Chapter 41

646 25 0
                                    

Pria dengan bahu lebar itu berjalan menggunakan pakaian serba hitam bahkan untuk topi dan masker yang dia kenakan pun berwarna hitam. Membuat nya sesekali di lirik oleh orang sekitar nya karena mungkin aneh saja. Atau parah nya lagi mungkin ada yang menganggap nya seperti pencuri atau preman jalanan.

Mata nya liar menatap sekitar nya menjaga kamuflase nya ini tetap akan sentosa. Lucu jika dia dianggap seperti preman padahal dia yang sebenarnya sedang menghindari preman.

Kepala nya menunduk dalam ketika 2 orang bertubuh besar dan penuh tato di lengan nya ada didepan nya. Dia menurunkan resleting jaket nya lalu menaikan nya kembali seolah-olah sedang memperbaiki jaket nya supaya enak untuk dikenakan. Dua preman tadi berhasil dia lewati. Saat sampai di gang rumah nya, barulah dia menurunkan masker nya lalu berlari secepat mungkin untuk sampai dirumahnya.

Riko adalah nama nya, benar, pria yang menolong Keiri tadi pagi. Riko Jo Andrean, adalah nama lengkap nya.

Riko melepaskan sepatu, topi dan juga jaket ketika sudah mengunci pintu rumah nya. Seperti nya besok dia harus mencari tempat tinggal baru lagi. Akhir-akhir ini preman yang disuruh oleh ibu nya entah kenapa sering terlihat disekitar rumah nya. Entah itu kebetulan atau memang para preman itu sudah mencium keberadaan diri nya.

Kenapa dengan Riko dan ibu nya?

Itu hanya masalah antara ibu dan anak yang menurut nya sudah memasuki hubungan toxic.

Riko membuka ponsel nya dan menuju galeri ponsel nya. Dia tersenyum bagai orang gila yang sedang dilanda cinta. Benar, Riko sedang tergila-gila karena cinta. Entah lah selama ini dia sudah berkelana jauh soal cinta, tapi entah kenapa yang kali ini rasa nya berbeda. Membuat nya seolah seperti orang yang baru merasakan nya untuk pertama kali.

Berbunga-bunga...

Bahagia...

Senyum tanpa sebab...

Dan ingin selalu ada di samping nya...

Riko mengacak-acak rambut nya lalu mematikan layar ponsel nya. Riko berjalan masuk kearah dapur dan meraih gelas. Dituang nya air dingin untuk mendinginkan tenggorokan nya. Riko merasa senang disertakan lelah hari ini.

Drtttt drtttt drtttt

Ponsel nya bergetar, dilirik nya nama penelfon itu lalu Riko tersenyum cerah. Deretan gigi nya pun ikut hadir untuk mengungkapkan betapa senang nya ketika panggilan itu masuk. Rencana nya tidak sia-sia.

Keiri

Halo?

Maaf jika aku menganggu mu

Tidak apa-apa, ada apa?

Ini, kata teman kerja ku kau meninggalkan jam tangan dan gelang mu dimeja

Ah benarkah? Sebentar aku cek

Baik

(Sambil meletakkan gelas nya ke pencucian)
Ternyata benar aku lupa membawa nya

Jam tangan dan gelang mu sudah aku bawa pulang, jika mau kau ambil datang saja ke cafe ya

Baik lah, tapi mungkin besok aku tidak bisa

Oh begitu, ya sudah kau ambil saja kapan pun, aku akan selalu membawa nya

Maaf merepotkan mu

Tidak apa-apa, ini bentuk terima kasih ku juga

Kau sedang apa?

Aku sedang menonton

Oh, pantas aku mendengar ada suara, oh iya apa kau sudah makan?

Sudah

Oh kalau begitu, apa aku mengganggu mu?

Tidak, aku hanya nonton iseng saja

Ohh begitu

(Mama, ngomong sama siapa?)

Siapa itu?

Bukan siapa-siapa

Ohh, Keiri bolehkah aku menjadi teman mu?

Tentu

Aku merasa kau baik

Kau juga baik

Oh kalau begitu, aku boleh mengunjungi mu kapan saja kan?

Tentu

Dan kalau gitu, aku boleh menelfon mu atau mengirim pesan?

Tentu

Dan ya sudah, aku tidak mau mengganggu mu lagi, sampai jumpa

Iyaa

Tut tut tut

Riko memegang dada nya dengan mata nya melotot kecil. Serasa jantung nya sudah mau meloncat keluar. Mungkin terdengar dramatis tapi ini benar-benar terjadi ketika kau sedang merasakan benih-benih cinta tumbuh dalam tubuh mu. Ada saja yang membuat nya tersenyum sekaligus gugup.

Riko memandangi layar ponsel nya yang menyala kembali, kali ini sebuah pesan masuk. Dari orang ibu nya.

Sekertaris Jhon
Tuan muda saya harap anda bisa pulang, nyonya besar penyakit nya kambuh lagi

Read

Begitu lah Riko menanggapi pesan yang dikirimkan oleh sekertaris kepercayaan ibu nya. Riko kembali dilanda khawatir. Walaupun dia tidak suka dengan perlakukan ibu nya tapi bagaimanapun beliau adalah orang yang melahirkan dan membesarkan nya hingga seperti sekarang. Riko sadar kalau tanpa ibu nya dia tidak mungkin bisa hidup mewah seperti ini.

Riko meraih ponsel nya kembali, membatalkan pilihan awal nya yang ingin membaca pesan itu saja. Kini jari-jari nya menari dengan lancar di atas keyboard.

Sekretaris Jhon

Tuan muda saya harap anda bisa pulang, nyonya besar penyakit nya kambuh lagi

Aku akan pulang besok

Terima kasih tuan muda, nyonya besar akan senang mendengar ini

Jaga ibu ku baik-baik

Itu sudah tugas saya tuan muda

Setelah itu Riko benar-benar membaca nya saja lalu mematikan sepenuhnya ponsel nya, membawa nya masuk ke kamar. Saat ini mandi adalah salah satu hal yang dia butuhkan untuk penyegaran.


VOTE NYA JANGAN LUPA.

VOTE, KOMEN DAN SHARE AGAR SEMUA NYA JADI TAU!

TBC!

Bos and Me [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang