"tak ada yg mau mengingat masa lalu yang kelam, namun keadaan lah yang memaksa untuk mengingatnya. "
°°°°°°°°
Brak!
Pintu terbanting keras, hingga mengejutkan lelaki itu.
"lu siapa? "tanya el mengintimidasi.
Lelaki itu tetap tak bersuara, padahal dibelakang sudah ada dean, el dan juga gavin. Tangan kanan mereka telah memegang pistol.
"jadi, dugaan gua benar. Lu yg ngikutin gua"
Diam, lelaki itu tetap diam. Tak berani bersuara, atau justru tak ingin bersuara? Entahlah hanya lelaki itu yg tau.
"jawab gua atau lu mati. "ucap gavin.
"jadi, ini markas lu? "akhirnya, lelaki itu bersuara.
Suara itu, mereka bertiga mengerutkan keningnya. Berfikir keras, suara itu mengingatkan mereka pada seseorang. Namun, mereka semua ragu.
"varo? Apa ini varo?" batin dean.
"gk mungkin, ini terlalu cepat. Udah cukup gua seret dean dan gavin, gua gk mau nyeret varo. "batin el.
"ck, varo. Akhirnya lu dateng juga. "batin gavin
Perlahan lelaki itu memutar badannya, dan benar! Dugaan mereka semua benar! Orang itu adalah varo, orang yg sangat el lindungi agar tak masuk ke dunia kelam ini. Namun, sekarang sudah terlambat.
"kenapa kaliam tak memberitahuku? Apa aku bukan saudara kalian? "tanya varo dingin, matanya menyiratkan kekecewaan.
Tak ada varo yg bahagia, ceria. Kini yga ada hanya haro yg tengah kecewa.
"gua gk mau lu jadi kek gua! "ucap el tegas.
"kenapa?! "
"karna lu adik bontot gua! Lu gk boleh lecet!"
"lu pikir gua masih anak kecil yg perlu lindungan lu? Gua dah besar bang! Dean aja udah bisa kerja, sama lu. Apa gua gk pantes? "
"lu bukan gk pantes! Gua gk mau lu masuk kedunia yg kelam ini, dunia yg tak bisa membuat kita tenang ro! Gua pengen keluar dari sini, tapi gua gk bisa! "
"kenapa bang! Kenapa lu lebih milih dean dari oada gua! Apa gua gk sepintar dean? "
"itu sih salah satunya. "batin gavin.
"canda ro, jan ngambek ya. "lanjutnya.
"udah cukup gavin dan dean yv gua seret, gua gk mau lu juga keseret ro. Please, ngertiin keadaan gua. "
Raut amarah terukir jelas di wajah varo, rasa bersalab menyelimuti el. Kini semua hening, tak ada yg berani berbicara.
"gua akan buktiin klo gua pantes. "
"ro please, gua mohon sama lu. Lu gk boleh lecet sedikitpun, itu juga berlaku buat dean. Apa lu tau? Dean itu bekerja dibalik layar, dia gk bakal bisa kena serang musuh. Biar gua aja yg lecet, kalian berdua jangan. Kasihan daddy sama mommy. "
"bang?! "ucap dean.
"kalian pasti tau klo gua bukan anak kandung dari mommy dan daddy, gua anak haram! Gua gk mau kalian lecet karna gua! Biar gua yg nanggung akibatnya. "
Ya, el memang sudah tau jika dia bukan anak kandung dari dion dan vania. Tapi, el tetap akan bersikap seperti biasanya.
El menganggap mereka semua saudara kandung, dan el juga sudah tau bahwa dialah yg membunuh ibu kandungnya sendiri.
Namun, el tak menyesal. Karna ibu kandungnya memang bersalah, dan untuk ayah kandung el. Ia juga tau, tapi el menutupi itu semua.
Semua hening, diam, sunyi. Mereka memang sudah tau, namun mereka tetap menghargai el seperti kakak kandungnya.
Tak ada perbedaan yg dilakukan oleh semua keluarga terhadap el, karna mereka sudah menganggap el sudah seperti saudara kandung.
"gua haram! Gua penuh najis! Jadi please ro, jangan ikutin jejak gua. "
Tak lama suara ketukan sepatu bersautan, seorang wanita paruh baya tengah menuju ruangan kerja el.
Saat wanita itu membuka pintu, ia terkejut. Semua cucunya tengah berdiri menghadaonya, keadaan mereka semua kacau.
Gavin dengan wajah datarnya, dean dengan raut tak percaya, varo dengan wajah yg menyiratkan rasa kecewa teramat dalam, hingga el yg kacau.
Maria lantas menghampiri cucunya itu, perlahan ia mendekat el. Meraihnya kedalam pelukan, lalu ua menghampiri dean, varo, dan gavin.
Mereka berpelukan bersama, mendapat pelukan dari maria. Semuanya merasa lebuh tenang, keajaiban dari kehangatanlah yg mampu menghilangkan keteganga.
"duduk dulu, biar grandma yg jelasin. "
Semua menurut, tak ada yg berani membantah perkataan maria.
"jadi, varo? Kamu beneran mau masuk ke dunia kelam? "tanya maria.
"iya grandma, aku mau. "
"grandma.. "ucao el menyela.
"el, jangan potong omongan grandma! "
"maaf grandma. "
"klo kamu beneran mau, banyak resiko ro. Dan jangan menyesal! Ini keputusan yg telah kamu ambil, keluar dari dunia kelam ini sangat susah. "
"tidak apa apa grandma, aku sudah lelah hidup seperti org lain. Aku mau punya musuh, aku mau membunuh seseorang. "
"ro! Jaga omongan lu! Kasian mommy sama daddy. "ucap el frustasi.
"klo lu kasian sama mereka, kenapa lu gk keluar? "
"karna gua terlanjur terjun, dan ini terlalu dalam"
"jadi, jangan pernah lu cegah gua! "
"STOP! El, biarkan adikmu ikut. Biar dia merasakan apa yg kamu rasakan selama ini, jika dia lelah. Dia akan berhenti sendiri, meskipun itu mustahil. "
"tapi grandma.. "
"jika kamu mau melindungi varo dan dean, maka lindungi mereka. Jangan cegah, tapi kamu harus ada dibelakang mereka. ""baik grandma. "
Haihai......
Kasihan banget el, kek frustasi gitu.Sapa yg kangen arin...
Dipart yg berikutnya ya, jangan lupa pantengin terus.Udah gitu aja, lagi bingung mau ngomong apa:"
Makasih yg udah vote and comment.
Lopyu gaes:*

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK [END]
Rastgele*Jangan lupa tinggalin jejaks wan kawan* ------------- "aku ingin membunuhmu, tapi aku masih ingin bermain main denganmu" ............ Dingin, angkuh, kejam. Itulah sifat dari seorang devan erland alfariz, seorang ketua mafia yg perlahan menyeret sa...