Keiri duduk bersama dengan Kenzo di cafe, tidak ada Riko sama sekali. Riko mendadak hilang beberapa hari ini, tidak ada pesan untuk Keiri seperti hari biasa dan tidak ada panggilan juga yang biasa dilakukan oleh seorang Riko. Entah ini hanya karena Riko yang berputar dalam hidup nya atau ada sesuatu dibalik semua ini, Keiri merasa sepi tanpa suara Riko yang mengisi gendang telinga nya.
Kenzo yang melihat raut wajah Keiri seolah bisa mengetahui bahwa pikiran wanita didepan nya itu tidak berada disini.
"Keiri" panggil Kenzo.
"Hm" nada lemas terdengar jelas.
"Kamu gpp? Sakit?"
"Gpp"
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu"
"Apa?"
"Ikut aku pulang" ucap Kenzo yakin.
Keiri terdiam mendengar perkataan Kenzo, seketika Keiri teringat pada omongan Satria yang menyuruh nya untuk pulang. Keiri berpikir ada baik nya juga dan ada benar nya juga omongan Satria. Saat ini Keiri seperti bertarung dan berlari dari masa lalu nya tanpa mau berdamai, jika seperti ini terus masa depan Keiri akan tidak indah karena masih ada bayang-bayang masa lalu.
"Oke"
Kenzo yang tadi menundukkan kepala nya kini mengangkat nya dengan tak percaya.
"Kamu mau?" Tanya Kenzo untuk menyakinkan diri.
"Iya"
"Beneran?"
"Iya, kalau gitu kamu pulang sana, kapan pulang nya nanti kasih tau"
"Oke, kalau gitu aku pulang dulu, kamu jangan kecapean"
"Iya"
Setelah mengusap-usap kepala Keiri, Kenzo berjalan pergi dengan hati yang berbunga-bunga. Dia benar-benar tak percaya kalau Keiri akan menyetujui ajakan nya itu. Kenzo benar-benar tak sia-sia mengikuti usulan Satria. Kalau sudah begini, Kenzo akan lebih gampang untuk mendapatkan Keiri kembali dan peluang untuk Riko akan semakin kecil belum lagi hari ini Kenzo tak melihat bayangan Riko itu. Ini adalah tanda yang baik.
∆∆∆
Riko tengah berada di ruangan kerja ibu nya, ibu nya menyuguhkan teh herbal yang biasa beliau minum. Riko benar-benar tak bisa pergi kali ini, rasa nya dia ingin membelah diri nya menjadi dua.
"Jadi gimana perusahaan?" Tanya ibu nya.
"Riko bisa" angguk Riko tersenyum.
"Kalau gitu, mama bisa serahin semua sama kamu"
"Iya ma"
"Kamu gak keberatan?" Tanya ibu nya menyakinkan.
"Engga, karena bagaimanapun aku makan dari uang perusahaan ini, ini juga perusahaan papa"
"Maafin mama ya, kamu yang harus nanggung semua nya" digenggam nya tanya Riko.
"Yang terpenting adalah kesehatan mama, coba tadi aku gak kesana, aku gak bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi"
Ibu nya Kenzo hanya bisa tersenyum, perkara di kantor tadi benar-benar mengubah keputusan Riko yang awal nya tak mau bekerja di perusahaan. Kondisi ibu nya menurun akhir-akhir ini, karena di kantor sedang banyak pekerjaan dan umur beliau juga sudah bukan muda lagi.
Riko menemukan ibu nya pingsan di ruangan nya, saat itu Riko ingin mengunjungi ibu nya untuk membawakan makan siang. Jika Riko tidak pergi saat itu, entah apa yang akan terjadi.
Riko benar-benar disibukan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk dengan dibawah bimbingan ibu nya. Riko akan bertanya jika ada yang tidak dia mengerti ditambah lagi ada bantuan ekstra dari sekertaris ibu nya.
Dalam waktu ini pun Riko jarang membuka hp nya, bahkan aktivitas nya untuk menghubungi Keiri saja dia tepiskan dulu untuk saat ini. Tapi, sekarang semua nya sudah kembali stabil, mungkin besok Riko akan mengunjungi Keiri.
Riko berjalan menuju kamar nya setelah mengantar ibu nya kembali ke kamar untuk istirahat. Riko membuka tirai kamar nya yang sudah entah berapa hari dia tutup terus. Ternyata setelah sekian lama tidak menatap awan dan langit dengan benar sangat membuat hati nya sedikit aneh.
"Sebentar lagi"
∆∆∆
Keiri tengah bersiap-siap untuk pulang bersama Kenzo, Kenzo memesan tiket dengan cepat. Ketika Kenzo pulang dan malam nya Kenzo bilang pesawat akan berangkat besok pagi. Keiri seperti nya akan menetap di negara kelahiran nya. Bara terlihat mengemasi mainan nya yang sedikit, Bara memang tak terlalu suka membeli mainan.
"Sudah sayang?" Tanya Keiri memastikan.
"Sudah" dijawab Bara penuh dengan senyuman.
"Bagus, maaf ya bikin repot"
"Gpp, Bara senang" Bara tersenyum semakin lebar lalu berjalan kearah Keiri.
Keiri tersenyum sambil mengusap-usap rambut Bara gemas.
"Om baik ikut tidak?" Tanya Bara tiba-tiba.
Keiri terdiam mendengar pertanyaan Bara, om baik yang dibilang itu adalah Riko. Benar, Riko seolah berhasil mengambil hari Bara membuat Keiri juga merasa senang sekaligus binggung. Binggung kenapa dia bisa senang. Riko juga tau hubungan apa yang telah terjalin antara Keiri, Kenzo dan Bara.
"Mama?" Panggil Bara.
"Iya sayang"
"Om baik gimana?" Tanya Bara.
"Om baik gak bisa ikut, kan om baik tinggal disini" jelas Keiri.
"Oh gitu, dia gak datang juga? Hari-hari sebelumnya juga gak datang"
"Mungkin lagi sibuk kerja"
"Tapi, Bara kangen om baik, pengen ketemu" Nada Bara terdengar lesu.
"Om baik nya lagi sibuk sayang, nanti juga ketemu, sekarang kamu siap-siap kita udah mau berangkat"
"Iya ma" Bara berlari kamar nya lalu turun membawa tas kecil nya.
VOTE NYA JANGAN LUPA.
VOTE, KOMEN DAN SHARE AGAR SEMUA NYA JADI TAU!
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos and Me [COMPLATE]
RomanceDia adalah seorang pria yang berpengaruh pada negaranya, secuil saja sampah masyarakat menyentuh nya maka tamat lah. Bertemu dengan orang yang tidak menghargai diri nya secara sepatutnya bukan hal yang dia ingin kan. Kenzo lah yang memulai nya... Ap...