

567 88 5
                                    

"Kau tidak ingin pulang?" Jimin harus benar-benar bertanya saat melihat sahabatnya yang mungkin sudah gila. Seulgi berbaring di sofa milik Jimin dan berputar-putar seperti orang gila, tangannya sibuk memencet tombol like dan komen di laman SNS nya.

"Tadi kau ke sini untuk bicara soal pemasaran denganku. Kenapa kau malah bermalas-malasan di sini? Aku tidak suka jika manajer-manajerku bermalas-malasan sepertimu, Hwang Seulgi. Chanyeol salah memilih manajer untuk pemasaran." Ucap Jimin panjang lebar. Seulgi malah tak mendengarkan itu.

"Aku malas pulang ke rumah. Aku ke apartemenmu, ya?" Entah kenapa Jimin jadi terkejut mendengar ajakan itu. Padahal, Seulgi sudah biasa berkunjung ke apartemennya atau bahkan bisa menetap di sana.

"Ap-apa kau bilang?"

"Ya! Jimin-ah! Apa kau— Kau masih memikirkan kejadian waktu itu, ya? Hei, ini sudah setengah tahun berlalu, aku saja sudah melupakannya." Seulgi pembohong besar, ia tak bisa melupakan kejadian itu, saat di mana Jimin ingin menciumnya namun Soojin saat itu datang dan melihat itu.

"Terserah kau saja. Ayo pulang." Jimin meraih tasnya lalu keluar lebih dulu.

"Tunggu aku!" Seulgi juga meraih tasnya dan sedikit merapikan rambutnya yang berantakan.

"Mampir toko dulu, ya. Beli ramen dan bir." Seulgi menyelipkan tangannya di lengan Jimin. Mereka berdua memang sudah biasa seperti itu. Mungkin itu untuk Seulgi . Tapi, hal itu membuat Jimin bahagia karena masih bisa berdua dengan Seulgi.

"Tidak. Aku tidak mau kau mabuk di rumahku. Aku akan memasak untukmu." Jimin menatap sejenak Seulgi. Seulgi memutar bola matanya. Memang begitu, jika Jimin menyebutkan A pasti harus A, tidak boleh ada B.

Kebahagiaan Jimin itu lantas sedikit retak karena di depan terlihat pria tinggi sedang menunggu lift. Seulgi langsung melepaskan lingkaran lengannya dari Jimin dan berlari menuju pria tinggi itu.

Jimin menarik nafas agar bisa mengendalikan emosinya. Ia selalu mengingat nasihat nenek Wendy bahwa apapun yang terjadi kau harus selalu sabar menerimanya.

"Choi Chanyeol!" Teriak Seulgi. Yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum.

"Kau berlari untukku dan meninggalkan Jimin di sana? Kau gila, Seulgi-ya." Chanyeol dan Seulgi masuk ke dalam lift, diikuti oleh Jimin yang terakhir masuk. Malam-malam begini, lift memang sudah sangat sepi. Karena staff yang lain sudah lebih dulu pulang.

"Tumben kalian pulang berdua?" Chanyeol bertanya. Jimin tak peduli dengan apa yang ditanyakannya hanya fokus dengan mengetik sesuatu di handphonenya.

"Iya, aku ingin ke apartemen Jimin. Aku bosan di rumah." Jawab Seulgi yang berdiri di tengah antara Chanyeol dan Jimin.

Chanyeol mengangguk lalu menatap sekejap ke arah Jimin. Jimin memutar bola matanya.

"Chan. Bagaimana kehidupanmu setelah Wendy ada di sini?" Tanya Seulgi. Seulgi bertanya itu karena ia khawatir kalau Chanyeol akan kembali menata kenangan lama itu lagi bersama Wendy, dan ia tak akan pernah punya kesempatan.

"Aku baik-baik saja. Kenapa? Kau takut aku kembali dengannya begitu?"

Sebelum mengangguk, Seulgi menoleh ke arah Jimin. Jimin masih fokus dengan benda datar itu. Namun, Seulgi tak tahu jika hati Jimin sangat teriris.

"Aku kembali atau tidak bersamanya, itu bukan urusanmu, Seul. Aku tetap saja menolakmu. Sadarlah, dihidupmu ada Jung Jimin." Ucap Chanyeol. Pintu lift pun terbuka, Chanyeol lebih dulu keluar.

"Cobalah melupakanku dan memulai mencintai Jimin, Seulgi-ya. Have fun!" Ucap Chanyeol.

"Jimin-ah..." Panggil Seulgi.

"Hm.. Wae?" Tanya Jimin dan melangkah keluar dari lift dan diikuti oleh Seulgi.

"Kau tak apa?"

"Tenang Seul, aku sudah terbiasa." Jimin tersenyum.

***

"Aku pulang." Ucap Chanyeol setelah melepas sepatunya.

"Ku dengar kau berpisah dengan Wendy. Kau tidak memberitahuku, Chan." Choi Yeoncha—Ayah Chanyeol sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Bukan urusan ayah untuk tahu." Ucap Chanyeol.

"Aku khawatir padamu, Chan. Bagaimana keadaanmu malam itu membuatku sangat khawatir. Aku ini ayahmu, aku tahu situasimu saat itu. Dan memang benar, kau begitu karena kau berpisah dengannya. Sesaat setelah itu, kau menjadi sangat dingin." Chanyeol berhenti sejenak.

"Iya, aku begitu karena gadis itu, Ayah. Aku tidak bisa menerima kenyataan dengan apa yang aku lihat malam itu. Seharusnya aku bahagia bertemu dengannya, tapi ia memberiku kenangan buruk itu." Chanyeol menjadi sangat emosional.

"Itu pilihanmu, Chan. Antara kau yang ingin membenci atau mencintainya, itu urusanmu. Tapi, aku masih melihatmu masih mencintainya." 




***

Penampakan Seulgi yang Selca gabut di ruang kerja Jimin~ 😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penampakan Seulgi yang Selca gabut di ruang kerja Jimin~ 😍

uh gemas~

 playing AKMU - '어떻게 이별까지 사랑하겠어, 널 사랑하는 거지(How can I love the heartbreak, you're the one I love) 


Chanyeol masih terngiang-ngiang kejadian itu :(

Chanyeol masih terngiang-ngiang kejadian itu :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang