Chapter 02

2K 98 4
                                    

"Mas, pak, atau om? Terserah apapun itu, ini harus dibayar" tegas cewek didepan nya bersikeras daritadi.

"Kamu telat 5 menit" bela orang dihadapan nya tak mau kalah.

"Cuma 5 menit dong" protes Keiri.

"Waktu saya gak bisa dibuang-buang, saya bakalan kasih bintang satu" ancam cowok itu tegas.

"Ehh jangan main bintang-bintangan dong"

"Mending kamu pergi" usir nya lagi.

"Bayaran"

"Gak ada, kamu itu telat, bos kamu gak bilang kalau saya menghormati waktu?"

"Bukan hormat, gila waktu" tekan cewek itu pada kata 'gila' baik lah ini penghinaan.

"Berani kamu sama saya?" Tanya cowok itu dengan suara mulai seram.

"Apa? Walaupun bapak atau entah lah, punya rumah gede dan punya banyak uang, saya gak akan takut"

"Kamu pernah dengar marga Berthazorn?" Tanya cowok itu melipat kedua tangan nya.

"Pernah lah, siapa yang gak kenal keluarga kaya Berthazorn dan semoga keluarga Berthazorn tidak seburuk Lo"

"Maaf saja, saya adalah anak kedua dari keluarga Berthazorn, Kenzo Berthazorn" tekan nya kuat-kuat. Kenzo tak tahan lagi.

"Jangan mengada-ada, Kenzo itu ganteng, sedangkan Lo sebalik nya, burik" ucap cewek itu menusuk-nusuk dada nya.

Kenzo benar-benar sudah tak paham dengan gadis didepan nya ini. Apakah memesan makanan adalah hal yang buruk? Tamu-tamu nya kelaparan dan harus menunggu 5 menit lama nya. Tapi, tidak sampai gila juga. Kenzo itu menghargai waktu, hidup itu cuma sekali. Kenzo mengeluarkan KTP nya dan menunjukan tepat di depan muka gadis itu. Gadis itu gila. Belum pernah ada yang seperti ini pada nya, apalagi pakai kata 'lo' sangat tidak cocok.

"Sudah puas? Itu KTP asli, ambil jika mau diperiksa, saya mudah membuat nya" dilempar nya KTP itu dan pas mengenai muka cewek itu.

"Jika benar, maka bayar" cewek itu keras kepala.

"Tidak akan"

"Lo cuma ngaku-ngaku doang, muka tampang jalanan kek Lo, anak kedua keluarga Berthazorn? Mimpi!"

"Kamu meremehkan saya?" Lagi-lagi suara nya kembali seram.

"Ini hidup dan itu nyata"

"Ini ambil semua isi dari dompet saya, puas?"

Kenzo masuk kembali kerumahnya dengan langkah kaki yang panjang. Mungkin jika dia ikut lomba maraton tidak usah pakai lari. Jalan saja sudah mengerikan seperti itu. Sangat mengerikan.

Keiri tersenyum senang melihat isi dari dompet itu. Tidak ada yang biru semua nya merah. Astaga ini adalah rezeki untuk anak yang bersikap baik. Hadiah dari Tuhan memang tidak mengecewakan. Keiri tersenyum lalu tertawa puas. Keiri tau benar siapa pria yang tadi berbicara dengan nya. Kenzo Berthazorn, keluarga paling kaya di Negera ini. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga mereka, keluarga yang memiliki koneksi yang luas. Jika mau, mungkin mereka bisa menyingkirkan semua orang dengan sekali jentik. Bahkan mungkin semudah mematahkan lidi yang tak berdosa.
Kenzo terus menatap Keiri dengan seksama. Mata nya mengamati seluruh tubuh Keiri. Kenzo tidak mesum, ini adalah apresiasi. Lumayan untuk cewek galak seperti diri nya.

"Bantu aku mengurusi seorang semut jalanan" Kenzo menutup telfon nya ketika merasa bahwa orang seberang mengerti.

Kenzo memandang kepergian Keiri lalu tersenyum licik "macam-macam dengan ku butuh persiapan nona"

Keiri berhasil kembali dengan motor bos nya yang baru di isi dengan bensin. Keiri harus mengutuk motor nya nanti ketika sudah selesai, gara-gara marahan Keiri harus mengeluarkan uang ganda. Malah kuliah nya harus segera dibayar. Bagaimanapun Keiri masih punya cita-cita, Keiri tidak bisa berhenti begitu saja.

Keiri pulang jalan kaki dan seterusnya menuju bengkel pak Apung. Karena tadi Kenzo memberikan nya 'sedikit' bonus, maka hari ini Keiri akan melunasi hutang-hutang nya. Sebenarnya Keiri tidak enak jika harus berhutang terus saat mampir dibengkel pak Apung, walaupun beliau terlihat sama sekali tidak keberatan tetap saja bagaimanapun pak Apung punya keluarga untuk dia hidupi.

Pak Apung terlihat akan menutup bengkel nya, para pekerja disana juga sudah pulang. Pak Apung menyuruh dengan isyarat untuk cepat. Keiri berlari kecil dan mengeluarkan beberapa lembar merah yang dia perkirakan sejak direstoran lalu menyerahkan nya pada pak Apung. Pak Apung malah terbenggong melihat sodoran uang dari Keiri.

"Tadi bapak ngomong gitu bukan buat kamu berinisiatif gini lho" ucap pak Apung malah membalikkan sodoran tersebut.

Keiri menggeleng "pak Apung kan punya keluarga, kan harus tetap hidup, udah pak ambil aja"

"Bapak ambil yang hari ini aja, yang kemaren gak usah, hitung-hitung sedekah" pak Apung mengambil yang dia kira cukup untuk bayar.

"Surga menanti ya pak?"

"Muka bapak udah bisa belum?"

"Bisa pak, bisa"

"Ya sudah mending kamu pulang dan istirahat, motor kamu sudah bapak buat lebih baik lagi, jangan di perawanin lagi"

Keiri hanya memandang pak Apung dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Keiri mengambil ahli motor nya dan mulai mendorong nya. Keiri akan berjalan saja hari ini dan tentu saja memarahi motor nya. Bukan memarahi tapi menceramahi.

"Han, jangan ngambek lagi ngapa? Akur dong, kita kan partner, nanti kalau duit gue abis buat bengkelin Lo, gimana gue idup, bisa-bisa Lo gue jual" ceramah Keiri sambil sesekali memukul motor nya pelan.

Hari ini lelah, sekaligus sukses dapat bonus banyak.

VOTE NYA JANGAN LUPA.

VOTE, KOMEN DAN SHARE AGAR SEMUA NYA JADI TAU!

TBC!

Bos and Me [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang